Part 15

523 53 10
                                    

  Sampai di bawah, Jan menurunkan Rara di soffa. Lalu Jan mengambik obat merah.

"Rara kenape pula tu Jan?" Tanya Mami Jan.

"Jatuh tadi Mami" Ujar Jan sambil mengobati kaki Rara.

"Parah tak Jan, kalau parah bawalah kat hospital" Ujar Mami kawatir.

"Tak apa lah Mami, Rara gapapa" Ujar Rara menahan sakit.

"Yasudah Mami nak siapkan makan dulu ye" Ujar Mami lalu berjalan kedapur.

"Masih sakit tak Yaya?" Tanya Jan yang sudah selesai mengobati luka Rara.

"Dah mendingan Baby" Ujar Rara mencoba menggerakkan kakinya.

  Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu rumah Jan.

"Permisi" Ujar orang itu yang tak lain adalah pak pos.

"Iye , ade ape pak?" Tanya Jan Ragu, firasatnya mulai tak enak.

"Benar ini rumah Ibu Hayati dik?" Tanya Pak Pos itu.

"Iye benar Pak" Ujar Jan, Batinnya mulai berkecamuk.

"Ini ada surat untuk Ibu Hayati, tolong tanda tangani disini ya dek, dan ini suratnya" Ujar Pak Pos itu lalu meminta Jan tanda tangan.

"Makasih Pak" Ujar Jan.

"Iya dek" Ujar Pak Pos dan berlalu pergi dari hadapan Jan.

  Sebelum memberikan ke Maminya Jan membaca dulu surat itu, dia sangat penasaran dengan isinya.

Bruk..
Jan tersungkur kebawah, dia tak kuasa menahan air matanya setelah membaca surat itu.
Jan menangis sejadi-jadinya.

"Jan kira ini hanye mimpi, tapi kenape mimpi buruk ini jadi kenyataan, Jan tak bisa Ya Allah, Jan tak ingin Ayah dan Mami pisah" Isak Jan.

  Rara yang mendengarnya langsung berjalan keluar, Rara mendapati Jan tengah menangis.

"Baby kenapa?" Tanya Rara sambil membantu Jan berdiri.

  Jan hanya memberikan surat itu tanpa berkata apapun kepada Rara, Jan masih belum bisa menerimanya. Rara membaca surat itu, lalu airmatanya juga menetes, Rara langsung sigap memeluk Jan.

"Baby harus kuat, Baby tak boleh nangis macam ni" Ujar Rara menenangkan Jan.

"Jan tak siap Yaya" Ujar Jan menangis dipelukan Rara.

"Ini semua dah taqdir Baby, dah tak payah nangis, Baby harus kuat, Mami butuh Baby" Ujar Rara lalu menghapus airmata Jan.

"Makasih ye Rara" Ujar Jan.

  Mami Jan yang mendengar suara tangisan langsung keluar, dia bertanya apa yang terjadi.

"Jan kenape nangis?" Tanya Mami Jan.

  Jan tak menjawab malah langsung memeluk Maminya.

"Mami, Jan tak siap lah Mami" Ujar Jan kembali menangis.

"Ade ape lah Jan? Mami tak faham?" Ujar Mami yang mulai merasa tak enak.

  Rara langsung memberikan surat yang ada ditangannya pada Mami Jan. Mami Jan langsung menangis dan memeluk Jan.

"Maafkan Mami Jan, Mami tak dapat pertahankan semue ni, Mami dah berusaha tapi ni dah keputusan Ayah kau, itupun untuk masa depan kau Jan" Ujar Mami Jan dan menangis dipelukan anaknya.

"Jan lebih baik tak sekolah asalkan Ayah dan Mami tak pisah macam ni" Ujar Jan.

"Baby tak boleh bilang seperti itu" Ujar Rara yang berusaha mengindisikan keadaan.

  Mami Jan melepaskan pelukan Jan. Lalu menghapus airmata Jan.

"Dah lah semue dah terjadi, kite tak payah nangis lagi Jan, dah sekolah lah, ini masalag Mami dan Ayah Jan tak payah fikirkan" Ujar Mami Jan.

"Iye Mami, Jan berangkat dengan Rara dulu ye" Ujar Jan.

"Iya Mami, Rara berangkat ya, Mami tak payah nangis lagi, dah lah Mami" Rara menghapus air mata Mami Jan.

"Iye Rara" Ujar Mami Jan.

  Jan dan Rara mencium punggung tangan Mami lalu bergegas berangkat tanpa sarapan dan sebelum berangkat Rara sudah bilang ke Abangnya untuk berangkat sendiri. Rara dan Jan berangkat naik motor Jan, di jalan Rara memperhatikan wajah Jan yang terlihat di spion dengan matanya yang sembab.

'Baby, Rara tak nak Baby macam Kak Irwan jadi jahat karna perceraian orang tuanya, Rara harap Baby mamou menahan amarahnya' Batin Rara.

"Baby yang kuat ya" Ujar Rara memeluk Jan dari belakang.

"Iya Yaya pasti" Ujar Jan lalu mengelus pelan tangan Rara yang melingkar diperutnya.

  Jan tersenyum kecil.

'Makasih Yaya dah selalu ada untuk Jan, Jan sayang dengan Rara, rasa ini dah lebih dari sahabat Yaya' Batin Jan.
.
.
.
Bersambung...
Happy Readings gak gaes?
Semoga yaa..
Author baper nih sama ceritanya di Part ini..

Oh ya jangan lupa Vote dan Comment nya ya gaess....

Follow Ig:
@jnations_wikaayu354
Terimakasih...

My Little Friend Is Now My Lover [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang