Jiyeon telah sampai di rumahnya seraya memberikan tasnya pada salah satu pelayan yang menghampirinya.
"Dimana eomma?" tanya Jiyeon.
"Eoh, Jiyeon-ie kau sudah pulang" sambut Tae hee yang baru saja keluar dari area dapur.
"Eum. Eomma habis memasak ya?" tanya Jiyeon yang melihat begitu banyak hidangan di meja makan.
"Eoh. Ini kan sudah sore dan sebentar lagi waktunya makan malam, lagi appamu juga akan segera pulang kantor" jawab Tae hee seraya tersenyum.
"Naiklah ke kamarmu dan gantilah bajumu" suruh Tae hee di balas anggukan Jiyeon.
_
Tepat pukul setengah tujuh Jiyeon beserta kedua orang tuanya kini sudah berkumpul di meja makan. Mereka makan dengan begitu tenang tanpa ada yang membuka suara satupun, karena sebuah prinsip yang mereka pegang teguh yaitu tiada sebuah suara saat acara makan sedang berlangsung. Maka tak heran jika mereka makan dengan suasana hening saat ini karena sebuah prinsip yang ada dalam keluarga itu.
Lima belas menit kemudian acara makan tersebut pun berakhir. Yeochun terus memperhatikan sang putri yang baru saja menyelesaikan makan malamnya yang terlihat ingin mengatakan sesuatu. Maka saat Jiyeon sudah menyelesaikan makan malamnya Yeochun pun membuka suaranya.
"Bagaimana sekolah mu hari ini, Jiyeon-ie" mulai Yeochun.
"Eum, lumayan baik" jawab Jiyeon seadanya.
"Wae?" tanya Jiyeon bergantian bertanya.
"Ani. Appa hanya merasa senang mengetahui kau tidak menggunakan penyamaran lagi dan tiba-tiba memakai mobilmu yang bahkan baru sekali kau pakai itu" terang Yeochun jujur.
"Oh itu. Sebenarnya aku juga tidak mau memakainya dan lebih suka naik kendaraan umum saja seperti bus yang biasa ku naiki. Tapi identitas ku sudah terbongkar oleh nama menyebalkan itu" kesal Jiyeon diakhir katanya.
"Namja? Nugu?" tanya Tae hee pasal Jiyeon tak mengatakan apapun soal namja yang dimaksud nya itu.
"Hanya namja menyebalkan yang tak punya pekerjaan lain selain mengerjaiku setiap hari" dengus Jiyeon seketika.
"Apa dia begitu menyebalkan?" tanya Tae hee yang tiba-tiba melihat wajah kusut putrinya.
"Sangat menyebalkan" jawab Jiyeon.
"Mau appa turun tangan untuk mengurusnya?" ucap Yeochun yang langsung di balas celengan Jiyeon.
"Dwaeso. Appa hanya akan membuang tenaga appa saja karena dia itu anak dari pemilik sekolah itu" celetuk Jiyeon kesal mengingat wajah menyebalkan Jungkook yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.
"Mungkin dia menyukai putri eomma yang cantik ini setelah melihat wajah aslinya" goda Tae hee terkekeh.
"Ck! Eomma yang benar saja. Dia bahkan selalu mengganggu ku bahkan sebelum ia mengetahui wajahku yang sebenarnya" dengus Jiyeon.
"Dan apa maksud eomma bahwa dia menyukaiku? Yang benar saja namja menyebalkan itu menyukaiku sebab itu adalah hal yang masuk akal" lanjut Jiyeon semakin kesal mendengar ucapan ibunya yang hampir sama persis seperti ucapan Seokjin tempo lalu sebelum kedua orang tuanya kembali dari Jepang.
"Tiada hal yang tak masuk akal di dunia ini. Putri eomma kan cantik, jadi eomma yakin banyak nanya du dunia ini yang ingin menjadi kekasihmu" kata Tae hee.
"Eomma, sudah hentikan. Aku tidak mau membahas namja itu lagi. Aku ke kamar dulu karena masih ada tugas yang harus ku kerjakan" ucap Jiyeon.
Tae hee mengangguk dan di balas anggukan suaminya juga.
"Selamat malam appa, eomma" ucap Jiyeon sebelum berlalu menaiki tangga.
LITS
Jiyeon menutup pintu kamarnya lagi saat ia sudah berada di dalam kamarnya yang berukuran cukup luas itu. Jiyeon menghela nafasnya lagi saat mengingat ucapan Seokjin tempo hari beserta ucapan ibunya barusan.
"Bisa jadi, atau mungkin karena hal lain. Atau mungkin ia menyukaimu, mungkin." Jin mengangkat bahunya acuh.
Plak!
"Aduh! Sakit, Ji." sebuah pukulan melayang dengan tak berperasaannya ke arah kepalanya dan itu ulah Jiyeon.
"Kalau bicara itu jangan asal-asalan. Mana mungkin ia menyukaiku, bodoh." dengusnya.
"Jikapun ia menyukaiku, kenapa ia justru selalu mengganggu ku?" lanjutnya.
"Tidak semua orang harus mengatakan jika ia tertarik dengan seseorang maka harus mengatakan 'aku menyukaimu' dan mengejar-ngejar mereka, Ji. Tidak."
"Jungkook itu punya cara lain jika ia sedang menyukai seseorang." sambung Jin.
Dan setelah itu Jiyeon termenung mendengarnya hingga berasan ingin ke kamarnya. Dan perkataan ibunya barusan membuat Jiyeon berpikir keras tentang semuanya.
"Mungkin dia menyukai putri eomma yang cantik ini setelah melihat wajah aslinya" kata Tae hee.
"Tidak mungkin nanya menyebalkan itu menyukaiku" elak Jiyeon akan semuanya dan berusaha menutup matanya. Dan soal tugas yang ia katakan barusan itu semuanya tidak benar. Ia hanya beralasan karena ingin menghindari pertanyaan-pertanyaan lainnya yang nantinya akan membuat kepalanya harus bekerja keras lagi untuk mencari jawabannya.
"Aish.. Kenapa aku malah memikirkan namja menyebalkan itu. Sebaiknya aku tidur saja" ucap Jiyeon kemudian membaringkan tubuhnya yang terasa letih seharian ini.
_______
~TBC~Ekhemm.... Apa kabar guys😂😂
Lumutan pasti nunggu Chan. update ff ini😄😄😄Hi.. Chan balik nih jadi tolong jangan lupa vomment nya yah😘😘😇
Dan
Silahkan di Scroll ke bawah😅😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE SCHOOL [END] ✔
FanfictionKu tak tau apa yang sebenarnya tuhan rencanakan. Tujuh namja terpopuler yang begitu sangat ingin ku jauhi kini dua diantaranya harus terlibat denganku. Satu sebagai sepupuku dan salah satunya yang selalu membully ku. Menyebalkan, sungguh menyebalkan...