Siang ini Rara dkk sedang berjalan menuju kantin. Sebelum ke kantin mereka berempat ke perpustakaan terlebih dahulu, karena Naya minta diantar untuk meminjam novel.
Namun belum sampai di kantin mereka dihadang oleh biang reseh sekolah. Siapa lagi kalau bukan Rabecca dkk. Jheni mencengkram pergelangan tangan Rara.
Olyn yang mulai geram pun melepasnya "Apa-apaan sih lo pegang-pegang tangan temen gue, tangan lo tu kotor nanti bisa-bisa temen gue kena virus lagi" ucap Olyn sinis.
"Ehh berani banget lo sama kakak kelas" ucap Jheni sewot.
"Harusnya kakak kelas nyontohin yang baik buat adek kelasnya, nah ini, dandan kek tante-tante, sikap gak ada sopan santunnya, sukanya bikin onar, bikin pusing sekolah aja" cibir Olyn sadis.
"Bacot lo, lo tu gak ada sopan santun" Jheni berdecih "Adek kelas jaman sekarang gini ya udah berani sama kakak kelas"
"Gak sudi gue hormat sama kakak kelas model kayak lo" ucap Olyn.
"Udahlah Lyn gak usah diladenin" ucap Rara berusaha menenangkan Olyn. Namun sepertinya usahanya ini gagal. Olyn tetap kekeh untuk berdebat dengan kakak kelas songong di depannya.
"Loh lo kok makin kurang ajar sih" ucap Jheni tak terima.
"Bacot lo Jhen" ucap Rabecca jengah "Urusan kita sama si centil ini bukan sama yang songong itu" tunjuk Rabecca ke arah Olyn.
"Eh enak aja lo ngomongin gue songong" ucap Olyn tak terima.
"Lah, emang jelas-jelas lo songong, mirror kek jadi orang" ucap Jheni tak suka.
"Udah, setiap hari malah, kalo habis mandi gue selalu mirror kok, secara kan muka gue nih cantik ya jadi wajar kalo sering mirror" pede Olyn "Lo sering mirror gak? Kalo saran gue nih ya lebih baik gak usah deh, muka lo kan jelek tuh, nah takutnya nanti kalo lo mirror lo kaget lagi ngeliat muka lo sendiri" sambung Olyn.
"Ihh lo tuh ya!" geram Jheni.
"Jheni diem, urusan gue sama nih centil" tunjuk Rabecca tepat di depan wajah Rara.
"Lo berani ya tunjuk-tunjuk temen gue!" ucap Olyn tidak terima.
Olyn memang sudah lama tidak tahan dengan sikap sok berkuasanya Rabecca dkk. Lain halnya dengan Naya dan Lesya, mereka tidak mau ambil pusing karena harus berhadapan dengan kakak kelas seperti mereka, bukannya selesai, justru masalah akan bertambah.
"Bacot lo, lo kemaren berangkat pulang bareng Alvaro kan?" tanya Rabecca seperti polisi ingin menginterogasi tersangka.
"Kalo iya emang kenapa?" tanya Rara sama sekali tidak takut dengan Rabecca.
"Belum cukup labrakan gue di kantin waktu itu?" tanya Rabecca kesal.
"Lah waktu di kantin kan lo kalah, secara kan harga dirinya anjlok gara-gara disiram teh" sahut Olyn.
Rabecca menggeram kesal "Ishh lo ya, sekali lagi gue ingetin sama lo, jangan deketin Alvaro lagi!" ucap Rabecca penuh penekanan.
"Lah, gabisa gue kalo jauh dari Alvaro" ucap Rara ingin memancing amarah Rabecca. Melihat kakak kelasnya itu marah seperti kepuasan tersendiri bagi Rara.
"Gue gak mau tau, jauhin Alvaro pokoknya! Dia itu punya gue! " ucap Rabecca kali ini nada penekanan di kalimatnya terlihat sangat jelas.
"Masa pacar gue harus jauhin gue? " tanya seseorang. Saat semuanya menoleh ke sumber suara, ternyata dia adalah Alvaro. Tidak hanya Alvaro saja sih yang datang, teman-temannya juga ada di sana.
"Lah lo pacaran sama si centil ini?" tunjuk Rabecca ke arah Rara "Kok lo mau sih Al? Kan jelas-jelas lo itu punya gue, bidadari yang paling cantik sedunia" ucap Rabecca pede.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARRANTA
Teen FictionShafira Starrsha Alexander Gadis cantik berusia 16 tahun, yang mampu menarik perhatian banyak orang dengan sikap ceria, ramah dan murah senyumnya. Sikap ramahnya itulah yang membuat banyak orang tertarik pada dirinya. Alvaro Antares Fernando Cowok...