Lelaki Terbaik

59 8 1
                                    

Lelaki Terbaikku
Kedua setelah Ayahku

"Thanks god you give him for me"

       Hari ini aku masih akan bercerita tentangnya. Tentang seseorang yang awalnya dikirimkan Tuhan untuk menjadi  teman, kemudian lambat laun menjadi sosok penyembuh luka dan pemberi rasa nyaman. Menjadi ia yang selalu membuatku merasa menjadi wanita yang istimewa.

      Saat penat dan lelahku, pundaknya selalu tersandar, telinganya selalu terbuka untuk mendengar. Aku teringat sore itu ketika Ayah yang biasanya menjemputku saat pulang kuliah tiba-tiba terjatuh sakit. Ia yang waktu itu datang menjemputku sepulang ia meeting di sebuah gedung yang jaraknya sekitar 1 km dari kampusku. Ia menunggu selama satu jam sedangkan langit tak kunjung menghentikan hujannya.

     Dalam keadaan lelah, jaket dan celana basah kuyup, ia masih tetap tersenyum ketika aku menghampirinya. Ia tak pernah mengeluh susah, saat aku meminta maaf karena telah merepotkannya ia hanya tersenyum dan berkata"Jangan berlebihan, ini hal biasa, sudah tugasku menjagamu"

   Ia tak tahu betapa sederhananya bahagiaku, betapa sederhanya jatuh cintaku. Melihatnya tersenyum tulus untukku sudah dapat membangunkan seribu kupu-kupu dalam hatiku. Berada diatas motor yang sama, merasakan lembutnya hujan yang menembus hingga ke tulang. Menyingkirkan dingin lewat canda tawa dan segala kegilaan, aku sudah bahagia.

      Terima kasih, telah menjadi sosok malaikat terbaikku setelah ayahku. Menjadi orang yang tak pernah membiarkan satu tetes air mataku terjatuh. Tuhan terlalu berbaik hati padaku, menghadirkanmu dalam lembaran kisah hidupku. Menjadikannya yang awalnya hanya hitam, putih, dan abu-abu kini menjadi lebih berwarna semenjak hadirmu.

"Aku tak minta banyak hal, cukup seperti ini jangan pernah berubah bahkan pergi"

Perihal KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang