PART 33

179K 6.9K 28
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua calon anggota Osis. Karena tepat hari ini, mereka akan dilantik. Elvan minta tolong gue untuk bantu dandanin para casis cewek maupun cowok. Sebenarnya gue gak terlalu bisa makeup, tapi kalau yang natural untuk remaja gitu gue masi bisalah.

Oleh sebab itu, gue dan para casis udah ngumpul dari jam lima subuh di sekolah. Mereka antri di makeupin sama gue dan Airin. Yap ternyata Airin jago makeup genks. Gue baru tahu kalau dia itu sering ikut lomba-lomba fashion show gitu.

Untuk cewek gue pakein mosturizer, sunscreen, concealer, bedak bayi, mascara, dan liptin. Btw liptinnya gue jadi'in blush on juga dan mascara gue pakein sedikit di alis biar  rapih. Untuk yang cowok gue cuman pakein mereka sunscreen, bedak bayi, sama liptin dikit banget biar gak pucat.

"saya gak mau pake liptinnya kak!" ucap Fadil dengan memalingkan wajahnya.

"ih! Harus pake donk"

"saya cowok! Masa pake kayak gituan"

"teman-teman kamu aja gak masalah, kok kamu gak mau sih?!"

"karena saya cowok!"

"heh! Ini itu hari penting, kamu bakalan dilantik. Pasti nanti kalian bakalan difoto. Terus kamu mau mukanya pucat kayak orang sakit? Saya juga gak bakalan buat kamu kayak bencing!"

"ck yaudah" pasrahnya.

Selesai dandanin Fadil artinya tugas gue udah selesai. Soalnya Fadil ini orang terakhir yang harus di makeupin. Gak terasa udah jam 06.30 dan gue belum ganti baju, masih pake piyama. Tapi tenang aja genks gue udah mandi di rumah.

"Oca temanin ke toilet mau ganti baju"

"enggak bisa rin, gue masih harus nyanggul rambutnya Jasmine"

"Gieska"

"enggak bisa rin, gue harus cek lapangan atas dulu"

"Gita"

"dia lagi keluar sama Nanda" ucap Oca.

"sama gue aja" ucap Airin tiba-tiba.

"sama lo?" tanya gue.

"iya, ayo gue juga mau ketoilet"

Akhirnya gue pergi ke toilet bareng Airin. Suasana canggung menyelimuti kita berdua. Enggak ada yang membuka percakapan. Sampai akhirnya kita sampau ditoilet. Gue langsung masuk ke salah satu pintu, dan mengganti baju gue.

Gak nyampe lima menit gue sudah kelar dan langsung keluar. Ternyata Airin masih nungguin gue.

Waktu gue mau pergi ninggalin dia, dia malah nahan tangan gue.

"kenapa?" tanya gue singkat.

"gue mau ngomong sama lo" ucapnya.

"yaudah ngomong aja"

Airin menghembuskan nafasnya kasar sebelum akhirnya berbicara. "dulu gue gak pernah kepikiran kalau mama itu bukan mama kandung gue. Tapi setelah hari dimana gue dan mama ketemu sama lo di mall. Gue baru tahu kalau ternyata gue anak tirinya. Gue juga gak tahu mama tega ninggalin lo dan bokap lo, untuk papa gue...." bibir Airin bergertar.

"....tolong jangan marah sama gue atau sama mama. Mama udah menderita karena lo enggak nganggep dia sebagai orangtua lo" Airin berusaha nahan air matanya.

"lo enggak pernah ngerasain, apa yang gue rasain Airin. Coba lo bayangin anak kecil yang hanya membutuhkan kasih sayang seorang ibu malah ditinggal sama ibunya sendiri untuk anak orang lain. Maaf gue gak bisa semudah itu maafin dia."

Gue melangakahkan kaki, berniat untuk meninggalkan Airin. Tapi lagi-lagi gue ditahan sama dia.

"Karin, gue gak minta lo untuk maafin mama. Gue cuman mau kita jadi keluarga. Kalau lo memang gak mau nganggep gue sebagai saudara lo, lo bisa anggap gue sebagai teman."

Gue tersenyum menanggapi ucapan Airin. "Airin, lo bukan teman gue—" air mata Airin jatuh.

"—tapi lo saudara gue" wajah Airin langsung terangkat dan menatap gue dalam.

Gue tarik dia kedalam pelukan gue. "lo saudara gue Airin, walaupun kita bukan lahir dari rahim yang sama. Tapi kita tetap saudara. Gue minta maaf ya karena waktu itu gue nampar lo"

Airin nangis dalam pelukan gue. "harusnya gue yang minta maaf. Gue udah lancang cium suami lo"

"udah ah! Lo mau dilantik jangan nangis donk, nanti mata lo sembab"

"biarin aja" ucapnya acuh.

Gue ngedorong dia. "lo itu harusnya dengarin apa kata saudara lo!" ucap gue sebelum pergi ninggalin dia.

"saudara!" teriaknya sambil nyusul gue.

"jangan ninggalin gue donk saudara" sambungnya lagi saat udah berada di samping gue.

"geli najis! Gak usah manggil gue saudara"

"terus apa? Kakak?"

"enggak-enggak panggil nama aja!"

"gak mau. gue pokoknya mau manggil kakak"

"serah lo!" ucap gue terus ninggalin dia lagi.

"kakak tunggu!"

Ternyata begini rasanya punya saudara, rempong banget!

.
.
.
.
.
Tbc

Hey guys! Numpang promosi dulu ya.

Hey guys! Numpang promosi dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada cerita baru. Silahkan di cek! Bakalan update setelah cerita ini selesai. Jangan lupa voment ya.

Mungkin next partnya bakalan nanti malam atau besok pagi.

Pokoknya tungguin aja ya.

My Husband Is Ketos [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang