Chating Time

1.1K 151 6
                                    

Oscar POV

Me:
Sibuk sekali ya. Boleh kenal kamu?

Aku membalas saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kali ini tak lama setelah pesan terkirim. Dia langsung membalas. Aku tak henti- hentinya tersenyum saat obrolan melalui handphone ini terus berlanjut.

Karisa:
Oh silahkan. Salam kenal ya Mas. Aku Manda, panggil aja gitu jangan Karisa.

Me:
Oke Manda. Baru apa nih?

Pertanyaan yang sangat klasik ku lontarkan begitu saja. Ah dasar, aku seperti seorang bucin.

Karisa:
Mau tidur, udah malam banget nih. Besok mau pergi soalnya.

"Mas, tidur. Lampunya mau aku matikan nih." Anggi merusak suasana memang.

"Yasudah. Dimatikan, gitu saja kok repot." Dia memanyunkan bibirnya. Berjalan ke arah saklar lampu.

Me:
Pergi kemana? Btw rumah kamu mana?

Modus Car modus! Tak apa lah, sedikit. Kapan lagi.

Kling!!!!! Dengan semangat lima lima aku membuka aplikasi WhatsApp. Seakan terhempas dari langit.

Rama Akmil:
Sasuh, besok nonton film gimana?

Aku tak langsung membalas. Denting handphone berikutnya kembali hadir.

Karisa:
Besok mau ke Jogja Kak. Rumah aku di Kulon Progo. Kalau kakak?

Agaknya Karisa memang ingin melanjutkan chat denganku.

Me:
Bisa kita bertemu besok? Rumah ku di Jogja.

Cukup lama tak ada balasan. Aku membalas pesan Rama. Anak ini selalu mengajakku boros.

Me:
Antar aku saja. Ketemu Karisa!

Rama Akmil:
Karisa siapa? Kalau ketemu perempuan lagi sampai ketahuan bapak kau. Bisa di gorok kepalaku Lek😶

Me:
Karisa gadis manis yang ada di Kedu😂😂

Rama Akmil:
Gercep sekali anda brother. Ajak ketemu dimana?

Pintu terbuka, menampakan wajah Bapak.

"Tidur mas! Mau hpnya bapak ambil?" Aku bangun dengan sikap siap.

"Siap tidak. Saya sedang koordinasi dengan Rama Pak." Bapak tidak menjawab. Kembali menutup pintu. Aku segera menyusul Anggi ke alam mimpi.

Me:
Besok aku info setelah dari Gereja. Tidur bro, GBU!!!!

❤❤❤

Pagi indah yang begitu cerah. Aku baru saja keluar dari Gereja Santo Antonius Kotabaru. Anggi masih sibuk dengan teman-teman alaynya.

Mereka akan mengambil foto menggunakan polaroid. Dan Anggi biasa menjemur di dinding kamar. Aku dan Anggi sepakat untuk tidak bermain sosial media. Karena mereka hanya akan menghambat jalanku untuk baik.

Saat tingkat dua, aku sempat membuat Instagram. Tapi karena itu, aku juga lalai segala hal. Bahkan aku pernah terlambat datang untuk misa Natal. Karena terlalu asyik dengan yang namanya Instagram.

Anggi pun begitu, merasakan sedikit manfaat. Jadi kami memutuskan untuk tidak menggunakan itu lagi.

Hanya WhatsApp untuk komunikasi penting dan Line. Aku lebih suka menginstal game dari pada sosial media.

"Ayo mas, sudah." Aku dan Anggi masuk lebih dulu ke dalam mobil. Menunggu bapak dan ibu. Entah berbicara dengan siapa.

Kling

Karisa:
Maaf baru balas. Semalam sudah ketiduran.

Me:
Jadi gimana? Bisa kita bertemu?

Karisa:
Duh gimana ya 😟

Me:
Jangan khawatir. Aku bukan orang jahat hehehe.

"Mas hp terus perasaan." Aku mengulum senyum. Anggi kembali fokus dengan cemilan yang ia bawa. Tak lama bapak dan ibu masuk.

Aku segera menyalakan mesin mobil. Berusaha keluar dari parkiran yang sempit.

"Pak nanti aku pinjam mobil ya." Ucapku saat kami sudah ikut berdesakkan dengan mobil lain.

"Mau kemana?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari koran paginya.

"Nonton sama Rama Pak." Bapak menengokku.

"Bawa saja, tapi beli bensin sendiri." Aku bersorak dalam hati.

"Siap pak." Anggi menatapku aneh.

Sesampainya di rumah bapak dan ibu berpamitan untuk pulang ke Solo sebentar. Ada keperluan mendesak di sana.

Aku masih menunggu balasan Karisa saat ku ajak bertemu. Namanya juga berusaha.

Kling...

Karisa:
Oke. Nanti aku kabari ya. Mau berangkat dulu.

Me:
Siap, nanti kasih info ke saya ya Karisa.

Aku meloncat senang. Sampai Anggi menatapku aneh. Tidak perduli, segera ku sambar kunci mobil milik bapak. Teriakan Anggi ku abaikan.

Yang ada di fikiranku hanya bisa bertemu dengan gadis manis itu.

🌵🌵🌵

Hehehehe bingung mau bikin note apa. Enjoy your day gaesss❤️

IntuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang