9

2.2K 318 14
                                    

"kita sudah sampai di pintu masuknya pangeran"

"Benar benar telah berubah ya" ujar Harry sambil mengikuti Zhuge Liang yang berjalan di depannya menuju sebuah pintu Lift

Pintu Lift terbuka menampilkan dalam lift yang berlapis emas dan berlian yang menjadi hiasannya.

Harry dan Zhuge Liang masuk kedalam Lift, Harry merasakan guncangan yang cukup keras saat Lift mulai bergerak hingga akhirnya mereka berdua sampai di Olympus.

Harry bisa melihat istana yang sangat megah berdiri dihadapannya.

"Pegang tanganku pangeran, agar kita bisa segera sampai didepan pintu" ujar Zhuge Liang

"Kenapa tidak dari sekolah saja?"

"Jika seperti itu proses untuk mengingat masa lalu anda akan terhambat, apa anda tidak sadar sedari tadi kita kesini melewati tempat tempat yang bersejarah untuk anda"

"Tempat tempat itu sudah berubah" Harry menyentuh tangan Zhuge Liang dan mereka langsung menghilang dari pintu masuk dan muncul di sebuah pintu yang sangat besar yang mulai terbuka dan memperlihatkan banyak orang dibalik pintu yang mulai terbuka tersebut.

"Selamat datang di rumah, Pangeran Aristides"

"Papa"

Tanpa pikir panjang lagi, Harry berlari dan memeluk erat sosok yang menyambutnya

"Aku pulang,i miss you"

"Aku juga merindukanmu, son" ujar Poseidon sambil membalas pelukan Harry

"Pangeranku yang tampan, bayi kecilku" gumam Poseidon

"Aku bukan bayi lagi papa"

"Tidak mau memeluk father?"

"Oh dia tidak mau memelukmu dia takut terkena petir" ujar Hades

"Kau pikir pangeran kecilku mau memelukmu? Yang ada nanti dia terbakar" sahut Zeus

"Asal Father dan Daddy tahu saat ini aku juga seorang penyihir, ada satu mantra untuk membunuh dan menyiksa seseorang" ujar Harry sambil melepaskan pelukannya pada Poseidon lalu meluk kedua ayahnya secara bersamaan

"Aku merindukan kalian" ujar Harry

"Terima kasih sudah kembali" ujar Zeus

"Aku sudah berjanji"

"Jika kau tidak kembali aku akan membunuh, Hades"

"Hei!"

"Hahahaha"

.

.

.

Harry atau Pangeran Aristides tak melepaskan pelukannya dari sang papa sejak mereka sampai di sebuah ruangan cukup besar.

"Maaf atas semua kesakitan yang telah kami berikan untukmu"

"Tidak, Father. Itu sudah menjadi pilihanku"

"Ah ya, Ada yang ingin aku tanyakan pada kalian. Karena aku tahu kalian pasti punya jawaban dari pertanyaanku"

"Apa ini tentang kehidupanmu yang sekarang?"

"Ya, bagaimana bisa Voldemort menyelamatkanku dan Dumbledore membunuhku"

"Hmm? Menurutmu kenapa?" Tanya balik Hades membuat Harry melemparkan tatapan kesal kepada salah satu ayahnya itu

"Father apa boleh aku membakar, Daddy?"

"Oh? Boleh sangat, tapi percuma. Kau lupa dia raja api?"

"Hahahaha aku bercanda, anakku sayang"

"Cih" 💢

"Kau ingat dulu kenapa kau melemparkan dirimu sendiri ke mulut penyihir itu?" Tanya Poseidon

"Untuk melindungi semua orang, termasuk kalian"

"Asal kau tahu pangeran. Nama belakang penyihir itu adalah Dorem"

"Dorem?" Harry menatap Poseidon dengan pandangan bingung saat Poseidon menyebutkan nama yang asing di telinganya

"Keluarga itu mengganti nama mereka menjadi Dumbledore"

"Maksud, papa? Dia.."

"Ya, Aorea Dorem penyihir gila itu punya keturunan dan Albus Dumbledore adalah keturunan penyihir itu, dan kelicikan terus di turunkan kepada keturunan mereka nak"

"Jadi benar jika dia ingin menguasai dunia?"

"Itu benar sekali, sayang. Dia menjadikan Voldemort dan dirimu sebagai pion, namun beruntung Voldemort sadar lebih dulu" ujar Poseidon sambil melihat adik bungsu sekaligus belahan jiwanya membuat Harry ikut menatap salah satu ayahnya itu

"Father? Kau ikut andil dalam semua ini?"

"Apa?! Aku hanya tidak ingin anakku jadi pion" ujar Zeus sambil memalingkan wajahnya

"Aww"

"Pftt"

"Tapi aku tetap mati"

"Tapi kau disini sekarang"

"Ya, dan aku tau, itu semua karena dirimu yang mulia" ujar Harry

"Terima kasih sudah menjagaku dari jauh" lanjutnya sambil bangkit dan memeluk Zeus dengan erat yang dibalas dengan pelukan Zeus yang tak kalah erat, sedangkan Poseidon dan Hades hanya bisa tersenyum lembut melihat pangeran mereka yang sudah kembali kedalam pelukan mereka, walau nanti akan berpisah. Setidaknya mereka sudah bertemu dan bisa berkomunikasi dengan lancar tanpa gangguan lagi

TBC

Back To A DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang