Tentang Kita (2)

27 5 1
                                    

Tentang Kita
Yang selesai tanpa akhir

"Terima kasih, telah membersamai langkahku menuju dewasa"

Jika kebersamaan kita selama ini hanya sandiwara, dan jika perasaanmu padaku hanya pura-pura. Terima kasih walau hanya sandiwara kau pernah membuatku merasa sangat bahagia, membuatku merasa menjadi sosok paling istimewa.

Mulai sekarang, kau tak perlu lagi memakai topengmu, kau tak perlu lagi memerankan sosok pangeran yang selalu menjagaku. Aku sudah bisa sendiri, menjadi bidadari yang mengepakan sayapnya sendiri. Waktumu sudah usai, semunya sudah berakhir meski tanpa ada kata selesai. Tak apa tak usah ada ucapan sampai jumpa, sebab setelah ini kita masih tetap bisa bertatap muka. Saling menyapa sebagai dua orang teman seperti sedia kala.

Ternyata waktumu untuk membentukku menjadi sosok dewasa sudah habis. Aku ingat kau pernah berkata, "Mulai sekarang kamu harus bersikap lebih dewasa, jangan berpikiran seperti anak ingusan, kamu sudah harus berpikir ke depan", dan sedetik kemudian kau pergi tanpa alasan. Ternyata ucapanmu waktu itu menggantikan ucapan selamat tinggal. Agar aku tak terlalu bersedih ketika menyadari kau sudah tak lagi tinggal disini.

Untuk seluruh waktu, tenaga, hati, dan perhatian yang selalu kau tumpahkan untukku. Terima kasih.
Entah itu hanya pura-pura atau memang nyata adanya. Terima kasih. Telah membersamai langkahku menuju dewasa. Telah merubah warna hidupku yang semula abu-abu menjadi lebih berwarna.

Kita tak perlu mencari siapa yang salah. Tak perlu menghakimi siapa yang paling tersakiti. Biarlah kebersamaan kita selama ini tetap tersimpan rapi. Lagi, kisah kita yang tak bisa dibilang sederhana. Sejak awal kita berteman, sejak kita sama-sama memendam perasaan. Kisah kita terlalu rumit untuk di katakan sederhana. Hingga kini saat kita telah menjadi sepasang, kita dihadapkan pada dua pilihan, bertahan atau melepaskan.

Kini, kita tak perlu lagi terus-terusan saling menyakiti, atau merasa tersakiti. Ikatan kita sudah terlepas. Kita tak lagi satu frekuensi. Tak usah dengarkan kata mereka, bahagia kita sendiri yang ciptakan bukan orang lain. Untuk perjalanan panjang yang tak bisa dibilang singkat, untuk kenangan yang tak bisa dibilang menyedihkan. Lagi-lagi ku ucapkan terima kasih. Karena bersamamu mendewasakanku, dan berpisah denganmu mampu mengubahku menjadi lebih baik dari ini.

Tentang kita yang berakhir tanpa kejelasan. Entah apa alasanmu menjauhiku tanpa pesab, hingga pada akhirnya aku memilih untuk berpamitan. Kau mengajariku untuk lebih mandiri, dan ternyata aku benar-benar mampu sendiri.

Jika suatu hari nanti kau kembali, jangan usik perasaanku lagi. Sebab, aku tak ingin ditinggalkan untuk yang kedua kali. Biarlah kata teman tetap menggambarkan kita lagi seperti sebelum ini. Tak perlu menyalahkan semesta yang pernah membuat kita menjatuhkan hati, karena semesta hanya ingin kita saling mencintai tanpa perlu saling memiliki.

Untukmu,
Temanku yang kini menjadi mantanku
Terima kasih
Pernah menjadi milikmu adalah sebuah kebahagian untukku,

"Karena saling mencintai bukan berarti harus saling memiliki"

Kepada yang hatinya tak lagi utuh
Percayalah kau hanya butuh waktu untuk sembuh.
Kepada yang sedang tersakiti
Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan dirimu lebih baik

Perihal KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang