Calon ibu tiri

669 28 2
                                    


Karena bagaimanapun bunda tetaplah bunda yang tidak bisa digantikan posisinya oleh siapapun

~Azra Angela~

***

Pagi ini seorang gadis dengan rambut kepangnya tengah duduk di meja makan bersama Ayahnya.

Tidak ada suara selain sentuhan sendok dengan piring di tempat tersebut.

Sampai akhirnya gadis tersebut mendorong kursinya kebelakang sambil berdiri "yah Ara pamit dulu assalamualaikum.."

Baru selangkah Ara meninggalkan tempat tersebut, Raffi menghentikan langkahnya.

"Sebentar sayang, ayah mau bicara duduk dulu" cegahnya

Ara tak menjawab apapun dan hanya mengikuti permintaan Raffi dengan tatapan penuh tanya.

"Kamu mau punya mama baru gak?" Sebuah pertanyaan yang sukses mengejutkan Ara

"Apa..? Ayah mau nikah lagi? Sama siapa yah" tanyanya

"Ayah rasa tante Fani cocok buat jadi mama baru kamu, dia baik" terang Raffi

"Apa..? Tan..tante Fani?" Pernyataan yang membuat Ara menganga tak percaya. "Aku gak salah dengar? Gak wanita itu gak boleh nikah sama ayah" ucapnya dalam hati

"Iya, kamu mau kan?" Bujuk ayahnya

"Gak yah Ara gak mau punya mama baru, Ara gak mau ayah nikah lagi titik...!!" Ucap Ara penuh penekanan disetiap katanya.

Ia kemudian pergi meninggalkan Raffi yang masih terduduk dikursinya dengan tatapan cukup kecewa.

"Sayang tunggu dulu..!" Cegahnya berulang kali namun Ara tetap melanjutkan langkahnya dan tidak mempedulikan panggilan ayahnya.

"Maaf ayah aku gamau kalau sampai ayah menikah dengan wanita itu, entah kenapa aku tidak menyukainya. Karena sampai kapanpun posisi bunda tidak akan tergantikan walaupun sekarang dengan teganya dia pergi entah kemana, tapi bunda tetaplah bunda yang Ara sayang" ujar Ara dalam hati.

Setetes cairan bening sukses terjun bebas dari kelopak matanya yang indah milik gadis itu.

Kali ini Ara pergi ke sekolah menaiki mobil milik ayahnya karena kalo dipikir lama-lama capek juga kalo sekolah naik sepeda.

Sepanjang perjalanan sekolahnya Ara masih belum berhenti memikirkan permintaan ayahnya, entah hatinya sangat gelisah dan takut jika wanita itu benar-benar akan menjadi ibu tirinya.

Dan dia? Dia sangat merindukan kasih sayang seorang bundanya yang sudah lama tak ia nikmati.

***

Sesampainya disekolah Ara bertemu ketiga sahabatnya dan ngerumpi bersama ala ciwi-ciwi sambil menyusuri koridor sekolah menuju kelas masing-masing.

Kelas Rista dan Lia yang berada cukup jauh dari kelas Ara dan Lisa mengharuskan perpisahan diantara keempatnya diperempatan lorong kelas.

Sejenak Ara melupakan kejadian tadi pagi dan bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apapun, kembali menjadi gadis yang ceria.

Tok...tok...tok...

"Kak segera ke lapangan kak..!" Ucap seorang pengurus OSIS yang sedang berdiri didepan pintu kelas.

"Ahh elah baru aja masuk juga" gerutu Lisa yang baru memasuki pintu kelas bersama Ara.

"Udahlah ga guna juga lo ngomong kek gitu, noh liat masih dijagain depan pintu" celoteh Ara mengarahkan jari telunjuknya kearah pintu.

Bukannya pada keluar kelas malah pada asyik dengan aktivitasnya masing-masing tanpa menghiraukan orang yang berdiri bak patung didepan kelas, bangsat emang.

The strong girls (slow up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang