Twenty Two

2.3K 516 60
                                    

Author hye no edit edit club😎





Soulmate!





Hyunsuk mengaduk teh yang hendak ia sajikan untuk Pak Jiwon—yang ia panggil ayah dari kekasihnya—yang duduk memperhatikan isi apartemen.









Hyunsuk menghela napas lalu berjalan dengan nampannya mendekati pria 40 tahunan itu.









"Silakan Abeonim," ujar Hyunsuk setelah menaruh secangkir teh dan beberapa biskuti di depan tamunya.










Pak Jiwon diam, memperhatikan Hyunsuk  dari atas sampai bawah. Hyunsuk merasa tidak nyaman, tapi ia mengerti kenapa Pak Jiwon seperti itu.











Mata Pak Jiwon fokus kepada tato Hyunsuk, ia tersenyum lalu kembali menatap mata Hyunsuk.










"Kau senang bersamanya?"










Hyunsuk mengedip cepat, bingung ke arah mana ia bertanya namun sedetik kemudian tersedar begitu Pak Jiwon menunjuk tato Hyunsuk.











Hyunsuk tersenyum, "lebih dari senang,"











Pak Jiwon terkekeh, "syukurlah,"











Obrolan mereka berhenti. Pak Jiwon kembali melihat interior apartemen, matanya fokus pada poto-poto yang terpampang cantik di shelf sekitar tv.










Poto Byounggon bersama sahabatnya, foto Hyunsuk bersama sahabatnya, juga foto Byounggon dan Hyunsuk bersama.













"Kau tinggal bersamanya?"









"Eum--ya,"











"Syukurlah ia bisa menerimamu,"











Dahi Hyunsuk mengerut, "maaf?"












Pak Jiwon menoleh, "dia tidak menceritakannya? Kurasa memang tidak pantas untuk diceritakan. Maaf aku bicara lancang,"













Hyunsuk diam, begitu pula Pak Jiwon.  Ia menarik tasnya lalu menyesap teh dan berdiri dari duduknya.










Hyunsuk memperhatikan, lalu ikut berdiri hendak mencegahnya pergi.












"Kurasa aku tidak bisa lama di sini. Kau tahu, dia akan marah jika tahu aku menginjakan kaki di sini,"










Hyunsuk diam, lalu mengangguk kecil.









"Maaf," ujar Hyunsuk.










Pak Jiwon menoleh dengan kebingungan, "untuk apa?"












"Tidak bisa mempertemukanmu dengan Byounggon Hyung. Aku yakin kau merindukannya,"









Pak Jiwon terkekeh. Ia menepuk pucuk kepala Hyunsuk dan mengistirahatkan tangannya pada bahu Hyunsuk.











"Aku sepertinya tahu alasan ia menerimamu. Kau hangat dan penuh pengertian. Tidak seperti aku,"











"Itu tidak--"








"Sampai jumpa anak kecil, walaupun aku tidak yakin akan bertemu denganmu lagi atau tidak. Ah, terutama di hari pernikahan kalian kelak,"












"Abeonim..."









"Jaga Byounggon untukku,"











Ceklek.











"Hyunsuk aku--k-kenapa kau--"







Jantung Hyunsuk berdegup kencang begitu Byounggon masuk ke apartemen dan melihat Pak Jiwon di depannya.








"Hyunsuk--"








"Bukan dia. Aku datang sendiri, jangan memarahinya,"








Dahi Byounggon mengerut. Matanya menatap Pak Jiwon dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.









"Mau apa kau?" tanya Byounggon dingin. Sangat dingin.









"Merindukan anakku tentu,"











"Aku bukan anakmu,"











Pak Jiwon diam. Ada rasa nyeri menusuk di dadanya.










Hyunsuk berjalan mendekati Byounggon dan memegang tangannya agar kekasihnya itu lebih tenang.










Pak Jiwon tersenyum, pahit. "Baiklah, nampaknya aku memang tidak seharusnya ke sini. Tapi ketahuilah nak--"













"--aku merindukanmu dan ibumu,"











Byounggon diam, Hyunsuk terus menenangkannya hingga Pak Jiwon menepuk pundak Byounggon lalu keluar dari apartemen mereka.










Pandangan Byounggon kosong. Hyunsuk memperhatikannya. Memegang kedua pipinya, mencoba menyadarkannya.











"Hyung?"








Seakan kesadaraanya telah kembali, bola mata Byounggon bergetar mencari milik kekasihnya. Ia menatap bola hazel milik Hyunsuk lalu menarik tubuh mungil kekasihnya masuk ke dalam pelukannya.











"Jangan tinggalkan aku," ucap Byounggon lirih dan penuh perasaan sakit.










"Mm, aku tidak akan meninggalkanmu,"










.
.
.








Byounggon tidur setelah menangis selama satu jam. Ia kacau dan Hyunsuk ikut tersakiti dengan itu.










Melihat kekasihnya berada dalam tingkat terburuknya membuat Hyunsuk sangat menyesali tidak bersamanya sejak dulu.











Byounggon menceritakan semuanya, bagaimana ia ditinggalkan kedua orang tuanya hanya karena mereka memaksa bersama padahal bukan soulmate untuk satu sama lain.











Takdir memang sejahat itu.












Soulmate!

[✔️] Soulmate! (Lee Byounggon x Choi Hyunsuk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang