Hai readers.....
Jangan lupa ya...
Komennya ?
Votenya ?
Enjoy reading.............
Dan maaf kalau masih banyak typo...
****************************************************
"Lihatlah, apa yang telah dilakukan pacar mudamu itu padaku!"
Sammy, dengan suara lantangnya, berjalan menghampiri Anna yang sedang sibuk memberi pupuk bunga-bunga mawarnya yang sedang kuncup. Waktu masih menunjukkan pukul 10.45, belum waktunya jam makan siang bagi orang kantoran macam Sammy.
"Leo?" tanya Anna sembari membalikkan tubuhnya menghadap Sammy yang menutupi sebelah kiri wajahnya dengan telapak tangannya. "Apa yang telah dilakukan Leo padamu?"
Sammy menurunkan tangannya dan memperlihatkan lebam hitam yang terpeta dengan jelas di pipi kirinya. Anna terperangah. Ia segera melepas sarung tangan dari plastik yang tadi dipakainya saat berkutat dengan tanah.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Anna sembari menyentuh pipi Sammy tepat di daerah yang berwarna hitam itu. Sammy meringis kesakitan.
"Auw...lepaskan tanganmu!" teriak Sammy dengan geram. Sammy menggosok-gosok pipinya dengan telapak tangannya sambil mendesis.
Anna menarik tangannya turun. "Maaf." Anna menghela napas. "Tapi Sammy, sebenarnya apa yang telah terjadi sampai pipimu seperti itu?"
Sammy mengerutkan keningnya. Nampak jelas wajahnya menahan rasa sakit yang luar biasa itu. Berkali-kali suara mendesis keluar dari mulutnya disertai erangan mengaduh.
"Ini...gara-gara pacarmu itu." desis Sammy sambil menunjuk pipinya yang lebam dengan telunjuknya.
"Ya, ya, aku tahu. Tapi apa masalahnya?" tanya Anna merasa jengah. "Ah, lebih baik kita kedalam saja, biar kuobati kau."
Anna mengibaskan tangannya menyuruh Sammy mengikutinya ke dalam. Sementara Sammy duduk di sofa, Anna masuk ke dapur dan membuka lemari es, mengambil beberapa pecahan es batu dan menaruhnya di atas kain putih semacam saputangan yang sedikit agak lebar, yang diambilnya di lemari pakaiannya. Setelah membungkus benda itu, Anna membawanya ke depan, menghampiri Sammy yang masih mengelus-elus pipinya.
"Ini, tekan ini di pipimu biar nyerinya hilang." Anna mengangsurkan buntalan es itu kepada Sammy dan Sammy menerimanya, lalu meletakkan buntalan itu di pipinya yang lebam sembari mengaduh kesakitan. Heh! Masih sama seperti dulu. Manja.
"Coba ceritakan bagaimana kejadiannya?" tanya Anna sembari meletakkan pantatnya di sofa, di depan Sammy.
"Pacarmu itu benar-benar keterlaluan." Sammy memulai percakapannya, sedangkan Anna hanya bisa menahan napas. "Dia tiba-tiba datang ke kantorku lalu menanyakan hal yang sama sekali aku tidak tahu apa maksudnya. Coba kau bayangkan, dia bertanya apakah aku benar-benar akan menikah denganmu?" Sammy mendengus dengan keras. Nampak sekali wajahya penuh dengan kejengkelan.
Jantung Anna berdenyut dengan cepat, mengingat bahwa dialah yang mengatakan pada Leo, bahwa ia akan kembali pada Sammy. Rupanya Leo ingin memastikan sendiri dari mulut Sammy yang benar-benar tidak tahu apa-apa.
"Lalu?"
"Tentu saja aku jawab 'tidak'. Bagaimana mungkin aku kembali padamu sementara aku sudah mempunyai anak dan istri. Bisa-bisa mama dan Sabrina membunuhku. Dan auw...rahangku seperti mau patah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enggannya mencinta
RomanceTrauma tentang masa lalunya membuat Anna berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan makhluk yang namanya lelaki sampai ia bertemu dengan Leo yang telah memporak-porandakan hidupnya dan cintanya.