Assalamualaikum sahabat readers tercinta♡
Hai guys, makasih ya yang udah setia sama TSG
Maaf lama:( tapi no problem di tunggu aja..~Happy Reading~
"Sayang kamu baik-baik di rumah sama mama Fani ya.. ayah berangkat keluar kota dulu"
Yah.. seperti yang kalian tau, semenjak ayahnya Ara menikah dengan tante Fani sekarang Ara tinggal bersama ibu tirinya di rumah keluarga tirinya.
"Ayah berapa lama?" Tanya gadis tersebut di sandaran pintu
"Sekitar 2 sampai 3 mingguan lah. Emangnya kenapa sayang? Kan sekarang kamu udah nggak di rumah sediri, kan Ara udah punya mama baru" bujuk Raffi
"Iya Ara, kan ada mama" Fani mengelus puncak kepala Ara sayang.
Ahh tapi entahlah rasanya Ara tidak tenang jika ia harus tinggal bersama mama barunya ini, bukan di rumahnya sendiri pula.
Rasanya Ara tidak ingin ayahnya pergi kemanapun, oh ayolah dia punya firasat yang buruk.
Mau tidak mau akhirnya Ara mengangguk mengiyakan keputusan ayahnya.
***
"Ehh Ara sini sarapan dulu" sapa Fani melihat putri tirinya turun dari tangga.
Ara hanya tersenyum tipis kemudian menghampiri meja makan dengan perasaan ragu.
"Ayo duduk sayang, nanti kamu telat" katanya
"Hari ini kamu mama antar ya sekolahnya, sekalian sama Rani" ucapnya di sela waktu makan mereka.
Ya.. Rani adalah keponakan mama tiri Ara, ya.. anak dari kakak Fani, usianya dua tahun lebih muda dari Ara.
Tapi rasanya beberapa hari saja di rumah ini Ara melihat mama tirinya pilih kasih terhadapnya dan Rani.
Sementara Ara harus sadar, dia bukan siapa-siapa, dia hanya seorang anak tiri yang ada karena pernikahan ayahnya dengan wanita ini, oh ayolah sudah pasti wanita ini lebih menyayangi kerabatnya.
"Sayang ayo jangan melamun dong" suara wanita itu membuyarkan lamunan Ara.
Kemudian Ara melanjutkan sarapannya.
***
"Rani jangan nakal ya yang pinter sekolahnya, tante jalan dulu" kata Fani saat mengantar Rani ke sekolah.
"Ara nanti mobil kamu mama bawa dulu ya, soalnya mama ada perlu di luar sebentar. Nanti telfon aja kalo udah balik" kata Fani.
Ara tidak menjawab pertanyaan mama tirinya karena yah dia tau itu bukanlah sebuah pertanyaan, you know lah jadi buat apa dijawab Fani juga nggak membutuhkan jawaban Ara. Kalaupun Ara harus jawab tidak dia akan tetap membawa mobilnya.
"Makasih ma" Ara tersenyum tipis sebelum membuka pintu mobil
"Hati-hati ya sayang"
***
"Woi" seorang cowok mengagetkan Ara saat tiba-tiba menepuk pelan pundaknya.
"Iiihh lo apa-apaan sih" kesal Ara memajukan beberapa centi bibirnya.
"Ihh sok imut banget sih lo hahaha" Arel mengacak puncak kepala rambut Ara dengan gemas.
"Hihh Arel.. berantakan nih rambutnya Ara" dengan muka yang masih setia cemberut Ara berusaha merapikan rambutnya yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The strong girls (slow up)
Teen FictionJika kamu percaya akan ada pelangi setelah hujan maka yakinlah akan ada kebahagiaan setelah perjuangan Percayalah tuhan selalu punya keajaiban disetiap rencananya yang kita lakukan hanya perlu mengikuti alurnya kehidupan yang telah direncanakan tuha...