Ketika langit berwarna biru tua dan ditaburi mega-mega, sampailah Farizqi di tanah Muharram. Kemudian dia menuju ke sebuah Masjid yang terletak di ujung jalan. Akhirnya, Farizqi pun memutuskan untuk tinggal di sekitar Masjid itu, karena di sana ada seorang Syekh yang kharismatik. Syekh itu bernama Abi Habibi al-Ma'ali.
"Manusia diciptakan berpasang-pasangan agar mereka mendapatkan ketenangan hati. Kasih sayang dihadirkan sebagai pembalut kehangatan hidup. Itulah di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya"
Ceramah Syekh Abi Habibi pada suatu malam di sebuah mimbar pengajian. Kemudian dia melanjutkan."Biarpun bagaimana, hati tetap hati. Ia takkan pernah ada dalam satu titik lingkaran, tapi ia selalu mengelilingi lingkarannya itu. Waktu adalah penggeraknya. Kehidupan adalah kekuatannya. Hati selalu berubah-rubah, kecuali hati Sang nabi yang telah dibebaskan dari segala debu-debu kehidupan. Kepastian dan kenyataan itulah nasehat alam yang harus diterima oleh para penghuninya."
°°°
"Cinta adalah bahasa jiwa yang selalu berbicara lain. Iya takkan pernah bertahan dalam satu tempat, tapi ia selalu mengalir menuju tempat-tempat yang rendah, tempat-tempat yang masih kosong. Ia selalu mengisi sesuatu yang masih sepi dan menyalurkan kekuatan kepada yang lemah.
Namun
Cahayanya tidak dapat dilihat dengan sekedar membelalakkan mata. Sebaliknya, cahayanya hanya bersinar di balik kegulitaan yang nyata.
Allah Maha tahu segala sesuatu yang akan terjadi."°°°
"Cerita adalah bagian dari hidup. Ia akan tergores dalam setiap lembaran sejarah yang dibolak-balikkan oleh masa.
Begitupun sebuah impian, ia butuh tempat, waktu dan cara, ia tidak mungkin terwujud tanpa semua itu, ia adalah bagian dari semua yang telah ada, dan Ia akan segera menampakkan kesejatiannya bersama makna yang telah disibaknya.
Demikianlah Allah menyimpan rahasia-rahasianya."°°°
"Saudara-saudaraku yang dicintai Allah, marilah kita tetap menyimpan rasa cinta kepada sesama sebagai anugerah-Nya yang tiada terkira, yang harus kita berikan kepada yang berhak. Ketahuilah, Sesungguhnya Allah hanya mencintai hamba-hamba-Nya yang sudi mencintai-Nya dan mencintai orang-orang yang dekat dengan-Nya dengan tulus. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mendapatkan limpahan cinta dari-Nya."
Aamiin
"Seperti cinta Larasati yang selalu mengalir, jika tidak ke lembah-lembah hati manusia, Mengalirlah ia menuju Harapan Ilahi," pikir Farizqi kemudian.
Kepada Syekh Abi Habibi, Farizqi menuntut ilmu agama dan keruhanian. Di sanalah Farizqi mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang belum pernah dia dapatkan selama ini. Meskipun kepergiannya ke Makkah adalah makna yang hendak digalinya dari setiap keyakinan diri atas kehendak Allah, tetapi di lain pihak, Farizqi ingin membuktikan bahwa dia adalah sang lelaki yang teguh pendiriannya. Sekali mencintai tetap mencintai. Sekali mendambakan Larasati, sekali itu pula dia tidak akan mendambakan yang lain. Akhirnya, kepada Allah jualah dia mengadukan semuanya.
°°°
Next Part Farizqi bersendandung...
Don't forget voment...
~FallFarizqi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poet [ Completed ] ✔
ChickLitPernah Menjadi Rank: #1 Kalimatku #2 Senandung #3 Gangguanjiwa #3 Kegilaan #5 Sufi #6 Larasati #10 Desa Dalam isak tangis, Larasati bersenandung: Inilah duniamu, wahai kekasihku! Darah cinta tak lagi mengalir, Air mata adalah lidahku. Derai tawa ta...