Mabuk

2K 325 228
                                    

Setelah mendiskusikan kelanjutan iklan yang akan mereka garap, yujin melihat chaewon yang terlihat lesu dengan mata membengkak.

"Yaudah aku pamit" kata chaewon.

"Tunggu tunggu, kamu kenapa?" Tanya yujin.

Mereka duduk berhadapan dan terhalang meja, yujin ingin menggapai pundak chaewon tapi tak sampai.

"Gapapa, lagi cape aja"

Chaewon bangkit dari duduknya dan tiba tiba terhuyung membuat yujin dengan cepat udah berada di samping chaewon dan menahan tubuhnya.

"Duduk dulu, kamu udah makan?" Tanya yujin terlihat panik.

Chaewon berusaha lepas dari rengkuhan yujin karna ia sadar diri yujin adalah suami orang.

Chaewon duduk dan membaringkan kepalanya disandaran sofa, kepalanya berat, ia belum makan apa apa dari semalam.

"Kamu kenapa chaewon?"

"Biasa cuma cape" kata chaewon memaksakan senyum lemahnya.

Yujin yakin ini bukan cuma cape, chaewon jarang jatuh sakit karna dia pekerja keras sedari muda.

"Aku telfon papa kamu ya" kata yujin.

Chaewon cuma diam ga kuat menjawab, kepalanya tertunduk dalam. Yujin memperhatikan chaewon yang tiba tiba bahunya bergetar.

"Chaewon ada apa?!" Kata yujin memegang kedua bahu chaewon.

Chaewon nangis, tiba tiba.

Yujin memeluk chaewon menenangkannya tapi tangis chaewon semakin keras saat ia mengelus punggung chaewon.

"A..aku p..putus" kata chaewon terbata bata.

"Putus?!"

"Orang tuanya nentang hubungan kita" tangis chaewon semakin keras lagi.

Belakangan yujin baru mengetahui kalau jihoon pacar chaewon hanya seorang pengacara amatiran.

Keluarga jihoon menolak anaknya menikah dengan chaewon yang kaya raya, takut jika chaewon hanya memandang keluarga meretuanya sebelah mata nanti.

Padahal yujin yakin chaewon tak akan seperti itu, jika chaewon sudah sayang 1 orang maka chaewon akan sayang pada seluruh kerabat pacarnya.

Tapi calon mertua chaewon terlalu takut anaknya akan dipijak pijak oleh keluarga Kim.

Yujin menenangkan chaewon yang lagi patah hati. Yujin jadi terbayang bagaimana chaewon yang dulu melepaskannya untuk minju sepupu sendiri, pasti tangis chaewon lebih dari ini.

"Udah, hilang 1 tumbuh seribu. Aku siap jadi salah satu yang seribunya hehe" canda yujin yang mendapat pukulan ringan di dadanya.

Chaewon melepaskan pelukan yujin dan mengusap air matanya. Patah hati dengan jihoon tak sesakit patah hatinya dengan yujin.

Chaewon harus sehat buat mengungkap ada apa antar minju, ryujin dan yujin.

.
.
.
.

"Yak, bungkus!" Teriak pak produser pada shooting hari terakhir di jepang.

Keprokan dari kru dan pemain bergemuruh karna shooting berakhir tepat waktu.

"Minum minum dong pak produser" kata salah satu kru dan di anggukin oleh kru lain.

Ryujin cuma senyum sambil menggeleng pelan,

"Ayo minum sebelum balik" kata tim kreatif dengan semangat.

"Oke oke, malam ini kita makan dan minum sepuas kalian" kata ryujin dan membuat para kru dan artis riuh.

Malam itu mereka makan di sebuah resto khas jepang, kru dan artis tampak akrab bersatu di satu meja.

Ryujin duduk disebelah minju,

"Can i?" Ryujin mengambil botol soju untuk ia tuangkan di gelas minju.

Minju mengangguk menerima, malam ini ia akan ikut minum untuk melepas penat selama shooting dan tak bertemu yujin membuatnya lelah.

Tak terasa minju menenggak banyak alkohol membuat ia mulai bicara nglantur dan bergerak lunglai khas orang mabuk.

"Jangan minju" larang ryujin melihat minju ingin minum lagi.

"Gapapa, masih kuat" kata minju yang pipinya udah merah padam.

"Ngga nggaa, ayo balik ke hotel" ryujin memapah minju yang udah mabuk berat.

Mereka pamit pada kru dan segera menuju kamar minju.

Tangan minju berada di tengkuk ryujin dan 1 tangan ryujin di pinggang minju. Jalan minju selalu terhuyung membuat ryujin sedikit kesusahan.

Dengan susah payah ryujin membuka pintu kamar minju dengan akses card milik minju.

Baru aja ryujin nutup pintu kamar, tiba tiba minju melingkarkan 2 tangannya di leher ryujin.

"Yujin" kata minju dengan suara orang mabuk.

Ryujin ga ambil pusing mungkin minju sedang menyebut namanya tapi kepeleset pikir pak produser.

Ryujin juga melingkarkan tangannya di pinggang minju.

"Yujin, aku ka..ngen" celoteh minju yang lagi di bawah pengaruh alkohol.

"I..iya aku juga" si bodoh malah jawab.

"So, do you wanna play with me yuding?" Minju mengelus rahang ryujin dengan lembut dan menggigit bibir bawahnya sendiri.

Ryujin bingung tapi juga nelan ludah melihat minju begitu menggoda.

"Lets play with me, Minju"

































-----

Lagi gabut update mulu, jan bosan wkwk





PRÈCIOUS [S5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang