Prolog

928 36 3
                                    

Aufal Assegaff Maroom, lelaki yang memiliki sifat dingin, cuek dan tidak terlalu suka dengan kebisingan dunia luar. Ia lebih memilih menjadi lelaki sederhana yang sekarang menjadi seorang pemimpin salah satu pondok pesantren yang bernama pesantren Al-Baqiyatusshalihat, ia juga sedang melanjutkan study di Kairo tepatnya di Universitas Al-Azhar yang sangat terkenal dikalangan para muslim dan muslimah yang sangat haus akan ilmu. Aufal sangat gigih dalam suatu yang ia kejar, tak sekalipun ia menyerah dalam berusaha, dan tak pernah lupa selalu berdo'a kepada Allah, disaat liburan semester ia akan berkunjung walaupun begitu tak sekalipun terlintas dibenaknya untuk menghentikan langkahnya dalam memperjuangkan menuntut ilmu Allah yang berarti ia akan berjihad dijalan Allah, ia sangat yakin bahwa apa yang ia perjuangkan dan korbankan sekarang tak luput dari penglihatan Allah, dengan hati yang ikhlas dan selalu sabar menjalani kesibukan demi kesibukan, terus ia lalui dan ia jalankan, tak pernah ada terlintas dan terucap kata untuk menyerah, disaat pemuda-pemudi diluar sana menghabiskan kekayaan untuk kesenangan dunia, ia malah sangat bertolak belakang dengan mereka, menurutnya kesenangan dunia hanya sesaat tidak dengan kesenangan akhirat yang lebih abadi dan haqiqi.

Dipondok pesantren ini ia dibesarkan bersama keluarga yang sangat menjunjung tinggi Ahlul Sunnah Wal Jamaah yang telah di sampaikan nabi Muhammad Saw, ia hidup disekitar orang-orang yang taat akan agama dan sangat menghargai sesama, Aufal sangatlah beruntung hidup dikalangan orang-orang yang taat dan paham akan agama sehingga saat besar pun ia akan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh para pemuka agama yang ada dipondok pesantren ini ditengah kehidupan orang-orang yang sangat menjujung syari'at Islam.

Dipesantren ini Aufal membangun muda-mudi yang beriman,  paham akan perihal agama dan juga membangun santriwati dan santriwan yang berprestasi dan juga memiliki potensi yang bisa mereka kembangkan dan menyebarkan Dakwah dengan cara Jihad mereka masing-masing, Aufal belajar dari sang Abi yang jujur, adil, dan bijaksana dalam menentukan pilihan untuk membela kebenaran dijalan Allah.

🎵🎵🎵

Ditengah bisingnya ibu kota Jakarta, disebuah klub malam yang tampak dihiasi dengan lampu yang berkerlap-kerlip, dan juga suara musik keras menggema diseluruh ruangan klub, sehingga seluruh makhluk yang berada didalam ruangan tersebu,  tampak asik dan dengan lincahnya mereka bergerak kesana kemari menari bersama pasangan mereka-masing, yang tanpa mereka sadari akan memberikan efek dikemudian hari.  Disebuah bar, tampak seorang gadis cantik yang sedang asik menikmati minuman yang dituangkan oleh sipelayan bar, tanpa  ia sadari sudah sepuluh gelas alkohol ia teguk tanpa memperdulikan rasa minuman tersebut sehingga memberikan efek pusing yang mendera kepalanya, merasakan pusing, gadis tersebut memilih menenggelamkan wajah dibalik helaian rambut yang menutupi wajahnya yang cantik, namun pakaian yang ia kenakan cukup mencolok mata karena pakaiannya yang cukup mengundang syahwat para kaum adam yang melihatnya, ia menggunakan baju sepaha yang ketat dan membentuk lekuk tubuhnya dengan lengan baju yang hanya ditautkan oleh seutas tali pengangkut dibahunya, baju berwarna maroon sehingga menampakkan kesan seksi pada dirinya.

Tiba-tiba dari arah belakangnya muncul dua orang lelaki dengan tubuh kekar memakai jas hitam yang dipadukan dengan celana senada, berjalan dengan tampang yang kurang bersahabat, dengan tatapan mengarah kepada gadis yang sedang menunduk, sedang berusaha meredakan efek pusing yang ia rasakan, setibanya ditempat dimana gadis tadi duduk, salah satu dari mereka mulai mendekatinya.

"Nona Alifa, kami ditugaskan oleh pak Ibnu Kamil untuk menjemput Nona pulang." ucap salah satu pria tadi dengan suara yang terdengar tegas dan cukup menusuk Indra pendengaran yang berada disana, termasuklah dengan pendengaran gadis yang tersebut, ia menegakkan kepala, berusaha mencari sumber suara tersebut dengan berusaha menangkap bayangan dua orang dengan pandangan samar-samar, ia berkata dengan suara yang hampir tak bisa didengar orang.

"Nggg.... hhmmmh..."

Ia menggeram, lantas tiba-tiba kepalanya kembali berdenyut, kali ini tanpa bisa dicegah, badannya tumbang dan pandangannya gelap.

Gadis itu, Alifa Annovi Kamil.

🎵🎵🎵


#Assalamu'alaikum.
Selamat menikmati cerita hasil kolaborasi dua author yang masih belajar didunia kepenulisan dan fakir ilmu, kenalan dulu sama kami, author pertama yaitu saya, dan kedua @BunnybunnyDini.
Jangan lupa apresiasi kalian ya! 😘

AUFA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang