Part 32

495 58 9
                                    

Mereka pun masuk ke pelajaran. Setelah waktu istirahat tiba mereka segera menuju ke kantin untuk makan.

Tak lama kemudian setelah mereka memesan makanan ada Ridwan, Selfi, Rani dan sosok yang tak asing dimata mereka tapi jarang bergabung dengan mereka. Ya orang itu Irwan.

"Haii adek-adek Abang" Ujar Ridwan manis.

"Hai juga Abang ganteng,,, tapi bo'ong" Ledek Rara.

"Yeeh biarin yang penting Abang udah laku" Ujar Ridwan sambil menjulurkan lidahnya. "Dan karna hari ini Abang seneng udah jadian sama emm sama Selfi jadi kalian makan gratis, kecuali Rara" Ujar Ridwan tertawa cekikian.

"Rara bisa bayar sendiri, ehh btw kak Selfi kok mau sih sama Bang Uwan, dia itu kalok tidur suka merem tau gak sih kak" Ujar Rara tertawa renyah.

"Yee geblek emang orang tidur merem kali" Sahut Riski.

"Hahaha adek bisa aja" Ujar Selfi tersenyum malu.

"Tapi Bang kita kan mau ditraktir Jan" Ujar Riski spontan.

"Emang Jan ada acara apa?" Tanya Irwan yang membuat mereka merasa asing tapi harus segera menerimanya.

"Tak lah Jan hanye ade riski sikit je dari Ayah tapi kalo hari ni Abang nak traktir tak pe, Jan esok je lah" Ujar Jan berusaha menutupi hubungannya dengan Rara didepan Abang Uwan dan sosok asing itu, Irwan.

Semua sahabatnya hanya mengangguk karna mereka tak ingin Irwan tau, biarkan Irwan berubah menjadi lebih baik baru dia diberitahu. Tak lama kemudian Asya datang bergabung, dia duduk di sebelah Jan. Lalu makanan pun datang.

"Ra, kakak suapin ya" Ujar Irwan yang sudah mengulurkan tangannya untuk menyuapi Rara. Sontak Jan dan Rara kaget lalu Rara melihat Jan. Jan mengangguk ragu tapi dia harus kuat.

"Iya kak makasih" Ujar Rara.

Uhukk uhukk
Asya tersedak baksonya, dengan reflek Jan mengambil minum dan memijat pelan punggung Asya agar tak batuk lagi.

"Kau tak pe Sya?" Tanya Jan panik.

"Tak pe lah Bang" Ujar Asya tersenyum.

"Pelan-pelan makannya ya Sya" Ujar Jan dengan penuh kasih sayang. "Sini Jan suapkan, daripade tersedak lagi nanti" Ujar Jan.

Rara hanya menggigit bibir bawahnya melihat hal itu. Teman-teman Rara pun hanya terdiam mereka takut salah bicara.

"Ehemm, kalian pacaran yaa" Ujar Irwan tertawa kecil.

"Tak lah Kak" Ujar Jan.

"Jan ni Abang Asya je lah, Abang Asya yang paaaaling baik, Asya sayang Abang" Ujar Asya tersenyum lebar.

'Nih anak satu ngapain sih deketin Baby mulu, pakek bilang sayang segala lagi, didepan temen-temen' Batin Rara.

"Iye Asya, oh ye mulai hari ni Asya tinggal kat rumah Jan yee, hari ini Ical kembali ke Malaysia die cakap tak sempat bagi tau Asya" Ujar Jan.

"Yeee, berarti Asya bise same-same Mami Asya lah" Ujar Asya senang.

"Mami?" Sahut Putri heran.

"Ehmm iye Mami Jan lah" Ujar Asya gugup.

Rara yang tak kuat lagi melihat hal itu langsung pergi tanpa permisi, dan tak menunggu lama Jan langsung menyusul. Dia tau Rara marah padanya.

"Yaya..." Panggil Jan.
"Maafin Jan ye dah buat Rara sakit hati, tapi Asya cume adik lah untuk Jan" Tambah Jan.

"Iya Baby, Rara gapapa kok" Ujar Rara tersenyum. Jan langsung menggandeng tangan Rara dan mengajaknya kekelas.

My Little Friend Is Now My Lover [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang