"Apakah waktu yang berhasil mengubah kamu?"
"Shit!" maki gadis itu mengepalkan tangan.
"What the fuck."
"Bitch!"
"What the hell," balas seseorang di hadapannya tersenyum renyah sambil melipat tangan di bawah dada.
"Maksud lo apa kempesin ban mobil gue?!" Anneth mendorong bahu Marsha dengan kasar. Mengingat seluruh ban mobil kempes tanpa tersisa sedikit pun udara.
Merasa tidak terima Marsha mendorong balik bahu Anneth.
"Itu balasan dari jus gue kemarin."
Plak!
Satu layangan tamparan melandas sempurna di pipi bersemu warna khas blush on milik Marsha.
Plak!
Satu tamparan panas berganti melandas di pipi Marsha. Tatapemosi muncul. Atmosfer mendadak memanas. Tangan Marsha cepat melesat meraih rambut Anneth. Tak ingin kalah ia menarik rambut kuncir kuda Marsha.
Adu jambak terjadi.
Koridor yang tadinya sepi sekarang berubah membentuk gerombolan lingkaran. Sorak sorai siswi seperti sedang menonton aksi duel maut sepanjang masa. Sesekali tubuh mereka saling terdorong menghantam tembok namun hal ini tidak meredamkan keadaan.
"Ayo-ayo!"
"Ayo Neth!"
"Ayo Sha!"
Seolah sorangan itu semakin membakar semangat kedua gadis itu untuk terus beradu kekuatan tangan.
"BERHENTI!"
Teriakan wanita tujuh oktaf mengalihkan pandangan seluruh penonton adu jambak pada sumber suara. Sontak seluruh penonton membiarkan barisan menyisakan dua gadis yang sudah saling melepas mangsa.
"Apa-apa'an ini?!" bentak nya lagi. Lantas menggelengkan kepala.
"Kalian lagi?"
"Dia tuh bu," tunjuk Marsha pada Anneth.
"Apa lo? Lo yang mulai."
"Lo yang mulai."
"Lo!"
"Bacot ya lo!"
"Diam!" bentak nya lagi. "Kalian berdua ikut saya ke ruang bk."
"Marsha yang mulai duluan bu," bela Anneth lagi. Mata Marsha membelalak.
"Lo duluan yan-"
"Ikut saya!" Suara bu santi semakin keras masuk ke gendang telinga. Membuat perdebatan Anneth Marsha mendadak hening. Ruang bimbingan konserling.
Di sini mereka sekarang. Ruang bk. Duduk di hadapan bu Santi dengan tatapan mengintimidasi. Tanpa berkutik Anneth dan Marsha membisu.
"Ada apa lagi dengan kalian?" tanya bu Santi membuka percakapan.
"Dia yang mulai duluan bu."
"Si Anneth yang mulai duluan. Dia yang bikin gaduh."
"Gak bakal ada asep kalo gak ada api," jawab Anneth acuh memiringkan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Teen FictionCerita tentang keseharian Deven dan Anneth a.k.a Denneth. Kepo? Baca makannya.