sorry....updatenya lama...lagi g enak body nih...
jangan lupa ya kritiknya...
sarannya...
votenya....
happy reading...
***********************************
Sejak kejadian pada pagi hari di rumah Anna itu, Anna merasa hidupnya kini sedikit demi sedikit mulai berubah. Leo mulai sering mengunjunginya, entah hanya untuk minum kopi dan mengobrol atau bersenda gurau dengan Intan. Anna memang bertekad untuk menata hidupnya menjadi lebih baik. Semua ini karena dorongan dari Leo. Entah apa yang akan terjadi seandainya Tuhan tak mempertemukannya dengan Leo.
Hari ini Anna sedang berada di sebuah rumah elit milik seorang pengusaha untuk mengerjakan pekerjaannya menangani sebuah acara ulang tahun anaknya. Seorang gadis berusia 17 tahun ingin mengadakan pesta ulang tahunnya yang bertemakan garden party.
Taman belakang kini telah disulap Anna menjadi sebuah kebun yang indah. Beberapa meja bundar tertata rapi ditutup dengan kain putih di atasnya, dikelilingi empat kursi setiap meja. Lampu-lampu hias berbentuk bundar bergantungan di atasnya. Dan bunga adalah yang mendominasi semua bagian-bagian yang akan ditampilkan dalam pesta ulang tahun nanti.
Anna berjalan kesana kemari memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Para pekerjanya masih nampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang masih memasang lampu, merangkai bunga, mengatur panggung kecil, dan kesibukan yang lain. Seluruhnya hampir 90% selesai.
Anna mengangguk-anggukkan kepalanya sembari tersenyum kecil. Ia melihat jam tangannya. Sudah jam 4 sore. Anna mundur beberapa langkah agak menjauh dari tempat pesta tersebut untuk memastikannya dari kejauhan. Bagus, sebentar lagi selesai. Ia mundur beberapa langkah lagi.
Bruk!!!
Punggungnya seperti menabrak sesuatu. Atau seseorang? Anna membalikkan tubuhnya dan terkejut, karena ia menabrak Leo yang berdiri dengan senyum tipisnya. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya.
"Hei...apa yang kau lakukan di sini?" tanya Anna heran. "Kau membuntutiku ya?" gurau Anna sambil menunjuk Leo dengan telunjuknya.
"Aduh, aduh...wanitaku yang cantik. Aku kemari karena keponakanku nanti ulang tahun, bukan karena kau." kata Leo sambil mencondongkan tubuhnya kepada Anna.
Wajah Anna langsung merona karena malu. "Oh...benarkah? Jadi yang ulang tahun nanti adalah keponakanmu? Kenapa kau tak memberitahuku?"
"Tidak sempat. Lagipula kalau kau kuberitahu kalau yang ulang tahun keponakanku, kau pasti menghindar."
"Ah kau ini...tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa membayar gaji pegawaiku kalau aku menolak rejeki." ujar Anna.
Ah, sialan! Kenapa jantungku selalu deg-degan begini sih, gerutu Anna. Padahal hanya 3 hari ia tidak bertemu Leo karena baik dirinya maupun Leo benar-benar disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Setiap kali ia bertemu apalagi berdekatan dengan Leo, jantungnya tak pernah bisa diajak kompromi. Berdentum-dentum tak karuan dan ia seperti kehilangan akal sehatnya. Leo benar-benar telah membuat dirinya seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta.
Eh??? Jatuh cinta? Memangnya aku jatuh cinta pada Leo? Huh!! Itu tidak mungkin. Jelas tidak mungkin.
"Nanti malam kau ada acara?" tanya Leo membuyarkan lamunan Anna. Anna menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu jam 7 nanti kau kujemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enggannya mencinta
RomanceTrauma tentang masa lalunya membuat Anna berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan makhluk yang namanya lelaki sampai ia bertemu dengan Leo yang telah memporak-porandakan hidupnya dan cintanya.