dunia sihir gempar dengan berita tentang di serangnya seorang Heir oleh salah satu murid Hogwarts di Hogwarts itu sendiri, para orang tua mengirimkan surat ke Hogwarts dan Ministry Of Magic untuk segela menindak lanjuti kasus ini. berita itu sangat cepat, terutama Daily Phropet yang sangat update membuat wartawan lainnya ikut mencari tahu dan memberitakannya pada hari itu juga.
Di Hogwarts sendiri para murid juga terus membicarakan tentang bagaimana kelakuan Ron dan Ginny di Hogwarts, Ron dan Ginny sendiri saat ini masih di tahan di Departemen sedangkan Harry berada di St. Mungo dengan Daniel yang selalu ada disisinya.
"sepertinya keputusan kita untuk membiarkan Harry bersekolah di Hogwarts adalah keputusan yang salah" ujar Lily
"tidak juga Moms" sahut Daniel
"aku tidak ikut Harry ke Illevermony untuk mempertahankan statusku di Hogwarts sebagai pewaris Gryfindor, Illevermorny milik cucu Salazar tentu saja Harry harus kesana untuk memberitahu kepada mereka jika pewaris mereka masih ada, dan dia harus kembali ke Hogwarts untuk memoertahankan stautsnya juga" jelas Daniel
"tapi lihat sekarang Daniel, lihat apa yang terjadi pada mate-mu"
"aku tahu mom, sangan tahu apa yang terjadi. tapi jika Harry tidak datang mungkin aku sudah menanam benih di bungsu Weasley itu" ujar Daniel membuat ibunya kaget
"apa maksudmu nak?"
"bungsu Weasley selalu mencoba memasukan amortentia kemakanan ataupun minumanku, untuk menjeratku. dengan adanya Harry tentu saja aku akan selalu bersamanya dan aku hanya akan melihat Harry walaupun aku tak sengaja meminum ramuan itu, karena jika aku bersama mateku, harum yang keluar dari tubuh Harry bisa menjadi penawarnya. karena itu terlalu memabukan untukku" jelas Daniel yang di balas anggukan kecil oleh Lily yang langsung menyeringai dan mulai mencolek bahu anak pertamannya
"sudah berapa kali kau melakukannya?" goda Lily
"mom!" Lily hanya bisa tertawa melihat Daniel merenggut kesal dengan wajahnya yang memerah.
.
.
.
tengah malam sosok manis yang memejamkan matanya dari siang itu akhirnya memperlihatkan bola mata emerald yang dapat menghipnotis siapapun, dia mengedarkan pandangannya kesekitarnya lalu menghela nafas saat menyadari dirinya ada di St. Mungo.
"niel..." panggil Harry sambil mengelus rambut Daniel yang tidur di kursi dengan kepala yang direbahkan ke kasur dimana Harry berbaring, membuat Daniel terusik dan terbangun dari tidurnya.
"Harry, akhirnya kau sadar" ujar Daniel
"mau minum?" tanya Daniel yang langsung di jawab anggukan oleh Harry membuat Daniel langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air yang memang sudah disediakan di nakas sebelah kasur Harry
"apa yang terjadi?" tanya Harry saat dirinya sudah selesai minum
"dua weasley itu saat ini di tahan di departemen" jawab Daniel
"kenapa dua?"
"si Ron itu ditahan juga karena selalu melakukan kekerasan fisik pada beberapa murid Hogwarts" jelas Daniel
"hmm, lalu kenapa kita disini?"
"kau bercanda? kau diserang wezel kecil hingga tak sadarkan diri tentu saja kami semua khawatir dan madam pomfrey tidak bisa beruat apapun jadi kau dibawa kesini"
"tapi aku baik baik saja"
"katakan itu nanti saat Healer memeriksamu, sekarang tidurlah" ujar Daniel sambil merebahkan tubuhnya disebelah Harry dan membawa matenya kedalam dekapannya.
.
.
.
Hari terus berlalu, Harry dan Daniel sudah kembali lagi ke Hogwarts dan kembali mengikuti pelajaran yang mereka ikuti. Ron Weasley juga ikut kembali ke Hogwarts akan tetapi gerakannya terbatas, dia akan diawasi oleh para auror, dia dipakaikan sebuah gelang kaki dimana akan memberikan efek sakit kepadanya dan akan berbunyi kencang serta memberi sinyal kepada Auror jika dirinya akan berbuat jahat atau keluar dari Hogwarts. Daniel masih memaafkan dirinya karena tidak menganggu mate kecilnya sehingga Ron masih diterima di Hogwarts.
sedangkan si bungsu Weasley yaitu Ginny, seperti yang Daniel pinta, Ginny di keluarkan dari Hogwarts, dengan tongkat sihir yang di ambil dan di hancurkan di depan matanya, Ginny juga tidak bisa bersekolah dimanapun, dirinya saat ini juga dalam pengawasan para Auror seperti kakaknya bedanya Ginny berada di rumah dan tidak diizinkan untuk keluar dari rumahnya.
dan jika mereka berdua melanggarnya dengan terpaksa Ginny dan Ron akan di masukan kedalam penjara.
di Hogwarts sendiri Ron sudah tidak memiliki teman, bisa dibilang dia sendirian tanpa siapapun mau menegurnya, bahkan dua temannya yang selalu ikut dengannya untuk melakukan kekekrasan terhadap murid lainnya khususnya kepada Nevile dan Logan walau mereka bisa melawan tapi mereka berdua tidak ingin membuat masalah baru karena tidak ingin Ron memutarbalikan fakta jika mereka balas menyerang Ron, tentu saja Ron menyerang Nevile atau Logan saat mereka berdua sedang sendiri.
"Harry..." panggil Daniel saat ini mereka berdua tengah duduk di bawah pohon menghadap ke danau hitam di hutan terlarang, tidak, hanya daniel yang duduk sedangkan Harry tidur di rumput dengan paha Daniel menjadi bantalannya.
"hmm?"
"ada yang aku pikirkan saat ini"
"apa itu?" tanya Harry sambil mendongkakan dan menatap Daniel yang juga menatapnya
"saat kau diserang oleh wezel kecil, aku langsung masuk kedalam danau hitam, aku hanya terfokus untuk mencarimu dan membawamu kembali kedaratan, saat itu aku menemukanmu sedang berada di pelukan seorang duyung dengan para duyung lainnya yang melingkarimu" jelas Daniel
"lalu?"
"aku tidak tahu.. aneh saja.. mereka juga langsung memberikanmu kepadaku sambil berkata jika kita harus membawa dunia ini kembali ke masa tentram seperti dulu"
"itu cerita yang lain sayang, jangan di pikirkan, duyung adalah mystic creatures yang lama, mungkin mereka merindukan suasana yang nyaman, lihat danau ini contohnya. dulu pasti tidak seperti ini, danau ini berubah hitam karena mereka yang ada didalam sana ingin melindungi diri mereka, aku merasakannya" jelas Harry
"jadi cukup cium aku dan jangan pikirkan yang lain" lanjutnya sambil menarik tengkuk Daniel dan langsung menyatukan bibir mereka.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To A Day
Fiksi Penggemar-discontinued, will be recreated- Semuanya terasa aneh, namun aku tahu bahwa hal yang aku jalani sebelumnya adalah dimana aku menjadi boneka Namun kini aku tidak akan menjadi sebuah boneka, ini adalah permainanku tak akan ku biarkan kau membuatku da...