TUMBUH
"Cinta, tetaplah tumbuh seiring rindu yang tak pernah luruh"
Sekarang aku tahu, ada hal yang lebih menyakitkan selain memendam cinta dalam diam. Ternyata, memendam rindu dalam kebisuan jauh lebih menyesakkan. Awalnya, rindu terasa sangat menyenangkan. Melihat bayanganmu tersenyum dilangit-langit kamarku, atau di halaman buku . Namun, semakin lama semakin terpendam rindu berubah menjadi sakit yang mengikis kewarasan. Aku tak lagi tahu apa yang harus aku lakukan selain memandangi fotomu, membuka lembaran kenangan manis kita, dan menumpahkan tangisan pada Tuhan.
Entah sudah berapa liter air mata yang ku tumpahkan percuma. Aku hanya ingin kau tahu, betapa aku sangat merindukanmu. Kau ada, kau milikku, kau dalam genggamanku, namun kau terasa jauh sulit untuk aku rengkuh.
Entah obat apa yang ada dalam kedua bahumu, hingga menjadi candu untuk aku bersandar disitu. Apa yang ada dalam rencana semesta? mengapa ia menciptakan rindu yang berkepanjangan. Seolah ia belum mengijinkan kita bertemu meski hanya dalam hitungan detik.
Kau bahkan mungkin sudah bosan dengan segala rengekan ku perihal rinduku padamu. Tapi anehnya rindu tak pernah bosan dalam menghantui hidupku.
Sudahlah,
Biarkan rindu ini terus tumbh seiring cinta yang tak pernah sampai pada kata jenuh. Biarkan air mata ini terus jatuh, berharap suatu hari nanti tiba saatnya rinduku dapat kembali kau rengkuh.
"Rindu bukan hanya perihal jarak, tapi karena ia telah ada pada dirimu dan tak ingin beranjak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal KITA ✓
Poetry"Tentang kita yang awalnya hanya dua orang yang berteman, menjadi sepasang yang saling memendam perasaan" Terkadang aku berpikir, kamu itu benar nyata atau hanya ilusi yang aku anggap ada. Entah aku yang terlalu berharap, atau kau yang memang mencip...