26 - Máchi

15 4 0
                                    

"Ya, dia pasti memiliki kristal itu," sepasang mata milik Oure memperhatikan perbincangan yang dilakukan oleh Kingsmen. Meski dari kejauhan, mata tajam miliknya dapat membedakan berbagai hal yang sedang terjadi di sana.

"Kita tunggu dulu," kata Valgard, nadanya sedikit lebih berwibawa dan entah bagaimana terdengar begitu tenang. Ia mengintai dari balik pepohonan yang menjadi peneduh para Elite Thirteen. "Aku masih tidak percaya bahwa kristal yang kita cari dibawa oleh hewan berbulu hitam itu." Matanya dengan lihai memperhatikan apa saja yang bergerak di kejauhan, kadang menyipit agar dapat melihat lebih jelas.

"Dia sepertinya tangguh," kata Falcon yang melirik dari balik pohon yang ia sandari. Lirikannya tidak lama, bahkan sangat singkat, menandakan bahwa ia tidak terlalu tertarik dengan masalah teknis yang sedang dibicarakan oleh rekannya. Apa yang ia inginkan hanya menyelesaikan tugas ini.

"Yah," Valgard menimpali, matanya ia picingkan lebih tipis agar dapat melihat para Kingsmen dari kejauhan, beberapa pergerakan itu tidak terlalu berpengaruh besar terhadap tindakan yang akan mereka lakukan setelah ini.

"Ada orang lain selain Kingsmen," kata Oure. "Seorang elf. Aku tidak tahu siapa." Kemudian Oure beralih pada Valgard, "kau tahu siapa dia?"

Valgard memperhatikan mereka lebih teliti. Memang ada seorang elf di antara kaum berbulu tersebut, tetapi Valgard sama tidak tahunya seperti Oure.

Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul dari Elite Thirteen, setidaknya dalam otak mereka masing-masing.

"Persetan dengan siapa elf itu," Gyrard nimbrung tanpa aba-aba, membuat ketiga Elite Thirteen lainnya menoleh tipis ke arahnya. Ia menarik sandarannya dari pohon dan mengambil senjatanya berupa dua kapak yang tersampir di pinggangnya dan bersiap dengan ancang-ancang bertarungnya. "Nanti dia akan mati juga."

"Tidak ada yang akan mati di sini," Valgard memberi peringatan dengan mengeluarkan kedua pedang kembarnya dari balik punggung yang dibalut dengan jubah hitam, melebarkannya untuk menghalangi pergerakan Gyrard.

"Ya, kenapa tidak?" cetus Oure. "Dia bukan Kingsmen, kan?"

"Aku tahu," kata Valgard. "Tapi dia bersama Kingsmen, kan?" tanyanya balik, berusaha mengambil celah agar para makhluk yang haus darah di sini dapat menggunakan akal sehatnya untuk tidak membunuh.

"Ah, benar juga, sih." Pada akhirnya, Oure setuju meski terlihat kecewa, kemudian mengambil busur yang tersampir di punggungnya. "Padahal aku ingin sekali membunuhnya."

"Kita bisa membunuhnya lain kali," kata Falcon. Mungkin dia adalah satu-satunya yang mengerti tujuan mengapa mereka dan apa yang harus mereka lakukan di sini. "Kita akan bertemu dengan mereka lagi, kok, aku yakin itu. Untuk sekarang, kita tidak bisa membunuhnya," kata Falcon, lalu membenarkan dengan cepat, "—belum. Mungkin menghajarnya saja akan cukup."

"Ya, Falcon benar. Tidak akan ada yang akan terbunuh di sini." Valgard kemudian melempar pandangannya kembali ke arah Kingsmen. Tak beberapa lama kemudian, ia memberi sebuah isyarat, "Oure."

Tangan Oure sudah gatal ingin memulai, ia menarik busur yang ia pegang di tangannya, membidiknya dengan satu mata tertutup tepat ke arah Kingsmen berada. Dia ingin bertarung—bukan, mereka ingin bertarung. Saat tali dari busur itu ditarik ke belakang, sebuah anak panah muncul dengan sihir milik Oure. Di ujung anak panah tersebut terdapat asap hitam yang menghilang dengan cepat.

Tanpa membuang waktu lagi, Oure melepas pegangannya. Anak panah berwarna putih lalu berubah menjadi hitam itu melesat menuju Kingsmen dengan sangat cepat.

~~~

Anak panah yang melesat ke arah mereka rupanya bukan tidak dapat dideteksi oleh siapa pun. Justru, refleks cepat dari Heimforn mungkin telah menyelamatkan Kingsmen. Heimforn dengan cepat mengeluarkan perisai yang berada di tangan kirinya sembari bergerak menuju arah anak panah itu datang, tujuannya untuk melindungi orang lain di sekitarnya.

The Runaway ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang