21

3.2K 534 69
                                    

--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ 21. BOYFRIEND ]

Suzy merasa bibirnya kelu, dia bahkan lupa caranya bernapas untuk beberapa saat. Bernapas Suzy, bernapas― wanita itu membatin, mengerahkan dirinya untuk kembali bernapas dan bersikap normal sebelum Myungsoo sadar akan keterkejutannya yang memalukan ini.

"Telingamu merah, apakah kau kedinginan?"

Rasanya baru saja Suzy bisa bernapas dengan benar lagi setelah sempat lupa bagaimana menghirup udara, tapi sekarang dia begitu lagi― saat Myungsoo melepaskan gengaman tangan mereka lalu menggunakan kedua tangan itu menutup kedua telinganya yang Suzy yakini benar-benar merah, sama seperti rona di wajahnya.

"Kenapa diam saja?" Tanya sang pria, malah menekan kedua telinga Suzy dengan telapak tangan. Mengantarkan kehangatan. Dengan senyuman canggung Suzy berkata, "bukan apa-apa." Wanita itu tidak berani menatap tepat ke mata sang pria.

"Kau pasti benar-benar kedinginan, wajahmu juga ikutan merah." Ucap Myungsoo lagi, menilik wajah Suzy dari dekat sembari terus menekan telinga Suzy pelan-pelan. Wanita itu berpaling dengan suara deheman kaku terdengar, saat tatapan mata mereka tak bertemu Myungsoo mengulum senyuman senang. Sikap malu-malu yang Suzy tunjukkan sekarang, Myungsoo menyadarinya tapi pura-pura seakan dia tidak tau.

"Ya, lumayan dingin." Balas Suzy, melepaskan tangan Myungsoo dari telinganya membuat sang pria kembali meluruskan duduk dan mereka kembali melihat pemandangan di depan.

Tak ada yang bicara, sampai ke titik di mana Suzy gemetaran karena takut detak jantungnya yang menggila bisa ditanggap oleh indera pendengaran Myungsoo. Akan lebih baik kalau sekarang ada alunan musik yang lumayan kencang agar bisa menyamarkan bunyi detak jantungnya.

"Entah kenapa aku jadi ingin makan tteokbokki." Ucap Suzy tiba-tiba, "ayo cari tteokbokki. Aku yang traktir." Wanita itu berdiri, merapikan baju serta mantel yang ia kenakan sembari melirik singkat Myungsoo.

"Bawakan untuk ibumu sekalian, aku tau tempat tteokbokki yang enak."

"Begitu? Baiklah." Sang pria ikut berdiri, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie saat melihat Suzy melipat tangan di dada lalu berjalan duluan. Di belakang Suzy, Myungsoo tertawa kecil tanpa suara. Wanita itu sepertinya masih malu akan pernyataan cinta yang ia lakukan tadi.

Boyfriend

Suzy menghempas dirinya di atas ranjang dengan pakaian yang masih lengkap, kedua tangan wanita itu menyentuh dadanya sendiri lalu memekik tertahan dengan kaki yang menendang udara secara asal.

"Memalukan, memalukan!" Dia berucap demikian dengan mulut yang ditekan oleh telapak tangan, takut orang rumah akan mendengar teriakan tertahan yang ia keluarkan. Suzy tidak tau kenapa dia menjadi bersemangat seperti ini, seakan dia harus berteriak kencang dan juga melompat senang. Semuanya terasa aneh saat dia mengenal Myungsoo.

Mereka berpisah dengan singkat di depan rumah tadi. Myungsoo hanya mengelus kepalanya lalu melangkah mundur, menyuruhnya masuk terlebih dahulu kemudian pulang dengan kantung berisikan tteokbokki di tangan. Suzy seperti tak ingin pisah, tapi terlalu malu untuk mengatakannya. Dia pasti sudah gila kalau benar-benar mengatakan itu.

"Kenapa aku begitu? Aish!" Suzy menggeliat di atas ranjang, menekan kedua telinganya yang ia yakini kembali memerah karena tiba-tiba membayangkan penyataan cinta Myungsoo berluang kali.

Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang