Yujin menatap sekitar selagi kakinya melangkah melalui jalan setapak. Sudah lima belas menit berlalu sejak mereka memasuki perhutanan, namun belum ada tanda tanda akan segera tiba.
Yujin cukup menikmati perjalanan ini. Pemandangan alam yang hampir tak pernah ia jumpai membuat gadis itu besemangat.
Tak ada yang lebih indah dari kembali ke alam bukan?
Tawa kecil tercetus begitu saja ketika mereka menyebrangi sebuah sungai. Arus air yang tak terlalu besar terasa menggelitik telapak kaki Yujin.
Geli.
"Seneng?"
Pandangan Yujin beralih, menatap Doyoung yang entah sejak kapan tengah berjalan di sisinya. Ia baru menyadari kalau yang lain sudah berjalan jauh didepan.
"Iya."
"Harusnya enggak."
Kerutan halus nampak di dahi begitu mendengar penuturan ketus Doyoung. Yuna memang sudah mewanti-wanti kalau cowok itu emang agak galak, namun Yujin tak mengira bahwa ia akan terang-terangan seperti ini.
"Aku Yujin."
"Udah tau."
Tangan Doyoung terlipat didepan dada, ketara sekali kalau pemuda itu adalah seseorang yang angkuh.
"Jeruk disini punya gua."
"Hah?"
Doyoung menatap Yujin sekilas dengan malas. "Kalo ditawarin jeruk gausah dimakan."
Kerutan halus nampak di dahi atas respon ujaran pemuda didepannya itu. "Kenapa?"
"Banyak tanya!"
Yujin spontan memundurkan wajahnya ketika mendengar ujaran ngotot Doyoung. Setelah berteriak, cowok itu pergi begitu saja meninggalkan Yujin seorang diri di belakang.
Eh?
Apa-apaan itu tadi?!