PART 23

171K 6.4K 136
                                    

Gue udah sekolah kayak biasa, dan kayak biasanya juga gue lagi di taman belakang sekolah berkarlotaria sama teman-teman gue. Tapi bukan berarti gue udah ngelupain masalah kemaren. Bahkan teman-teman gue ini yang ngebahas diluan masalah darah itu.

"astafir! Napa bisa sih lo punya musuh yang bengis kek gitu?" heran Gieska.

"gue juga gak tahu Gies, gue udah berusaha keras buat ngingat apa kesalahan gue dimasa lalu yang ngebuat orang itu gak suka sama gue, tapi faktanya gue gak pernah nyakitin orang!"

"coba lo pikirin yang bener" - Gita.

"sampai rambut gue rontok juga gue gak bakalan tahu!"

Anya yang diam tiba-tiba buka suara. "gue agak curiga sama Nanda"

Kita semua otomatis menolehkan wajah kearahnya. Ya, hari ini kita ngumpul tanpa Nanda. Dia bolos.

"bahkan Anya juga sepemikiran sama gue" sahut Oca sambil asik main hpnya santai.

"gak mungkin! Gue udah berteman sama dia dari orok, gue tahu dia orangnya kayak apa." Gita belain Nanda.

"Terus kenapa dia bolos? Dia enggak pernah bolos sebelum ini 'kan" ucap Gieska.

"kalian kok nuduh Nanda sih?! Ingat dia itu teman kita, gak mungkin Nanda kayak gitu" Gita ngomong dengan mata yang berkaca-kaca.

"gue kecewa sama kalian semua!" Gita nangis, dengan cepat Anya langsung meluk Gita.

"gini aja deh kita cari jalan tengahnya, kalau misalnya pulang sekolah Karin diteror berarti itu Nanda" ucap Gieska.

"atas dasar apa lo bilang kayak gitu?! Belum tentu itu Nanda" Gita langsung berdiri.

"Ada masalah kayak gini bukan saling nuduh! Tapi kita sama-sama cari jalan keluarnya. Kalau kalian enggak bisa bantu gue mending kalian diam aja!" emosi gue langsung membeludak begitu aja.

Tiba-tiba Nirelda (teman sekelas gue) muncul entah dari mana. "ehm permisi, gue mungkin bisa bantu kalian"

Kita semua menatap heran kearah Nirelda. "Ini anak udah tiba-tiba muncul terus sok tahu lagi". Batin gue.

"gue enggak sok tahu ya!"

Mata gue sontak membulat. "Nirelda bisa baca pikiran orang?"  gue masih membatin.

"iya gue bisa! Kenapa masalah?" sewotnya.

"waaaah Nirel! Kok kita baru tahu lo bisa baca pikiran orang?" ucap Gieska antusias.

"gue sebenarnya enggak mau ngasihtahu kemampuan gue ini, tapi karena gue dengar masalah lo jadi gue pengen ngebantu"

"caranya?" tanya Oca.

Nirelda merogoh sakunya lalu mengeluarkan rubiknya. "mungkin ini bisa ngebantu"

"biasanya ya, yang gue lihat di tipi-tipi itu medianya pasir, teh atau enggak kartu. Lah ini rubik"- Gieska.

"jangan ngeremehin! Ini rubik punya keistimewaannya sendiri. Rin kamu pegang rubik ini dan acak sesuka hati lo"

Entah kenapa gue nurutin Nirelda aja, memutar-mutar rubik itu secara acak.  Saat gue udah merasa puas, gue langsung mengembalikan rubik itu ke Nirelda. Dia memendang rubik itu dalam terus raut wajahnya berubah seketika, dia kayaknya shok.

"orang yang neror lo adalah orang yang dekat dengan lo sendiri"

Kita semua memandang satu sama lain. "siapa?" tanya Anya.

"gue gak bisa ngasih tahu, yang jelas dia orang pertama" setelah ngomong itu Nirelda yang langsung pergi meninggalkan tanda tanya dibenak kita semua.

"orang pertama maksudnya?" tanya Oca.

"gue juga gak tahu" ucap gue lirih.

"udah gue bilang bukan Nanda! Pokoknya masalah ini jangan buat kita terpecah" ucap Gita.

Orang pertama? Maksudnya apa? Masa orang yang pertama kali curiga? Maksudnya Oca?

.
.
.
.
.
Tbc

Waduh! Siapa nih kira-kira? Oca atau Nanda? Mau tahu siapa? Kalau mau tahu voment dulu donk.... Dan tunggu next partnya.

Special tag buat yang selalu menunggu cerita ini.
DelonMasoko

My Husband Is Ketos [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang