Pengaman Hati

1.7K 147 22
                                    

Masih berlanjut tentunya dengan AU Inisiasi. IT'S JOTING TIME BIKOS I MISS THEM FROM THE BOTTOM OF MY HEART

Anthony memarkir sepeda kesayangannya. Sebelum beralih, ia kunci sepedanya dan ia cek posisi parkirnya agar lebih aman. Selama program inisiasi berlangsung para maba memang tidak diperbolehkan membawa kendaraan motor. Sepeda ada adalah pengecualian. Beruntung bagi Anthony karena semenjak pindah ke Jakarta ia sudah ditemani dengan sepeda berwarna dasar merah gelap itu. Jakarta sudah menjadi tempat Anthony mengenyam pendidikan sejak Sekolah Menengah Atas. Ia rela meninggalkan keluarganya di Bandung demi mengejar universitas pilihannya.

"Kelompok dua belas mana?"

"Angkat callcard-nya dong"

Mendengar kalimat itu Anthony segers mencari lembaran berbentuk pot madu terangkat. Tidak sampai lima detik benda yang ia temukan pun terlihat. Dengan tak tik menyamping melewati celah antara manusia lain Anthony akhirnya sampai pada anak yang mengangkat tanda pengenalnya.

"Sumpek ya?"

Tanya si anak melihat titik keringat mulai memenuhi dahi Anthony yang lebar. Anak itu segera menjulurkan tangan kanannya.

"Nama gue Muhammad Shohibul Fikri, panggil aja Fikri atau Ibul kalo mau lebih santai"

"Anthony Sinisuka Ginting, panggil Ony aja"

"Ambil prodi apa?"

Anthony menjulurkan pot madu kesukaan Winnie the Pooh yang sudah terkalung di lehernya.

"Oh Sastra Inggris"

Ibul melakukan hal yang sama. Dua huruf T dan E tertulis di bawah namanya.

" Wuidih, Teknik Elektro"

Sebuah teriakan dari divisi keamanan mengharuskan mereka untuk berbaris.

Kesal rasanya mendengar teriakan yang terlewat mengganggu itu. Anthony yakin barisannya sudah rapi kok, masih kena omelan.

"Yo, jalan yok. Ngga usah lari!"

Cerocos Anthony dalam hati mulai sirna saat membayangkan serunya berdinamika dan mendapat konsumsi secara cuma-cuma.

"Ngga usah senyum-senyum!"

Anthony sedikit membeku setelah menyadari bahwa sasaran dari kalimat itu adalah dirinya. Ditambah setelah tak sengaja menatap mata sipit kakak keamanan yang sudah menatapnya lebih dulu dengan tajam.

"Ngapain nyk senyum-senyum?"

Tanya Ibul dalam mode berbisik.

"Biar ngga ngantuk aja"

Perjalanan yang tidak memakan waktu lama itu membawa Anthony dan anggota kelompok dua belas lainnya sampai di lapangan kampus.

"HAI HAAI, SINI ANAK-ANAK BERUANG MADUKU"

Seorang perempuan berambut hitam dengan gradasi cokelat menyapa kelompok dua belas.

"Ayoo baris yang rapi ya, biar keamanannya ngga berisik"

Timpal seorang laki-laki berwajah tegas dengan senyuman ramah. Kepalanya dihiasi bando dengan kuping beruang berwarna kuning. Di tangan kirinya terdapat perisai berbentuk sarang lebah dengan warna yang senada. Tulisan "Winnie the Pooh" berukuran besar tertulis di permukannya. Anggota kelompok dua belas yang awalnya terpisah sudah terkumpul. Anthony pun mulai memperkenalkan dirinya pada teman-temannya yang lain.

-

Sebuah ruang kelas sudah dipenuhi oleh anak-anak dengan kalung pot madu. Semuanya sudah terduduk dalam barisan melingkar.

"Udah pada kenal belom sama temen di sebelahnya?"

Pertanyaan tersebut dijawab dengan senyuman ringan oleh tiap anak.

"Aku kenalin diri dulu ya, namaku Melati Daeva. Panggil aja Kak Mel, aku dari prodi pendidikan biologi"

"Kalian lemes banget sih, belom pada makan ya?"

Sontak satu kelas menjawab 'Belom' dengan kompak.

"Siapa suruh, orang jelas-jelas kemaren di grup udah diumumin buat sarapan dulu"

Pendamping kelompok laki-laki itu menjulurkan lidahnya yang lantas membuat beberapa maba perempuan tersenyum lebar.

"Namaku Praveen Jordan. Panggil aja Kak Jordan atau Bang Ucok juga bisa. Aku dari prodi teknik informatika"

"Eh itu yang jaga di depan belom"

"Oh iya, itu yang dari tadi teriak-teriak kerjaanya namanya Jonatan. Dia keamanan kelompok kita"

"Suruh masuk dong kak"

Ujar salah satu anak perempuan dengan bibir berlapiskan liptint.

"Ngga mau dia, lagi jaim"

Para anggota kelompok dua belas kini sedang menyatukan kepala untuk membuat yel-yel. Satu anak dengan pot madu bertuliskan "Gregoria" tengah sibuk menuliskan lirik di papan tulis ketika Anthony memutuskan untuk pergi ke toilet.

"Kak Mel, aku mau ke toilet"

"Oh bentar ya"

Melati yang sebelumnya sibuk menata botol yang sudah diisi ulang segera pergi mendekati pintu. Kepalanya ia sembulkan keluar celah untuk berbicara pada laki-laki bertubuh tinggi yang tiada lain tiada bukan adalah Jonatan.

"Temen-temen ada yang mau ke toilet lagi selain Anthony?"

Tidak ada jawaban.

"Oke, Anthony ayuk ikut kakak"

Tangan Melati bahu Anthony yang yang memiliki tinggi tidak jauh darinya. Sesampainya di depan pintu ia menghadapkan Anthony pada keamanan kelompok dua belas.

"Kamu ikutin Kak Jo ya, biar dia anter ke toilet"

Tanpa disuruh dua kali ia membuntuti laki-laki yang terlihat tidak asing. Anthony sedikit kesulitan mengikuti langkah Jonatan yang lebih panjang. Hingga akhirnya Jonatan sampai di toilet lebih dulu.

"Dah sana, jangan lama-lama"

Dahi Anthony mengkerut mendengar nada ketus yang lolos dari Jonatan. Tapi dia kan masih maba, dia belum punya nyali untuk melawan.

Menuruti perintah keamanannya, Anthony tidak membuang waktunya dalam toilet. Baru selangkah keluar ia sudah menemukan Jonatan bersandar di dinding dengan kedua tangannya telipat di dada. Jonatan segera melangkah membawa Anthony kembali ke kelas.

"Kamu ambil sasing ?"

Alis Anthony terangkat sebelah saat mendengar Jonatan membuka pembicaraan.

"Iya kak"

"Sama berarti"

"Oh ya? Berarti nanti kalo aku tanya-tanya informasi ke kakak soal kuliah boleh?"

"Banyak tanya, udah sana masuk"

Bingung pasti rasanya, padahal Jonatan sendiri yang bertanya lebih dulu. Anthony pun baru melontarkan satu pertanyaan. Bibir Anthony sedikit maju saat mengetahui Jonatan kembali ketus. Ia melirik ke kiri untuk melihat pintu kelasnya menandakan mereka sudah sampai.

"Makasih kak"

Ucap Anthony sama ketusnya.

Tbc

KANGEN BERAT SAMA JOTING AKUTU,

Kalian?



HALLUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang