Part 19

491 55 5
                                    

"Ada apa nih? Kok perasaan ku gak enak" Ujar Ridwan.

"Mending kamu segera kesana Wan, takutnya ada yang penting" Ujar Selfi yang ada di dekat Ridwan.

"Iya Wan" Ujar Rani.

"Yaudah aku kesana dulu ya" Ujar Ridwan berlalu pergi kekantor.

"Iya Wan" Ujar Selfi dan Rani serentak.

Di depan kantor Ridwan langsung mengetuk pintu.

Tok tok tok
"Permisi pak" Ujar Ridwan yang memperlihatkan kepalanya dari pintu karna pintu kantor tidak tertutup.

"Masuk Wan" Ujar Pak Danang.

"Ada apa pak? Kok saya dipanggil?" Tanya Ridwan penasaran. Hatinya merasa sangat cemas.

"Adek kamu Rara dan Jan kecelakaan saat menuju rumah sakit Wan, sekarang bapak izinkan kamu pergi menyusul" Ujar Pak Danang.

"Apa pak? Kok bisa sih pak?" Tanya Ridwan kaget.

"Rem ambulance sekolah blong Wan, dan nanti bapak yang akan bertanggung jawab biaya pengobatannya" Ujar Pak Danang.

"Bukan masalah biaya pak, tapi nyawa adek saya" Ujar Ridwan emosi.

"Iya Wan bapak tau tapi ini musibah Wan, maafkan sekolahan atas kelalaian kami" Ujar Pak Danang.

"Baiklah pak, saya mau nyusul kerumah sakit, Permisi" Ujar Ridwan bergegas pergi kekelas untuk mengambil tas lalu pergi kerumah sakit.

"Ada apa Wan?" Tanya Selfi yang heran melihat Ridwan terburu-buru.

"Mobil ambulance yang dinaiki Rara sama Jan kecelakaan sel, remnya blong dan aku harus buru-buru kesana" Ujar Ridwan sambil membereskan buku pelajarannya.

"Astagfirullah, hati-hati dijalan ya Wan nanti aku sama Rani nyusul pulang sekolah" Ujar Selfi.

"Iya Sel, Ran aku pergi dulu ya" Ujar Ridwan.

Di depan kelas Irwan yang melihat Ridwan terburu-buru bingung dia langsung bertanya pada Selfi.

"Bang Uwan kenapa buru-buru Sel?" Tanya Irwan.

"Si Rara sama Jan kecelakaan Ir" Ujar Selfi.

"Oh gitu" Ujar Irwan yang tak begitu kaget karna dia sudah menduganya.

Arman dan Dimas langsung menarik tangan Irwan.

"Jadi ini maksud lu nyuruh kita tadi Ir?" Tanya Dimas.

"Lah itu udah tau , ngapain nanya" Ujar Irwan.

"Gila ya lu! Katanya sayang sama Rara, kok malah celakain Rara sih?" Tanya Arman heran.

"Gua dendam sama mereka, apalagi si bule Thailand itu, tadi dia kan mukul gua" Ujar Irwan.

"Serah lu deh bro" Ujar Arman.

Mereka bertiga langsung duduk di tempat masing-masing karna pelajaran akan dimulai.

----------------
Di Rumah Sakit.
Jan dan Rara sedang ditangani dokter, Rara terkena luka yang tak terlalu parah dia hanya luka-luka di kaki dan tangan dia pingsan karna shock, tapi lain hal dengan Jan kakinya yang tertimpa besi keras , membuat Jan harus menerima kenyataan pahit.

"Bagaimana dok keadaan mereka? Dan keluarganya sedang menuju kesini" Tanya Pak Sopir ambulance tadi pada dokter yang baru keluar dari ruangan Rara dan Jan.

"Adik yang perempuan tidak apa-apa pak dia hanya sedikit luka-luka dan pingsan karna shock dan untuk yang laki-laki, emm kita tunggu keluarganya saja pak nanti saya jelaskan pada keluarganya" Ujar Dokter itu.

Tak lama kemudian saat dokter masih berbincang-bincang dengan pak sopir ambulance, Ridwan datang dengan panik dan cemas.

"Dok.. Dok bagaimana keadaan adek saya Jan dan Rara?" Tanya Ridwan.

"Oh kamu kakaknya ya?" Tanya Dokter itu.

"Iya dok, Rara adek saya dan Jan tetangga saya" Ujar Ridwan.

"Em gini dek, adek yang perempuan tadi dia gapapa hanya luka kecil dan pingsan karna shock tapi sebentar lagi pasti sadar tapi untuk yang laki-laki tadi.." Ujar dokter yang belum selesai bicara tapi dipotong oleh Ridwan.

"Jan kenapa dok?" Tanya Ridwan panik.

"Dia mengalami luka parah dikakinya, karna tertimpa benda cukup keras sewaktu di ambulance dan membuat dia sementara tak bisa berjalan dulu, harus pakai kursi roda tapi nanti dia akan diterapi agar kelumpuhan yang bersifat sementara ini bisa segera sembuh" Ujar Dokter menjelaskan.

"Astagfirullah Jan" Ujar Ridwan kaget. " Baiklah makasih dokter" Ujar Ridwan.

"Iya sama-sama saya permisi dulu ya" Uaar Dokter itu berlalu pergi.

Ridwan langsung menelfon Ibunya.

Call On.

"Assalamu'alaikum Wan, ada apa? Kok tumben jam segini telfon" Tanya Ibu Ridwan heran.

"Waalaikumsalam bu, ini bu, Ridwan ada di rumah sakit, Rara dan Jan kecelakaan bu, saat menaiki mobil ambulance sekolahan." Ujar Ridwan.

"Astagfirullah, trus bagaimana keadaannya Wan?" Tanya Ibu Ridwan.

"Rara baik-baik saja bu, dia hanya shock, tapi Jan dia lumpuh sementara bu, tolong beritahu Mami ya bu" Ujar Ridwan.

"Ya Allah Jan, iya Wan Ibu akan kasih tau Mami lalu menyusul kerumah sakit" Ujar Ibu Ridwan.

"Baik bu" Ujar Ridwan.

Call Off.

Rara tersadar dari pingsan nya, dia memanggil nama Jan, Ridwan yang mendengarnya langsung masuk keruangan Rara.

"Baby.. Baby..." Ujar Rara.

"Dekk ini Abang" Ujar Ridwan.

"Bang, Baby mana?" Tanya Rara.

"Itu Jan Ra," Ujar Ridwan sambil membuka kelambu yang memisahkan antara Rara dan Jan.

"Baby kok belum sadar Bang?" Tanya Rara kuatir.

"Emm" Ujar Ridwan ragu untuk memberitahu Rara.

"Bang? baby kenapa?" Tanya Rara lagi.

"Jan dia.." Ujar Ridwan terhenti.

"Ayolah Bang beritahu Rara" Ujar Rara semakin panik. Tapi Ridwan tak kunjung memberitahu, Ridwan memilih menunggu Mami dan Ibunya datang dulu baru memberitahu.

"Nanti abang kasih tau dek kita tunggu Ibu dan Mami dulu yaa" Ujar Ridwan.

Rara masih sangat mengkhawatirkan Jan dia menatap Jan tanpa berkedip.

'Semoga Baby baik-baik saja' Batin Rara.
.
.
Bersambung...
Gimana nih ceritanya?
Gimana ya keadaan Jan..
Baca dinext part yaa...

Jangan lupa Vote dan Comment nya ..
Author tunggu kritik dan saran nya agar Author semangat lagi ngetiknya.😊

Follow Ig:
@jnations_wikaayu354
Terimakasih...

My Little Friend Is Now My Lover [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang