Setia

16 5 0
                                    

Setia

"Deras hujan yang turun,
Mengingatkanku pada dirimu
Aku masih disini untuk Setia"
(Jikustik-Setia)

Selang waktu berganti, dan aku kembali menanti. Dalam kebimbangan hati aku mencoba untuk tetap disini, entah kamu akan kembali atau justru akan terus pergi. Dulu, kita pernah saling berjanji untuk tidak saling menyakiti dan tidak saling pergi. Lalu mengapa dengan tiba-tiba kau menghilang dan tak kunjung pulang. Aku memberi waktu untukmu sendiri bukan mencari hati lain untuk kau singgahi.

Malam selalu datang, dan membawaku pada sebuah kenyataan bahwa kini aku sendirian. Pagi selalu manyapa dan menyadarkanku bahwa kau sedang tak bisa ku sapa. Perih, mencoba memahami namun kau tak pernah peduli. Mencoba bertahan namun kau justru ingin aku lepaskan.

Dalam lamunanku selalu terpampang wajahmu. Terputar dengan indah segala kenangan bersamamu. Saat sandalku yang tiba-tiba putus kala itu, kemudian kita berdua memutari sekitaran pantai mencari penjual sandal. Saat hujan, kau selalu menyuruhku berteduh sedang kau sendiri memilih bermain hujan. Saat aku malas makan kemudian maagku kambuh kau selalu memarahiku, memaksaku untuk makan, mengingatkanku setiap saat memastikan aku harus sudah makan dan jangan sampai telat.

Ketika aku asik membaca novel sampai tengah malam, kau selalu memarahiku agar cepat tidur. Kau tidak akan tidur sebelum memastikan aku benar-benar tidur. Jika aku membawa beban berat kau selalu mengambil alihnya seraya berkata, "Bidadari gak boleh angkat berat-berat".
Aku masih ingat dengan jelas saat kau cemburu hanya karna seorang anak SD yang setiap malam kerumahku untuk belajar. Sekarang tidak ada yang memarahiku setiap kali aku movie maraton sampai berjam-jam. Tidak ada yang memarahiku saat aku mengerjakan tugas sampai lupa makan dan istirahat.

"Kamu kenapa? ada masalah?" pertanyaan yang kerap kali kau lontarkan ketika aku terlihat tidak ceria. "Sini cerita" aku merindukan itu semua.

Entah, dulu aku kesal dengan sikap overprotectifmu tapi sekarang aku benar-benar rindu. Aku rindu dengan cemburu dan marahmu.

Setiap saat sebelum tidur, aku selalu berdoa agar esok saat ku buka mata kau kembali hadir menyapa. Menghapus luka dan kita kembali bersama. Setiap pagi, saat kabarmu masih belum kutemui, aku ingin hari itu cepat berakhir, dan di hari baru aku bisa kembali melihat senyummu.

Aku tahu kau pasti kembali, untuk itu aku masih disini. Mencoba berkawan pada waktu dan rindu. Mencoba biasa dengan sepi dan sendiri. Aku yakin kau pasti kembali, karena aku tempatmu pulang, dan kau orang yang selalu aku tunggu untuk datang.


"Tetap jadi milikku jangan jadi milik orang lain"
-Badut Pancoran, 19 Maret 2019-

Perihal KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang