06 - Paramýthi

47 8 0
                                    

Malam di hari yang sama, Igvir sampai di desa Orndell tanpa hambatan dan sesuai dengan petunjuk arah yang diberikan oleh Kyna. Orndell merupakan desa kecil yang berada di tengah-tengah tebing yang mengelilinginya. Padang rumput yang cukup luas menjadi pemandangan di luarnya. Panas dari terik matahari merupakan hal yang biasa di siang hari, dan angin yang cukup kencang merupakan teman di malam hari. Ada berbagai ras yang menghuni Orndell, namun mayoritas penghuninya adalah caine, mistra, dan cantra. Ini karena wilayah mereka yang masih berdekatan dengan Korrona. Lalu ada sebagian kecil elf yang tinggal di sana. Elf-elf tersebut merupakan pelarian dari berbagai desa yang ada di sekitar Allandor hingga wilayah pinggiran pegunungan Tisford.

Igvir tidak menghabiskan waktu lebih lama lagi setelah bermalam di sana. Pagi-pagi sekali sebelum matahari genap menampakkan diri di cakrawala timur, Igvir melanjutkan perjalanannya ke timur menuju Isllenor dengan kuda putihnya. Sejauh perjalanan yang ia lalui dengan kudanya, Arther tidak menunjukkan tanda-tanda tidak senang dengan Igvir.

Perjalanan Igvir menuju Isllenor ternyata tidak semudah ketika ia pergi meninggalkan Felcrest menuju Orndell. Rumput-rumput yang tadinya menghiasi perjalanannya di kiri dan kanannya kini sudah menghilang setelah beberapa jam perjalanan berlalu. Panas mulai menyerang ketika awan-awan menghilang dari langit, menyisakan matahari yang berdiri tegak sendirian tanpa penghalang dengan teriknya yang membakar kulit.

Padang rumput kini berubah menjadi padang tandus. Batu-batu besar berwarna hitam sekarang menggantikan peran rumput-rumput yang tadinya menjadi penghias perjalanan. Igvir dan kudanya terpaksa mengambil jalan dengan berhati-hati karena bebatuan yang panas yang menghantui mereka sepanjang mata memandang. Arther acap kali meringkik karena kepanasan. Ketika siang sudah mencapai puncaknya, Igvir menghentikan perjalanannya sejenak untuk mengistirahatkan Arther dan dirinya. Untungnya mereka menemukan sebuah gubuk kecil di tengah padang dengan sumber air kecil di sampingnya. Gubuk tunggal itu terlihat sudah sangat tua, mungkin dulunya digunakan sebagai pos istirahat oleh para pedagang yang lewat. Pohon yang sudah kering dengan sedikit daun juga menjadi keajaiban yang menemaninya di tengah kekeringan yang mengelilinginya.

Setelah menyelesaikan istirahat pertama, Igvir melanjutkan perjalanannya dengan perlahan.

~~~

Waktu yang ditempuh menuju Isllenor tidak singkat. Di penghujung hari kedua, tepat ketika matahari mulai turun dari panggungnya, pemandangan yang serba berwarna kuning kecokelatan berubah saat Igvir mendapati dirinya sudah cukup dekat dengan kaki gunung Tisford. Itu artinya ia sudah dekat dengan Isllenor. Tepat sore hari ketika sinar matahari sudah lebih pekat warnanya, Igvir tiba di Isllenor.

Berbeda dengan Orndell, ada lebih banyak elf yang menghuni Isllenor. Ada dua bahasa yang digunakan di sini. Namun beruntungnya, semua penduduk di Isllenor—terutama elf—yang menggunakan bahasa elf kuno juga bisa menggunakan bahasa umum yang digunakan di Nazrrog. Ini jelas merupakan kabar baik untuk Igvir karena dia tidak memahami bahasa elf kuno.

Isllenor merupakan desa yang terletak di kaki pegunungan Tisford. Lembah di kaki gunung membuat desa Isllenor sejuk dari terik matahari ketika siang hari. Pohon-pohon raksasa yang menjulang cukup tinggi juga menjadi tempat bernaung banyak spesies burung yang kerap kali dijadikan binatang peliharaan penduduk lokal. Sebagian besarnya adalah spesies burung pintar yang dapat dimanfaatkan sebagai pengantar surat ke desa-desa lain, seperti merpati. Meski itu adalah cara yang cukup kuno karena letak desa yang mereka huni seperti ini, burung mungkin adalah cara yang paling efektif untuk berkomunikasi dan mengabarkan berita. Isllenor juga memiliki ciri khas bangunan yang berbeda dari Orndell meski letaknya tidak terpaut sangat jauh antara satu dengan yang lain. Jika di Orndell, Igvir menemukan berbagai jenis bangunan yang bentuknya terkesan kaku dan lebih banyak kain yang menjulang di depan-depan bangunan agar terik matahari yang panas tidak sampai ke tanah. Berbeda dengan bangunan di Isllenor, yang justru lebih menyatu dengan alam sekitar. Penduduk lokal membangun rumah dengan pohon sebagai fondasi utama daripada tanah. Dan menurut Igvir, desa Isllenor ini seperti desa dengan rumah pohon di dalamnya karena hampir tidak ada rumah yang berfondasikan tanah.

The Runaway ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang