1. Oscar

4.2K 302 15
                                    

Mungkin terlalu banyak tepung. Jadi kamu terlihat begitu Bantat!
~~~

Oscar POV

Hari pesiar yang aku tunggu hari ini tiba juga. Bersama dengan Rama, ia berniat untuk mencari gambar di Kedu. Tidak jauh dari ksatrian kami tentunya.

Setelah turun dari bus Akmil kami memutuskan untuk duduk-duduk di pinggir. Kami tiba tepat saat adzan zuhur berkumandang.

"Suh, aku zuhur dulu ya. Kamu tunggu sini saja." Aku mengangguk, menikmati alunan lagu Bruno Mars dari earphone milikku.

"Tidak sholat Mas?" Aku menoleh. Mendapati bapak tua berbaju Koko dan memakai sarung kotak-kotak.

"Siap, tidak Pak. Saya nasrani." Jawabku sesopan mungkin. Bapak itu terlihat mengangguk dan berpamitan ke masjid.

"Manis" gumamku saat melihat seorang perempuan yang berjalan bersama rombongan. Berjalan ramai turun dari bus. Tas ungu yang nampak sesak dan tubuhnya yang seperti roti bantat membuatnya lucu seperti kura-kura. Ia lewat depan mataku, sedang membidik ke arah gardu pandang. Wajahnya seperti takjub dengan pemandangan di sini.

Jilbab warna coklatnya terbang. Menutupi pipi chubynya. Saat melihat ia tertawa bersama temannya. Aku semakin ingin mengenalnya. Apapun caranya akan kulakukan.

"Suh, bengong aja. Udah ayo kesana." Aku mengangguk. Cukup lama kami bermain kamera di gardu pandang.

Aku melihat ke arah teras Karesidenan. Mencari brownis bantatku, begitu banyak manusia dengan pakaian yang sama. Warna merah yang begitu cerah di siang hari ini.

"Ngelihatin apa sih? Anak SMA itu?" Aku mengangguk tanpa mengalihkan pandanganku.

"Mereka anak SMA dari Jogja, baru lawatan sejarah. Akhirnya hati seorang Oscar bisa leleh juga." Aku menampol wajah usil Rama. Sahabatku sejak pertama masuk ke Akmil.

"Tunggu di sini." Aku langsung berjalan ke arah rombongan yang sedang berjalan ke berbagai arah. Aku terlalu pengecut. Aku memilih menabrakkan diri ke perempuan brownis bantat yang ku perhatikan sejak tadi. Wajahnya hitam manis, hitam karena sinar matahari.

"Awww" aku tersenyum samar. Membantu ia merapihkan tumpukan kertas yang berserakan.

"Karisa." Akhirnya aku tahu nama dari brownis bantat itu. Namanya Karisa, itu yang terbaca olehku. Sebelum ia benar-benar menarik kertas itu.

Dia hanya tersenyum dan mengangguk. Lantas pergi begitu saja, apa pesonaku memang benar-benar kurang menurutnya?

Biasanya aku akan di elu-elukan oleh mereka kaum wanita. Tapi tidak dengan Karisa ini. Aku masih saja penasaran, aku membuka catatan kecilku. Menuliskan sedikit kata dan beberapa butir angka.

Kembali menghampirinya, dan memberikan secarik kertas kecil. Aku harap dia membalas. Tentang apa yang aku tulis.

Aku masih terus memperhatikan gerakan tubuhnya yang sedang presentasi bersama kelompoknya. Aku bisa melihat senyumnya dari kejauhan. Dia begitu manis, senyumnya khas lebar dan sesekali matanya menyipit karena panas.

"Ngelamun. Jadi nggak nih beli Es Duren?" Aku terperangah, kembali ke alam sadar.

"Sebentar. Nunggu dulu ya, aku penasaran." Akhirnya ia mengalah. Membiarkan aku terus memperhatikannya dari jauh.

Hari semakin sore, tapi rombongan itu agaknya masih belum ingin beranjak. Padahal Rama sudah mengoceh, meminta untuk bergegas menikmati es duren yang begitu segar.

"Kamu kesana lah dulu. Nanti ku susul tiga puluh menit lagi." Rama kembali duduk.

Menemaniku sejenak, sampai rombongan itu benar-benar pergi. Aku sekelibat masih melihat tas ungu kombinasi kuning yang ia pakai.

Hari ini jelas pesiar terfavorit setelah beberapa tahun ini. Aku hanya berharap, ia akan segera menghubungiku. Menyembuhkan penyakit-penyakit hatiku. Dan kembali menghadirkan debaran aneh yang telah lama tidak hadir.

Jadi aku bisa kembali dan berusaha untuk mengenal Karisa itu. Karisa, kamu memang manis. Aku suka.

❤❤❤

Aku publish kembali cerita ini setelah di rapihkan.

Semoga suka semoga berkenan.....

Cerita ini bakalan slow update....

Nulisnya butuh hati yang kuat, butuh hati yang bener-bener siap untuk mengulik masa lalu.

Cerita ini di ambil dari sebuah kisah seseorang. Mungkin yang ngikutin saya dari lama pasti udah tahu siapa yang ada di dalam cerita ini.....

Selamat membaca teman-teman 😍

IntuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang