6

3.3K 585 102
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ 6. BOYFRIEND ]

Myungsoo dan Suzy sedang makan siang saat jarum jam menunjukkan angka dua belas, mereka memesan satu mangkuk kimchi jjigae ukuran sedang yang disajikan dalam panci keramik dengan dua mangkuk nasi serta lauk-pauk sampingan yang dhidangkan di atas piring-piring kecil di samping panci kimchi jjigae.

Suzy makan dengan tenang, menyuap nasi dengan sumpit serta menggunakan sendok untuk merasakan sup yang tersaji. Sup pedas yang direbus di dalam panci bersama kimchi serta sayuran, tahu dan bahan lainnya itu memiliki citra rasa yang enak, rasa pedasnya pas membuat wanita itu sesekali menganggukkan kepala karena suka dengan rasa yang terserap oleh lidahnya.

"Kau bekerja paruh waktu kan?" Myungsoo mengangguk dengan mulut penuh, pria itu baru saja memasukkan potongan tahu serta nasi ke dalam mulutnya. "Jenis pekerjaan yang seperti apa?" Pertanyaan Suzy tersebut tak langsung di jawab oleh Myungsoo karena pria itu asik mengunyah, setelah selesai dengan kunyahan tersebut barulah dia berucap, "mengangkat serta mengantarkan barang."

Suzy hanya bisa mengernyitkan keningnya, dia masih belum bisa membayangkan pekerjaan jenis apa yang pria itu kerjakan saat malam menjelang. Myungsoo yang menyadari itu tersenyum kecil, "aku bisanya tidak tetap pada satu pekerjaan, namanya juga kerja paruh waktu." Pria itu mengambil lauk-pauk sampingan yang tersaji dalam piring kecil di atas meja mereka.

"Beberapa minggu ini aku kerja mengangkat dan juga mengantarkan barang. Kau tau, pasar-pasar yang menjual pernak-pernik, baju dan perlengkapan lainnya― aku biasanya mengangkat barang pesanan mereka yang baru masuk saat malam hari. Kadang juga mengantarkan barang-barang itu ke luar kota dengan truk sesuai permintaan."

Suzy tersedak, menepuk-nepuk dadanya sendiri setelah itu. Myungsoo menyodorkan minuman pada Suzy yang langsung sang wanita teguk cepat, "truk? Memangnya kau punya izin untuk itu?"

Myungsoo menyeringai, "tentu saja tidak, kau pikir berapa usiaku?" dengan kekehan yang terdengar menyebalkan, Suzy hanya bisa membulatkan bibirnya dengan sorot mata tak percaya. Bisa-bisanya Myungsoo terlihat sesantai itu, "kau tau itu berbahaya bukan?"

"Kenapa? Kau mengkhawatirkanku?" Tanya Myungsoo dengan kedua alis yang ia turun naikkan, Suzy berdecih. "Kau bisa mendapatkan hukum pidana kalau sampai ketahuan." Ingat Suzy lagi penuh penekanan, dia tahu banyak anak-anak di bawah umur yang mengendarai sepada motor ataupun bekerja paruh waktu padahal usia mereka masih belum diperbolehkan untuk melakukan hal tersebut. Tapi Myungsoo jauh lebih keterlaluan, bagaimana bisa dia membawa truk barang ke luar kota.

"Itu kalau ketahuan, selama ini tak ketahuan. Aku juga membawanya saat tengah malam, dan kembali ke Seoul sebelum fajar. Tidak akan ketahuan, percayalah."

"Kau benar-benar berandalan, benar apa yang teman-teman sekolah katakan." Suzy mendengkus, merasa sia-sia saja mengingatkan Myungsoo karena nyatanya pria itu sama sekali tidak merasa takut. Dia malah terkesan santai.

"Bagaimana rasanya pacaran dengan berandalan?" Suzy lagi-lagi dibuat mendesis oleh pria itu, dia mengangkat kedua bahu acuh pertanda tak ingin menjawab. Suzy lebih memilih untuk mengambil sendok makannya, menyendok tahu dalam panci keramik lalu mengangkat sendok. "Makan saja dan jangan bertanya." Sondor Suzy ke arah Myungsoo, pria itu jelas saja membuka mulutnya dan menerima suapan dari Suzy. Tersenyum cerah setelah itu, setidaknya dia merasa bahwa mereka benar-benar pacaran seperti orang kebanyakan walaupun nyatanya semua ini berawal dari ketidaksengajaan.

Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang