19 - Vasiliás

7 3 0
                                    

"Hei."

Igvir menoleh dari atas tunggangannya. Panggilan kecil yang disuarakan oleh Elsa barusan membuatnya menarik tali yang ia pegang di atas kudanya. Elsa pun melakukan hal yang sama. Mereka berhenti.

Igvir menatap wajah Elsa yang menampakkan seperti ada suatu hal yang sedang terjadi.

"Ada apa?" tanya Igvir. "Kudamu lelah?"

"Tidak," jawab Elsa dengan singkat. "Ada sesuatu yang harus kukatakan sebelum kita sampai di Baxisle Peaks—yang tepat berada di balik tanjakan ini."

Sinar bulan samar-samar menembus pepohonan yang menaungi tempat mereka berdua berdiri. Meski terdapat beberapa lampu yang bercahaya di sisi-sisi jalan, mereka berdua tidak berhenti di bawah lampu-lampu tersebut, melainkan di antara lampu-lampu. Semilir angin juga menerpa pepohonan dan membuat suara-suara dari gesekan dedaunan.

"Apa?" tanyanya singkat. Arther meringkik menanggapi tepukan kecil yang diberikan oleh Igvir.

"Baiklah," Elsa melempar pandangannya ke Arther lalu kembali pada Igvir. "Aku tidak bisa pergi denganmu untuk menemui dia," ia menjelaskan dengan singkat, namun tidak memberikan alasan dibalik kalimatnya barusan.

"Kenapa?"

Elsa menghela napas. "Katakan saja orang yang ingin kautemui itu adalah orang yang paling membenciku seantero Allandor. Jadi aku berpikir bahwa lebih baik aku tidak ikut ke sana. Mungkin dengan aku tidak ikut, itu akan menjadi keuntunganmu di sana."

Igvir berpikir sejenak. Ada banyak yang melintas di pikirannya mengenai hal-hal yang dikatakan oleh Elsa sepanjang perjalanan hari ini. Gadis elf di hadapannya ini terlalu muda untuk dapat berbuat onar hingga sebuah kerajaan mengasingkan dirinya. Kira-kira apa yang dilakukan Elsa?

"Bagaimana?" Elsa mencoba memastikan karena Igvir tak kunjung memberinya jawaban.

Igvir secara spontan kembali dari lamunan singkatnya. Tidak ada hal yang bisa ia pikirkan untuk membujuk Elsa, namun ia tetap mencobanya. "Kau yakin?" Igvir bertanya balik, "mungkin akan ada hal baik yang terjadi di sana."

Di saat yang bersamaan, Elsa menggeleng dengan mantap sekaligus menampakkan ekspresi cemas bercampur kecewa. Cemas bahwa hal yang dikatakan oleh Igvir tidak akan terjadi, dan kecewa bahwa ia tidak bisa menemani Igvir. Ia mencoba untuk menutupi wajahnya dengan cara mengusap rambut yang sesekali jatuh menutupi wajahnya, menghalangi penglihatan yang susah untuk memandang lawan bicaranya karena cahaya yang minim.

"Segala permasalahanku ini mungkin terlalu personal," Elsa memberi jeda seraya tersenyum kecut menatap tanah-tanah yang diinjak oleh kedua kuda yang sedang bersebelahan, lalu ia kembali, "hal-hal yang baik itu terlalu mustahil untuk terjadi. Tidak di kehidupanku yang satu ini."

Dari jawaban yang dilontarkan oleh Elsa, Igvir dapat menyimpulkan tiga hal. Pertama, Elsa menghindari sesuatu—atau lebih tepatnya lagi—seseorang. Kedua, Elsa memang berkata jujur. Atau ketiga, ada hal lain yang disembunyikan oleh Elsa.

Karena Igvir merasakan bahwa Elsa tidak nyaman dengan perbincangan ini, maka entah bagaimana ia memperbolehkan Elsa untuk tidak ikut dengannya. "Baiklah," katanya, "apa yang akan kaulakukan?"

Elsa mengernyit, "aku bisa menunggumu di sini," katanya. "—tenang, aku tidak akan kabur ke mana-mana," tambahnya dengan cepat. "Oh iya, nanti katakan saja kau ingin menemui Elrad Eilra. Dia elf tua dengan tato di sekitar leher. Kau pasti bisa mengenalinya," jelas Elsa.

Sekali lagi, Igvir merasa terkesan dengan pengetahuan Elsa mengenai Allandor. Di satu titik ia merasa terbantu, namun ia juga merasa bahwa ada hal lain dibalik hal-hal yang ia tahu. "Kau tidak akan bisa kabur juga," ujar Igvir, mengabaikan rasa penasarannya terhadap apa yang baru dikatakan oleh Elsa.

The Runaway ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang