Halluu author minta maaf ya sorry banget lama gak up hehe:(
Buat gantinya ini partnya lumayan panjang gitu aja:')~Happy reading~
"Gue suka sam sama..."
"Sama?"
Triinggg...
Dyarrr dering ponsel Ara membuyarkan suasana.
"Yahhh.. itu ponsel Ara ngapain sih pake bunyi segala" geram Lisa dari kejauhan yang sedang mengintip, jangan dehh ngintip apaan coba. Memantau bersama yang lain, misi yang mereka rencanakan sebelumnya.
"Tau nih gak tau apa lagi tegang. Padahal dikit lagi tuh" sahut Edsel ikut geram
"Belum jodoh kali.. udahlah lagian mukanya si kampret juga udah kecut gitu" si kampret yang dimaksud Adney so pasti bess prennya dia si ketua kelas yang sok.
"Bentar ya rel" pamit Ara sedikit menjauhi Arel
"Emm..iya" jawabnya ragu-ragu
Arel mengacak rambutnya frustasi, haduh bener-bener gak sesuai rencana ini mah.
Setelah beberapa menit kemudian Ara balik ketempat semula.
"Ehmm maaf ya rel lama. Oh iya tadi mau ngomong apa?" Tanya Ara menyadarkan Arel dari lamunan menatap kepergian sang senja.
"Eh..oh..gapapa ko ra" jawabnya kikuk
"Yakin?" Tanya Ara sekali lagi
"Yakinlah" jawabnya pasrah
"Yaudah kita pulang yuk gue udah dicariin bokap" ajak Ara
"Yaudah ayo" jawabnya dengan muka lesu
"Iihh rel ayo ko diem si?" Melihat Arel yang hanya diam tak bergerak membuat tangan Ara menarik lengannya. Dan seketika Arel mengikuti Ara dan menatapnya penuh kepedihan, ehh dasar cowok tadi aja nggak mau sekarang nyesel kan lo.
***
"Ra lo ngantuk?" Tanya Arel yang melihat Ara ceklak cekluk dari kaca spion.
"Ahh ehh iya.. hehe" jawabnya bingung
"Yaudah tidur aja tapi pegangan ya nanti jat.." belum selesai Arel meneruskan kalimatnya Ara main nemplok aja di punggung, ini beneran ngantuk apa mau modus si.
Hari yang sudah semakin gelap jalanan yang semakin sepi dan lokasi rumah yang berbeda membuat gerombolan bocah tadi harus berpencar.
"Ra.." panggil Arel lembut, ia tidak ingin mengganggu tidur sang tuan puterinya, eeaaa.
Ara masih menggeliat namun tak kunjung membuka matanya.
Hal itu mengharuskan Arel menggendongnya masuk kedalam rumah karena tidak tega.
Setelah meletakkan Ara diranjangnya kemudian ia keluar dan menemui ayah Ara yang sedang berbincang dengan seorang wanita yang tidak ia kenal.
"Permisi om"
"Ehh kamu temennya Ara ya? Ara gapapa kan?"
"Nggak om dia cuma ngantuk tadi terus ketiduran. Saya pamit dulu ya om"
"Ehh siapa nama kamu?"
"Arel om"
"Ohh.. iya Arel terima kasih karena kamu telah mengantar dan menjaga putri saya"
"Sama-sama om saya pulang dulu"
Ayah Ara hanya mengantar dengan tatapan tajam andalannya.
Memang sejak dulu belum pernah ada cowok yang main kerumahnya, termasuk Arvin yang dulu menjadi sahabat Ara dan, ya ini untuk pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The strong girls (slow up)
Teen FictionJika kamu percaya akan ada pelangi setelah hujan maka yakinlah akan ada kebahagiaan setelah perjuangan Percayalah tuhan selalu punya keajaiban disetiap rencananya yang kita lakukan hanya perlu mengikuti alurnya kehidupan yang telah direncanakan tuha...