Prolog

942 80 8
                                    

Di pertamanan sari yang indah, Putri kembang menanti sang Pangeran. Ia tidak sadar kalau kakek matahari sedang mengintipnya di balik gelombang awan. Di tengah hari itu senyum angin membawa hawa keceriaan, tapi baginya keceriaan itu takkan pernah melahirkan kebahagiaan tanpa hadirnya sang Pangeran

Beberapa saat kemudian sang Pangeran datang. Pangeran kupu-kupu troides hypolitus. melihat sang Pangeran datang, Putri kembang tersenyum mesra dan memekarkan kelopak hatinya. Seperti biasanya, Pangeran kupu kupu langsung menjatuhkan tubuhnya dalam kuncup sang Putri dan menghisap madunya

Pangeran kupu-kupu berkata,"setiap kali aku membesukmu, kau selalu memuaskanku."

"Kutercipta di dunia ini hanya sebagai pemuasmu," sahut Putri kembang dengan polos sekali

"Adakah yang lain?" Tanya Pangeran kupu-kupu

"Nasib," jawab Putri kembang ringan.

"Tak perlu kau resahkan takdirmu," kata sang Pangeran menghibur.

"Katakan satuhal untuk mendamaikan jiwaku?" Sang Putri balik bertanya.

"Kau adalah surga duniawiku. Tanpamu, bagaimana aku dapat berkah batin?" Jawab sang Pangeran.

"Tapi ingat, aku pun bisa layu," kata sang Putri sembari melepaskan pelukannya.

"Cinta?"
"Hakikat ruang dan waktu yang selalu kosong."
"Kematian?"
"Kerinduan panjang tanpa cinta."
"Cinta dan kematian?"
"Adalah kita yang terbakar api nasib."

Dan tertawalah kakek matahari mendengar percakapan mereka berdua.

The Poet [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang