16 - Afixi (Part 2)

17 6 0
                                    

"Jadi, apakah keterlambatanmu ini dikarenakan kau tidak membawa sihir portal yang selalu dititipkan oleh Pak Gadrion kepadamu?" Wulfio menyapa Aesa ketika berjalan melewatinya dan Vann. Sienna mengikuti di belakang Wulfio dengan tenang seperti ia tahu akan berjalan ke mana.

Aesa yang mendengarnya langsung mengikuti Wulfio dan Sienna. Begitu juga dengan Vann.

"Sebelumnya saya minta maaf, TuanWulfio, tetapi aku tidak cukup yakin apakah Pak Gadrion yang lupa memberiku kertas atau aku yang lupa membawanya," elak Aesa dengan nada sehalus mungkin. Lalu ia menambahkan, "ini yang pertama kalinya terjadi." Ia mendapat lirikan singkat dari Wulfio yang berada di depan.

"Itukah alasanmu?" tanya Wulfio dengan cukup tenang. "Lagi pula, itu tidak penting lagi sekarang," ia tersenyum sejenak seraya menikmati perjalanannya di koridor terbuka—yang sisi-sisinya menyerupai fondasi dari batu—melewati sisi lain akademi. "Yang terpenting adalah, sekarang Sienna sudah sampai di sini."

"Benaaaar..." Aesa mengangguk dengan canggungnya menanggapi perkataan Wulfio yang terkesan janggal di telinganya. Tidak biasanya kepala akademi itu menoleransi kesalahan-kesalahan yang terjadi, contohnya seperti yang baru saja ia perbuat.

Aesa tahu betul ke mana Wulfio membawa Sienna dan mengikutinya bersama Vann yang masih tidak berkata apa pun. Sacred Garden, tempat di mana—Oracle—sang kristal berdiam diri. Hal ini adalah sesuatu yang wajar dan juga wajib bagi murid baru agar berbicara dengan Oracle untuk pertama kalinya. Dan sebagai seorang keeper, ini hal baru untuk Aesa karena seorang keeper diperbolehkan masuk ke Sacred Garden untuk mendengarkan Oracle berbicara kepada murid baru. Ya, Aesa adalah murid terakhir yang masuk akademi sebelum Sienna. Jadi selama bertahun-tahun Aesa menjadi murid di Akademi Palawan, ia belum pernah menyaksikan murid baru berbicara dengan Oracle selama sekitar dua tahun menjadi keeper. Ini merupakan pengalaman baru yang berharga untuknya. Seolah salah satu tujuannya sebagai seorang keeper dapat tercapai.

Saat Sacred Garden sudah ada di depan mata, Aesa menyuruh Vann untuk menunggunya di luar. Ia menunjuk beberapa kursi yang terbuat dari batu agar Vann dapat memilih kursi mana pun yang ingin ia tempati. Dalam poin ini, Vann bukanlah salah satu dari akademi, dan keberadaannya tentu saja akan ditolak oleh Oracle, atau bahkan Wulfio.

Jadi, setelah Aesa membuka pintu dan mempersilakan Sienna masuk ke Sacred Garden, Wulfio ternyata juga ikut serta masuk ke dalam sana. Ini merupakan hal yang tidak biasa, karena dalam Buku Ajar Keeper, seorang kepala akademi tidak pernah ikut serta dalam kegiatan pertemuan antara murid baru dengan Oracle. Tetapi, di buku itu juga tidak mengatakan bahwa kepala akademi tidak diperbolehkan ikut serta. Hal itu memancing rasa penasaran Aesa terhadap niat atau tujuan Wulfio mengenai keikutsertaannya dalam kegiatan ini.

Setelah ketiga orang tersebut masuk, Aesa menutup pintu itu dengan rapat. Ada ketegangan yang tiba-tiba menyergap Aesa; sebuah ketegangan yang tidak dapat Aesa jelaskan dengan bahasa umum.

Aesa berdiri di depan pintu—sesuai panduan dari buku yang ia baca—dan menatap Sienna menaiki satu persatu lantai berundak hingga sampai di depan Oracle, terpaut hanya sekitar satu meter di hadapannya. Di sisi lain, Wulfio mengamati Sienna dari belakang, di ambang undak-undakan. Sienna sempat menoleh guna meminta petunjuk dari entah Wulfio atau Aesa. Namun keduanya hanya memberikan tatapan kaku seolah mereka adalah patung hiasan.

Selama beberapa menit kemudian, hanya ada keheningan. Namun keheningan itu tidak berlangsung ketika Sienna memberanikan diri untuk menyentuh kristal. Perlahan namun pasti, dengan gerakan kecil dari tangannya, kristal itu seolah dibangunkan oleh jemari Sienna yang menyentuhnya dengan lembut. Setelah Sienna menarik tangannya dari permukaan kristal yang rasanya tidak terlalu lembut maupun kasar di tangannya, Oracle mulai menampakkan cahaya redup yang berkedip dengan perlahan. Kedipan itu seolah merupakan napas. Ada embusan angin yang hanya dapat dirasakan oleh hidung Sienna. Tidak wajah, hanya hidung. Dingin juga secara perlahan menyambut dan menggantikan suasana yang tadinya cukup hangat. Percikan-percikan magis dapat Sienna rasakan keluar dari kristal yang ada di hadapannya.

The Runaway ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang