PART 1

5K 137 6
                                    

"Ciptaan Tuhan itu penuh keindahan Tetapi juga penuh misteri, ya?"

Wuss...

Semilir angin terasa begitu sejuk menerpa, rambut gadis yang sedang berdiri di balkon terberai tak karuan. Kenakalan angin Pagi ini bagaikan simbol belaian kasih sayang dari Tuhan. Mata di pejamkan, meresapi setiap embusan angin. Senyuman tergambar di bibir mungil nya.

Anneth Delliecia Nasution.

Tidak seperti biasa. Pagi ini air hujan berbaur dengan redupnya sinar mentari.

Tangan mengulur melewati pagar pembatas. Membiarkan titik air membasahi telapak.

Alam adalah ciptaan tuhan yang terkadang ter abaikan dari mata manusia. Andaikan saja manusia meluangkan sedikit waktu untuk memperhatikan alam. Rasa apapun akan berubah menjadi seutas kata Tenang.

Daun jatuh tertiup angin ibarat jatuhnya masalah manusia. terbitnya sang surya ibarat munculnya benih semangat baru. Dan redupnya senja bagaikan hangatnya kehidupan.

Tubuh mendadak tersentak kaget. Suara genturan cukup keras datang tanpa permisi.

Senyum nya menyeringai, nanar.

Ia kembali menikmati jatuhnya air. Yang rela jatuh meski ribuan bahkan jutaan kali. Tanpa sedikit pun mengeluh atau bahkan marah.

Halaman rumah yang di penuhi bunga dan beberapa pohon terlihat begitu segar. Rumput semakin menghijau, udara pun semakin menyejuk

I thought that I've been hurt before.

But no ones ever left me quite this sore.

Your words cut deeper than a knife.

Now I need someone to breathe me back to life.

Alunan nada lagu stitches dari Shawn Mendes mengalun tiba tiba.

"Halo."

"Neth! Lo gak Sekolah? Sepuluh menit lagi masuk! Lo ada diman-"

"Rumah. Bentar lagi berangkat," potong anneth cepat

Tidak berniat mendengarkan ocehan Joa sepagi ini. Anneth memutuskan sembarang telepon sepihak. Berjalan menyahut tas warna merah maroon di atas nakas.

"Bi rok cia mana?" Tanya nya seraya menuruni anak tangga dengan sedikit berlari.

Sosok perempuan paruh baya berumur sekitar lima puluh tahunan keluar dari dapur Lantas menyodorkan kotak persegi berwarna biru laut. "ini non cia. jangan lupa dimakan ya non"

Anneth menyambut kotak itu dengan senyuman "Iya bi makasih"

Detik berikutnya Ia memasukan kotak itu ke dalam tas Dan kembali berlari manuju bagasi. Terlihat mang Parjo tukang kebun sekaligus supir sedang sibuk dengan konsentrasi penuh mengotak ngatik ban Mobil.

"mang Parjo mobil cia kenapa?"

"bocor atuh non. Tadi amang bawa ke POM. Ealah waktu pulang kena jebakan paku kapten America atuh," terang nya berlogat Sunda.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang