"Loh?, kak Arga?"
"Lo ngapain disini Sha?" tanya Arga penasaran.
"Abis dari cafe kak" jawab Rara.
"Mau bareng Sha?" tawar Arga.
"Gak deh kak takut ngerepotin" ujar Rara tidak enak.
"Udah gapapa, lagi nunggu taksi kan? Biasanya daerah sini emang jarang taksi lewat" ucap Arga menginformasi.
"Ehh iya tah?" tanya Rara dan di balas anggukan mantap oleh Arga.
"Ya udah deh" pasrah Rara.
Gadis itu menaiki motor milik Arga. Arga tersenyum senang karena bisa pulang bersama Rara. Di sepanjang jalan ia tak henti-hentinya memperhatikan Rara lewat spion.
"Kak boleh tanya?" tanya Rara saat di perjalanan.
"Iya apa" jawab Arga.
"Lo tau nama Asha dari mana?" tanya Rara penasaran.
Arga tersenyum karena pertanyaan Rara, "Kepo lo" jawab Arga lalu tertawa.
"Ishh jawab kek" ujar Rara.
"Kepo lo" jedanya "Besok kalo lo udah gede gue kasi tau" sambung Arga.
Mendengar jawaban asal dari Arga itu Rara menjadi cemberut "Gue dah gede ya" jawab Rara sewot.
"Aish baper lo ah" jawab Arga.
Taklama motor Arga sudah sampai di halaman rumah Rara. Gadis itu turun dari motor Arga. Sebelum masuk ia mengucapkan terima kasih pada kakak kelasnya itu.
"Makasih" ucap Rara "Oh iya satu lagi, gue udah gede" sambungnya.
Agra terkekeh lalu mengacak-ngacak rambut Rara yang membuat gadis itu kembali cemberut. Ia menjadi teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. Ah apaan sih kok jadi flashback.
"Iya-iya, ya udah gue pamit" ujarnya dan mendapat anggukan dari Rara. Setelahnya ia bergegas pergi meninggalkan rumah Rara.
Gadis itu berjalan menuju pintu rumahnya. Di depan pintu terlihat Geo dan Fero yang sedang berdiri sambil bersedekap dada. Rara tetap berjalan saja tanpa memperdulikan tatapan mematikan mereka berdua.
"Dari mana aja lo?" tanya Fero ketus.
"Cafe lah" jawab Rara tak kalah ketus.
"Pulang bareng sapa?" tanyanya lagi.
"Arga" jawabnya singkat.
"Udahlah minggir, gue capek mau tidur, minggir" ucapnya lalu berjalan masuk.
"Rara gue masih ngomong sama lo" suara Fero sedikit meninggi kali ini.
"Apaan lagi sih" jawab Rara dengan nada tak suka.
"Lo tadi kemana aja sih, kita berdua capek nyariin lo dan lo malah asik berduaan sama Arga" ucap Fero dengan nada tinggi dan sedikit membentak.
Air mata menetes dari pelupuk mata Rara. Ia tak habis pikir jika kakaknya itu sekarang tengah membentaknya. Dari dulu Fero tidak pernah membentak Rara. Ya walaupun sebenarnya ia salah karena pergi tidak bilang, namun kan ini semua karena mereka berdua mengbaikan Rara.
Fero menghembuskan nafas dan mengusap wajahnya kasar "Ra sorry, gue gak bermaksud" ucap Fero menyesal.
"Gue cuma khawatir, lo cewek dan diluar sendiri itu gabaik apalagi ini malem Ra" jelas Fero.
Rara mengangguk namun matanya masih mengeluarkan air mata "Gue ngerti, maaf" ucapnya lalu berlari masuk menuju kamarnya.
Geo menepuk pundak sepupunya "Gak cuma lo yang salah, salah gue juga tadi udah ikut nyuekin Rara, jadinya dia kabur deh" ujar Geo menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARRANTA
Teen FictionShafira Starrsha Alexander Gadis cantik berusia 16 tahun, yang mampu menarik perhatian banyak orang dengan sikap ceria, ramah dan murah senyumnya. Sikap ramahnya itulah yang membuat banyak orang tertarik pada dirinya. Alvaro Antares Fernando Cowok...