Tentang Kita

146 7 2
                                    

Tentang Kita
Yang sama-sama pernah terluka

“Akan selalu ada cerita baru untuk cerita lama yang telah berlalu”


Senja kala itu menampilkan binar ceriamu. Kita duduk dalam sebuah bangku, saling bercerita tentang kisah pilu dari masa lalu. Bukan berniat membahas yang telah lalu, tetapi untuk menjadikannya pelajaran sebelum menciptakan cerita yang baru. Aku masih ingat kala itu, saat kau berkata bahwa akan selalu ada cerita baru setelah cerita lama yang telah berlalu, dan akupun setuju akan hal itu.

Kau meyakinkanku bahwa tak selamanya hidup kita hanya diisi oleh cerita cinta, terkadang kita harus berbuat gila untuk merasakan hidup yang benar-benar nyata.
Aku pernah begitu takut terlarut dalam sebuah perasaan kaku berwarna abu-abu. Karena masa usang yang selalu berhubungan dengan kisah yang terbuang. Seolah harapan itu akan menjadi nyata padahal akhirnya hanya menggenangkan ribuan air mata.

Kau datang dengan cerita, perihal ia yang menghempaskanmu tanpa tau malu. Tentang ia yang hanya menjadikanmu sebagai bentuk pelampiasan akan masa yang telah lalu. Kau bercerita butuh banyak waktu untuk bisa melupakannya, bahkan saat kita telah bersama aku yakin perasaanmu padanya masih ada.

Namun, entah mengapa kau selalu mampu membuatku kembali mengerti bahwa tak perlu bersusah payah untuk melupakan, karena jika sampai pada masanya perasaan ikhlas itu akan datang dengan sendirinya. Tanpa harus berjuang, kita bisa dengan mudah melepaskan ia yang memang tidak ditakdirkan untuk kita.

Kala itu saat kau menemuiku, aku baru saja terbebas dari seseorang yang datang dan pergi sesuka hati. Dari ia yang dengan mudahnya menyelusup ke hatiku lalu pergi tanpa meninggalkan sebuah pesan. Kemudian kau datang, membawa sebait kisah yang mampu membuat hatiku membuncah. Rasa trauma akan perasaan luka sekejap sirna saat setiap kali kau buat aku percaya bahwa cinta yang sesungguhnya takan pernah membuat pemiliknya terluka

Hingga semesta terlihat sangat baik pada kita,

Entah apa maksudnya, ia mempertemukan kita yang sama-sama pernah terluka. Waktu membawa perjumpaan kita pada sebuah kata bahagia disaat kita baru akan sembuh dari luka. Mungkin dengan kita yang sama-sama pernah berulang kali tersakiti, akan membuat kita menjadi sepasang yang selalu berhati-hati dengan hati. Katamu tak perlu bersikeras untuk saling memiliki asalkan kita masih bisa saling mengerti dan saling menjaga hati.

Tak butuh banyak kata untuk mendeskripsikan tentang kedekatan kita, tak perlu ribuan ucapan untuk melambangkan perasaan kita. Sebab, kita sama-sama tahu tak perlu terburu-buru berbicara soal komitmen dan semacamnya, karena semuanya sudah cukup dengan kita yang saling memberi arti, bahwa bahagia tak melulu soal status.

Untuk apa meningkatkan status hubungan kita, jika dengan tetap menjadi “Teman” sudah membuat kita nyaman dan bahagia. Perihal luka dimasa lalu, biarkan mereka menjadi tamu yang hanya sekedar singgah, tak perlu kita sesali kepergiannya. Karena kepergian merekalah pada akhirnya kita berjumpa.





“Aku percaya pada semesta, bahwa setiap dari kita akan dipertemukan dengan ia yang benar-benar membuat kita merasakan hidup yang sebenarnya, bukan hanya datang menciptakan harap kemudian pergi tanpa menyisakan sebuah hal penting bernama kepastian”

Perihal KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang