PART 7

237K 8.5K 153
                                    

Hari ini kita masuk sekolah lagi setelah kemaren izin karena acara pernikahan kita.

Beruntungnya satu sekolah gak ada yang tahu perihal pernikahan gue ini kecuali Oca karena dia sahabat gue. Sebenarnya mulut gue gatal mau cerita keteman-teman gue, biasalah namanya juga cewek. Cuman teman-teman gue rata-rata lambe turah semua, mulutnya kalau ngomong enggak bisa di rem apalagi Gieska. Kalau ngomong beuh gak ingat-ingat tempat bahkan kalau dia mimpin rapat Osis bisa-bisa jadi tempat curhatan dia. Astaga Gieska aku padamu.

Rata-rata teman-teman gue itu Osis Gieska, Nanda, Gita, Anya, dll semuanya rata-rata Osis. Gue heran aja kenapa mereka mau masuk Osis yang notabanenya selalu sibuk, kalau gue sih ogah!

"weh rin! Kemana lo kemaren kenapa gak masuk?" tanya Gieska waktu gue baru aja masuk kedalam kelas.

"gak enak badan"

"widih bisa pas gitu ya sama ketos kita juga gak masuk. Apa jangan-jangan kalian berdua nikah diam-diam jadi enggak masuk?" kata Gieska dengan nada bercanda.

Yang pada kenyataannya itu benar gue pura-pura ketawa. "pikiran lo jauh banget"

"jauh? Perasaan gue disini aja" ucapnya lagi.

Ingin rasanya kulempar Gieska dari atas jurang kalau sifat ngeselinnya sudah keluar. Gue duduk dibangku gue sebelah Oca terus dia nanya ke gue. "gimana acaranya lancar?"

"lancar aja" ucap gue.

"lo gak takut nikah muda emangnya" tanya Oca setengah berbisik.

"enggak, toh gue sama dia sudah komitmen enggak bakalan ngelakuin hubungan badan sampai lulus SMA"

Tiba-tiba dar belakang gue dengar suara cowok teriak. "wah-wah parah! Hm Kirana sudah komitmen-komitmen"

"apaansih Michael?" kata Zakia sambil ngelihat Michael aneh.

Seakan tuli Michael cuman fokus ngolokin gue, gue marah? Gak guna, gue tahu itu anak juga gak tahu apa-apa.

"Kirana parah" ucapnya lagi.

"AUTIS!" teriak satu kelas ke Michael.

Terus dia pergi kearah kantin kek anak gak berdosa gak salah memang gelar autis dikasih ke dia.

Gak lama setelah Michael pergi datanglah Nubira sama Nanda sambil bawa kotak tupperware. Dari gelagatnya bisa ditebak mereka mau jualan.

"pengumuman anak Osis lagi jualan salah satunya ini kita julan banana choco stick yang tertarik bisa langsung beli, harga bisa di nego!" teriak Nanda.

Gue ngehampirin mereka terus ngelihat jualan mereka yang memang mengiurkan banget. Biasanya anak Osis kalau jualan pasti ada tujuannya.

"rin beli nah" ucap Nubira memelas.

"iya gue beli tapi kenapa kalian jualan?"

"bentar lagi mau ada event kita mau bantu dana, ya meskipun gak seberapa"

"yaudah deh, gue beli semuanya berapa?"

"seriusan lo?!" tanya Nubira kek gak percaya gitu.

"aman aja, berapa emangnya"

"300.000"

Gue langsung ngeluarin tiga lembar uang seratus ribu. Sekali-kali bantuin anak Osis gak masalah donk lagi pula gue mau sedekah ke anak-anak kismin eh gak boleh gitu, gue sekalian mau sedekah ke anak-anak jelata dikelas gue.

"kalau kalian mau ambil aja sendiri, gratis!" ucapan gue yang ditanggapi dengan senang sama satu kelas apalagi Hafiz, paling di depan.

Kelas gue ini katanya unggulan genks tapi gak tahu diri semua, enggak ada yang bilsang makasih. Ingin ku berkata kasar.

[My Husband Is Ketos]


Gue baru ingat tadi kata Nubira kalau misalkan anak Osis mau buat event dan itu berarti Elvan bakalan super sibuk. Memutuskan untuk menikah dengan ketua osis sebaiknya kalian pikir-pikir lagi. Karena apa, mereka super sibuk banget. Gue gak mau egois meminta Elvan untuk ngeluangin waktunya buat gue tapi gue juga butuh waktunya dia.

Kalian bayangin aja kita sekolah jam 7.15 pulang jam 15.15 tapi si Elvan gak pulang dan masih ngurus Osisnya sampai sekarang jam 20.30 ini sudah malam dan Elvan belum pulang juga.

Mau nangis aja gue rasanya karena gue udah ngantuk tapi gak bisa tidur kalau enggak ada dia, mungkin gue khawatir. Sampai akhirnta jam 20.45 pas pintu rumah dibuka dan menampilkan sosok Elvan dengan seragam sekolahnya.

"belum tidur?" tanya dia santai.

"gimana aku bisa tidur kalau kamu belum pulang"

"hm" untung suami kalau enggak sudah gue bunuh memang nih orang.

"kamu mau makan dulu enggak?"

"udah makan tadi"

Ya, kampret gue udah berusaha masak sambil liat Youtube sampai beberapa kali percobaan ternyata si doi sudah makan. Lain kali gak bakalan masakin ini orang.

Dengan kesal gue naik keatas sudah gak peduli sama Elvan lagi. Tiba-tiba langkah gue terhenti karena seseorang memeluk gue dari belakang, siapa lagi kalau bukan Elvan.

"jangan marah, aku mau mandi dulu. Kamu tidur aja" ucapnya lalu ngecup tengkuk gue. Terus dia pergi ke kamar mandi

Kenapa gue dikasih suami modelan gini sih dalam waktu yang bersamaan bisa bikin gue kesal sekaligus senang.

My Husband Is Ketos [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang