Prank

2.9K 245 76
                                    

Terinspirasi dari video-video "gay prank" karya anak-anak negara berkembang ini (banyak kok di youtube, cari aja)

The daddies- AU ("Bond" crossover)

Ahsan namanya. Seorang anak penghuni kelas 12 IPS 2 . Orangnya asyik, mudah bergaul, kadang suka ngelakuin hal yang aneh demi membuat teman-temannya tertawa. Sekarang karena sudah menginjak masa akhir di Sekolah Menengah Atas, kelakuan Ahsan semakin menjadi-menjadi. Bukannya semakin rajin, ia justru semakin malas mengerjakan tugasnya. Kalau ditanya alasannya apa, jawabannya selalu sama

"Udah capek gue tiga tahun digempur tugas mulu"

Teman-teman sekomplotannya berpikiran sama. Kecuali Ci Butet, alias Liliyana yang terkenal paling ambis di antara teman-temannya. Tak berbeda jauh dari kekasihnya, Tontowi atau lebih akrab dipanggil Owi. Hanya bedanya, keambisan Owi ada batasnya.

"Ngapain masuk sekolah sih? Udah USBN juga, harusnya minggu tenang"

Gerutu Tommy sembari memetik sinar gitarnya. SMA Bina Mulia baru saja mengakhiri kegiatan ujian sekolahnya. Namun anak-anak kelas 12 tetap diharuskan masuk untuk mengikuti pemadatan UN.

"Tau dah, ini juga mana lagi gurunya? Ci, Bu Umi mana?"

Ahsan yang sedang berkonsentrasi melawan musuh dalam PUBG tidak memalingkan wajahnya sama sekali dari layar ponselnya.

"Tadi gue udah ke ruang guru, Bu Umi katanya ngga masuk. Jadinya digantiin sama Pak Eko"

"Sekarang Pak Eko nya kemana?"

"Mana gue tau? Tadi udah gue panggil buat ke kelas dianya cuma nyaut 'Sabar, ngabisin kopi dulu' gitu"

Decakan kesal dari Ahsan mengakhiri permainannya. Ia memutuskan untuk mengunci layar gawainya karena kini benda itu terasa hangat di tangannya. Karena terlalu larut dalam game demi mencapai chicken dinner Ahsan sampai lupa waktu untuk membiarkan ponselnya beristirahat. Dengan lunglai Ahsan menyandarkan bahunya pada dinding ruangan. Memejamkan matanya, merenungi ujian tahap akhir yang akan segera ia hadapi. Sebuah pukulan keras di pahanya tiba-tiba membuyarkan pikirannya.

"Anjir hen, ngga usah nabok dong!"

"Eheheh, maap"

"Lu abis dari mana aja? Mentang-mentang ngga ada guru keluyuran mulu"

"Ini abis beli bakwan di kantin"

Sebuah plastik berisi bakwan yang dilumuri sambal kacang disodorkan Hendra mendekati wajah Ahsan.

"Mau lo?"

Tanpa aba-aba Ahsan membuka mulutnya lebar- lebar. Memberi isyarat pada Hendra untuk memberikan bakwan tersebut. Hendra yang paham akan isyarat tersebut segera mendorong pucuk bakwan ke dalam mulut Ahsan untuk ia gigit. Owi yang sudah tiga tahun berada di kelas yang sama dengan Ahsan dan Hendra sudah terbiasa dengan pemandangan semacam itu. Ahsan merupakan teman pertama Hendra di SMA. Laki-laki berparas oriental yang awalnya terkenal pemalu itu kini menjadi lebih supel sejak mengenal Ahsan. Sebaliknya, Ahsan yang terkenal terlalu supel, bahkan hampir tidak punya urat malu sekarang lebih tau diri dengan keadaan sekitar.

"Eh lu pada udah tau blom soal anak kelas 10 yang katanya homo itu?"

"Maksudnya homo Tom?"

"Ya homo, dia pacaran sama cowok juga. Aduh gue lupa namanya, anak IPS dia. Anjir ko lupa, eehhm"

Kuku-kuku jari Tommy mengetuk-ngetuk permukaan gitar hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Ci Butet yang sebelumnya terpaku pada buku geografi sudah sepenuhnya memusatkan perhatian pada laki-laki bermarga Sugiarto itu.

HALLUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang