"Bayangan terjadi karena ilusi."
Happy Reading❤
"Pilih cokelat atau vanilla ya?"
"Stoberi enak juga."
"Tapi melon juga enak."
"Apa anggur aja?"
"Atau jeruk?"
"Semua aja." Anneth memasukan semua milkshake yang daritadi ia jajar di rak. "Daripada gue puyeng."
Akhirnya keranjang merah itu penuh dalam waktu sepuluh menit. Ini sudah menjadi kegiatannya setiap malam jumat sebagai jadwal untuk mengisi stok kulkas. Dari segala jenis makanan ringan, buah, es krim, coklat, wafer, beberapa botol mineral sampai milkshake.
Berjalan santai menuju kasir dengan tentengan seranjang penuh. Langkah kaki mendadak berhenti. Entah perasaan nya saja atau bagaimana. Mendadak Anneth menoleh ke belakang, namun ia hanya mendapati koridor kosong. Bulu kuduk berdiri tiba-tiba. Entah kenapa ia merasa jika ada seseorang yang baru saja berkelebat.
"Perasaan masih jam delapan. Masa hantu udah mulai keluar," kata Anneth menenangkan dirinya sendiri.
Sial. Tepat saat Anneth menoleh ke depan, sekelebat hitam seakan berlari di hadapannya. Tanpa berpikir panjang. Ia langsung bergegas menuju kasir. Ia yakin memang ada kejanggalan.
"Semuanya jadi dua ratus lima puluh ribu rupiah."
Gadis itu mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribu. Reflek tangan nya langsung menyerobot dua kantung kresek besar di meja kasir lantas berjalan cepat keluar.
"Mbak kembaliannya," teriak petugas kasir.
"Ambil aja," jawab Anneth sambil menarik gagang pintu. Lima puluh ribu lebih baik ia relakan daripada harus berlama-lama di tempat ini.
Memilih berjalan kaki kembali menuju rumah menjadi penyesalan terbesar kali ini. Harusnya ia naik taxi saja. Bagaimana tidak, selain hari ini malam jumat insiden sosok berbaju hitam beberapa waktu lalu berhasil meracuni pikiran.
Angin menerpa pelan. Mendadak suasana berubah menjadi horror. Serasa bulu seluruh badan berdiri. Memandang pepohonan di sisi jalan bergerak-gerak. Disusul suara burung hantu yang menambah suasana horror.
Anneth memegangi tengkuknya. "Jadi parno kan gue."
"Tenang." mengatur napas, tarik napas buang napas. Sekali lagi menengok ke belakang untuk memastikan halusinasi yang tidak benar.
Hanya membulatkan mata yang bisa gadis itu lakukan sekarang. Sosok berjaket hitam menutupi kepala. Kali ini Anneth hanya mampu menelan saliva dalam-dalam melihat sosok itu mulai berjalan mendekat.
Lari. Meski kaki bergetar hebat ia terus berusaha berlari menjauh dari sosok yang masih mengejar dengan kepala menunduk.
Bruk!
"Astaga," ucap Anneth kaget melihat bi Surti berdiri di samping gerbang.
"Bi-bibi ngapain?" terusnya dengan napas terengah-engah.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Teen FictionCerita tentang keseharian Deven dan Anneth a.k.a Denneth. Kepo? Baca makannya.