14

1.1K 198 26
                                    

"Aku janji.
Aku tidak akan lupa lagi"

^




"Lo di sini?" tanya Jonghyun dengan raut sedikit bingung.

"Iya. Gue tinggal di sini sama Sejeong," sahut Daniel dingin. Pria itu tidak memperdulikan lagi tatapan bingung dari Jonghyun. Ia beralih melihat pada Sejeong yang masih nampak bertengger nyaman di punggung Jonghyun. Gadis itu bahkan hanya bisa membuka matanya setengah karna saking ngantuknya.

"Biar Sejeong sama gue." Daniel sudah ingin mengambil alih Sejeong dari punggung Jonghyun, namun perkataan berikutnya sukses membuat pria itu membeku.

"Gak mau! Je gak mau sama mas Daniel!" Iya, Sejeong yang berkata seperti itu. Daniel bahkan bisa melihat sorot kecewa di mata gadis itu.

"Kalau emang gak mau direpotin sama Je, bilang! Je janji gak akan ngerepotin mas Daniel lagi. Je gak akan deket-deket mas Daniel, biar mas Daniel tenang."

"Sejeong Safitri!" Daniel tanpa sadar mengeluarkan suara bentakannya, yang reflek membuat Sejeong semakin mengeratkan lingkaran tangannya di leher Jonghyun.

"Udah, Niel, biar Sejeong istirahat sekarang. Mungkin ini karna dia terlalu kecapean," Jonghyun buru-buru menengahi.

Daniel hanya bungkam. Dibiarkannya Jonghyun membawa tubuh Sejeong naik ke lantai atas, sementara ia terus mengekori di belakang.

Di dalam lift yang memang hanya ada mereka bertiga di sana, hanya ada keheningan yang tercipta. Daniel maupun Jonghyun sama-sama memilih tak buka suara, meskipun dalam benak mereka masing-masing ada banyak pertanyaan yang ingin mereka lontarkan satu sama lain, ini karna keduanya menyadari kalau Sejeong sudah tidur. Mereka tidak ingin mengganggu tidur gadis itu.

Sampai di koridor yang menghubungkan ke apartemen mereka, Daniel berjalan lebih dulu guna menunjukkan jalan untuk Jonghyun. Daniel hampir melupakan jika Sejeong sudah tidur. Lalu bagaimana mereka bisa membawa Sejeong masuk ke rumahnya. Akhirnya, Daniel membuka pintu apartemennya sendiri. Dan tanpa curiga Jonghyun membawa Sejeong masuk ke sana.

"Kalian bener-bener tinggal berdua di sini?" tanya Jonghyun setelah merebahkan tubuh Sejeong ke tempat tidur dan kemudian menghampiri Daniel yang terlihat memperhatikan dari luar kamar.

"Iya," jawab Daniel sambil bersidekap.

"Cuma berdua?"

"Iya"

"Ada hubungan apa kalian?"

"Tunangan. Sejeong itu tunangan gue. Kita dijodohin"

Jonghyun tadinya terkejut setengah mati mendengar pernyataan, sebelum kemudian ia mencoba tertawa hambar, "Lo pasti bercanda kan?"

"Bisa dibunuh nyokap gue gue kalau berani main-main soal ini," sahut Daniel dengan tampang serius.

Dan kali ini Jonghyun menanggapinya jauh lebih serius. Tangannya bahkan tanpa sadar sudah terkepal kuat.

"Jangan main-main lo, Niel! Lo tau kan gue suka Sejeong? Kenapa harus lo sih? Lepasin dia buat gue, Niel!"

"Lo bisa diem gak?" Daniel setengah mengancam, mengingat suara keras Jonghyun itu bisa saja membangunkan Sejeong.

"Niel, please," kali ini Jonghyun berujar pelan, "Lo gak pernah suka kan sama Sejeong? Jadi jangan ngasih harapan ke dia, Niel. Biar gue yang bahagiain dia"

"Lo mau bahagiain dia? Nembak dia aja lo masih belum berani kan?"

Tanpa bisa ditahannya lagi, Jonghyun menarik kerah baju Daniel dengan kasar. Pemuda itu juga memandangi Daniel tajam.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang