Twenty Seven

2.3K 443 81
                                    

Soulmate!






Terlalu tenang. Keadaan di antara Byounggon dan Hyunsuk terlalu tenang sehingga author bosan dan ingin mengganggu ketenangan ini.










Tapi, nampaknya rencana itu gagal karena.....










"Hyung!" pekik Hyunsuk lalu memukul pundak Byounggon.










Byounggon terkekeh, pasrah dipukul Hyunsuk. Sakit sih. Lagipula Hyunsuk itu laki-laki.










"Oke, jadi sekarang kau yang menraktirku seminggu ya," ujar Byounggon.










Hyunsuk menghempaskan stick PS-nya. Sialan. Menyesal sekali beradu dengan Byounggon. Dia tidak tahu kalo Byounggon jago main game.











Kalau dipikir-pikir pun, Hyunsuk tidak tahu banyak tentang Byounggon.










Jelas, bukannya mereka baru saja bersama? Itupun karena mereka soulmate.










Byounggon berhenti tertawa begitu melihat perubahan mood pada kekasihnya. Oh, tidak. Sepertinya dia salah.









"Sayang?" panggil Byounggon namun tidak dijawab oleh Hyunsuk.











Byounggon menariknya dalam pelukan, mendekapnya erat dan menarik wajah Hyunsuk untuk menatapnya.









"Kau marah? Baiklah, aku tidak akan meminta traktir,"











Hyunsuk menengok. Menatap mata Byounggon yang terlihat bersalah juga mengkhawatirkannya. Hyunsuk masuk lebih dalam ke dalam pelukan Byounggon, merasakan kehangatan tubuh kekasihnya.











Hyunsuk menggeleng, "aku akan menraktirmu, kan sudah janji," ucap Hyunsuk pelan membuat Byounggon semakin kebingungan.












"Kau kenapa, hm?" tanya Byounggon.










Ia membawa tubuhnya bersandar pada kaki sofa, lalu menangkap wajah Hyunsuk untuk menatapnya.












Mereka saling bertatapan. Ugh, lucu sekali, Byounggon tidak kuat.












"Ada apa, hm?" tanya Byounggon sambil mencuri kecupan pada hidung mungil Hyunsuk.









Hyunsuk hanya menatapnya, menerima setiap kecupan yang Byounggon berikan.










Duh, kenapa ia tiba-tiba menjadi melankolis seperti ini?










"Hyung," panggil Hyunsuk akhirnya.









"Iya, sayang,"











Hyunsuk menatap Byounggon lama sekali, membuat jantung Byounggon berdetak tak karuan. Hyunsuk menatapnya dengan serius seperti ini adalah hal yang langka.










"Aku tidak tahu banyak tentangmu. Bahkan aku baru saja tahu tentang keluargamu. Aku belum tahu semua makanan kesukaanmu, hobimu, bagaimana kehidupan pekerjaanmu di luar kuliah, apa yang biasa kau lakukan ketika letih, apa yang membuatmu marah, apa yang tidak kau sukai, apa kau punya alergi atau tidak---"













"hei, kau memikirkan itu sejak tadi?"














Hyunsuk diam lalu menunduk dan mengangguk.












Byounggon tersenyum. Ah, sangat beruntung sekali diberikan soulmate yang perhatian seperti ini. Mimpi apa Byounggon?










"Hyunsuk. Sayang. Pelan-pelan saja, kalau kau penasaran dengan semua itu, kau bisa memintaku untuk cerita,"











"Lagipula, aku juga tidak tahu banyak tentangmu. Kita sama di sini, sayang. Kita saling belajar untuk jadi yang terbaik bagi satu sama lain,"













Bibir Hyunsuk mengerucut, ia ingin menangis. Kata-kata Byounggon sangat benar dan ia senang akan hal itu.










Bila Byounggon berkata ia beruntung mendapatkan Hyunsuk, Hyunsuk justru lebih beruntung.









"A-Aku... Aku hanya merasa gagal menjadi kekasihmu, Hyung. Menjadi soulmate-mu. Sementara aku selalu meminta bantuan ini itu kepada Midam Hyung, karena dia lebih dulu mengenalmu," Hyunsuk mulai menangis.










Byounggon memeluknya erat, membiarkan air mata Hyunsuk membasahi bajunya.











"Ssst, itu hal yang wajar sayang. Itu artinya kau berusaha mengenalku. Aku juga begitu, selalu bertanya ini itu kepada Junkyu, Haknyeon dan Jihoon sampai mereka memberikan catatan panjang yang harus aku pelajari,"












Hyunsuk menatap Byounggon dengan kebingungan. Membuat Byounggon terkekeh karena hidung merahnya terlihat sangat lucu.













Byounggon mengecup hidung mungil itu lalu tertawa, "lucu sekali,"













"Hyung," panggil Hyunsuk mencoba untuk fokus dengan bahasan mereka.














"Iya, sayang,"









"Apa saja yang Junkyu, Haknyeon dan Jihoon bicarakan?"










"Banyak. Mereka bahkan memberikan banyak detail. Apalagi tang berhubungan dengan fashion, haha,"










Bibir Hyunsuk mengerucut. Sepertinya mereka mengungkapkan semuanya kepada Byounggon, kan Hyunsuk jadi malu.










"Dan aku juga jadi tahu dari mereka kalau kau sedih, kau harus dipeluk seperti ini," ujar Byounggon sambil terkekeh.











Ugh, sialan. Hyunsuk benar-benar malu, kan.










"Lagipula, mencari tahu semua tentang kekasihmu adalah hal yang wajar, kan? Itu artinya kau mencoba untuk menjadi yang terbaik bagiku, dan begitupun aku,"










Hyunsuk mengangguk. Lucu sekali.











Tuhan, bolehkah Byounggon menyantapnya?












Ga boleh! -author








Ups.










"Hei," panggil Byounggon lalu mendorong wajahnya masuk pada ceruk leher Hyunsuk.












"Duh, jangan lagi deh Hyung! Besok aku harus menemani Junkyu ke Incheon!"








Byounggon menarik kembali wajahnya, menatap Hyunsuk dengan bibir mengerucut dan wajah memohon.










Ah, sialan kau Lee Byounggon.










"Ah, terserah!" ujar Hyunsuk pasrah.








"Asiik!"







Dengan begitu Byounggon mengangkat tubuh Hyunsuk ke dalam kamar🤧lagi.










Soulmate!




Kata author hye ga boleh ngintip! -hyunsuk

[✔️] Soulmate! (Lee Byounggon x Choi Hyunsuk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang