9

3.1K 592 82
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ 9. BOYFRIEND ]

Bel tanda istirahat pertama berbunyi, saat bunyinya berakhir para siswa pun ricuh. Mereka berhamburan dari tempat duduk menuju teman mereka masing-masing lalu bergegas keluar. Myungsoo menggunakan waktu beberapa menit itu untuk menyalin tugas dari buku tugas Henry, untunglah pria jenius itu tidak masalah setiap kali Myungsoo menyalin tugasnya.

"Hei, kau tidak ke kantin?" Myungsoo menendang tidak terlalu keras kursi Suzy dari belakang saat dia melihat wanita itu tak bergerak dari kursinya, biasanya saat istirahat pertama Suzy akan pergi ke kantin untuk membeli roti ataupun susu kotak. Tapi hari ini wanita itu diam di kursinya dengan kepala yang tertunduk.

"Hei!" Myungsoo kembali menendang kursi itu, sembari menyalin tugas Henry ke buku tugas miliknya. Suzy bergeming, tidak merespon sama sekali. "Kau masih hidup?" tanya Myungsoo lagi membuat wanita yang duduk di kursi depan bergerak tak nyaman lalu berucap, "jangan ganggu aku." Dengan nada ketus.

"Isilah perutmu, jam istirahat kedua itu tiga jam lagi."

"Sudah aku bilang jangan ganggu aku."

Mendengar nada ketus dalam kalimat Suzy, Myungsoo pun hanya bisa mengerdikkan bahunya. Dia lanjut menyalin tugas tanpa kata kemudian mengeliat di kursi saat sudah selesai. Masih tersisa beberapa menit, cepat juga aku mencatat― batinnya sembari menutup semua buku dan meletakkan buku tugas Henry dalam laci meja sang pria yang sekarang entah ke mana.

"Suzy." Panggil Myungsoo, menyebutkan nama wanita itu karena dia merasa penasaran kenapa Suzy tiba-tiba jadi pendiam dan tak mau diganggu seperti tadi. Biasanya dia tak bisa diam di kursinya, pasti pergi keluar walaupun hanya sekedar melompat-lompat di koridor. "Kau tak apa?" Myungsoo mencolek bahu wanita itu menggunakan penanya yang sudah tertutup, Suzy masih bergeming.

Lagi-lagi Myungsoo menghela napas, dia lebih memilih dibentak dari pada didiamkan, apa lagi orang yang mendiaminya itu kekasihnya sendiri. Karenanya dia berdiri, mendekati meja Suzy lalu duduk di bangku Ji Eun yang kosong. "Kau sakit ya?" tanyanya, sebenarnya khawatir tapi tidak mau menampakkannya dengan jelas.

"Jangan ganggu aku." Suzy mengeliat, semakin membenamkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja. Berhasil membuat Myungsoo kembali menghela napas, "ke UKS kalau sakit." Timpal pria itu lagi, tak kenal kata menyerah.

"Aku tidak apa-apa." Suzy akhirnya mengalah, dia tak suka terus di recoki oleh pria itu dengan suaranya yang berat. Karenanya wanita itu memutar kepalanya, mengeluarkan wajah dari lipatan lengan kemudian menatap pria yang ternyata banyak bicara itu.

"Lalu kenapa kau terus menekuk wajahmu begitu? Tak dapat uang jajan?"

Suzy mencebik, memejamkan matanya dengan kening yang berkerut. "Hanya nyeri datang bulan, bukan masalah besar." Jelasnya kemudian, Myungsoo yang mendengar itupun mengangguk-anggukkan kepala. Pantas wanita itu tampak sensitif, sorot matanya seperti sorot mata orang yang siap memukul siapapun yang mengganggu.

"Tidak lapar?"

Suzy menggeleng sebagai jawaban.

"Yakin tidak lapar?"

"Berhentilah mengajakku bicara, ya Tuhan!" Suzy meringis, dia benci diganggu saat sedang merasakan nyeri datang bulan hari pertama. Rasanya seperti ingin mencakar siapapun yang mengajaknya bicara.

Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang