Thirteen

2.7K 569 128
                                    

Soulmate!



Hyunsuk memandang kosong ke arah depan. Sudah banyak bus tujuan ke daerah apartemennya lewat, tapi ia tidak mempedulikan satu pun.





Hatinya hancur. Sangat.





Ditolak oleh soulmate sendiri? Hey, ini bahkan lebih menyedihkan dari pada putus dari kekasihmu yang sudah lama bersama.




Ups, bukan untuk menyinggung seseorang tentu.





Hyunsuk tidak bisa menangis. Tidak bisa keluar lebih tepatnya. Walaupun rasanya sangat sesak dan ingin mati saja, tapi... Ah, sudahlah!





Ia menatap ponselnya yang terus berdering. Yah, salahnya memberitahu sepupu dan sahabatnya kalau dia memang hendak keluar bersama Byounggon lalu tak mengabarkan mereka lagi.





15 kali nama Jihoon ia abaikan. 23 kali nama Junkyu ia abaikan. 20 dan 17 pesan dari masing-masing juga ia abaikan.






Matanya kembali menatap layar begitu satu nama yang memang ikut menelponnya dan mengirimi pesan tapi tidak sebanyak Jihoon dan Junkyu muncul.






Ju Haknyeon






Hyunsuk menekan tombol hijau pada layar ponselnya lalu mendekatkan ke telinga.




"Hei kau--"







"Ju, boleh aku menginap di tempatmu?"



.
.
.




Byounggon diam di dalam mobilnya setelah Hyunsuk pergi dan meninggalkannya di parkiran restoran.




Ia masih berada di sana sejak satu jam yang lalu. Mencoba menjernihkan pikirannya.





Ia benar-benar bodoh.





"Did he just thought that I used him to make Midam Hyung jealous, even though he would never be?"






Byounggon telah menanyakan itu kepada dirinya sendiri sejak satu jam yang lalu.






"Lee Byounggon, you're a true bastard," lirihnya dan membanting tubuhnya pada setir mobil.




.
.
.




Ting tong





Ting tong



Ting tong




"Hyunsuk?"


Byounggon mulai mengetuk pintu apartemen tentangga depannya itu.



Nihil.





"Dia belum pulang?" tanya Byounggon entah kepada siapa.




Byounggon meraih ponselnya lalu menekan kontak dan menelponnya.




"Please,"





Setelah dering ke 5, telepon diangkat.





"Halo?"




Wait--




"Bukankah ini nomor telepon Choi Hyunsuk?"





"Ah, ya benar. Maaf, Hyunsuk sedang tidak dalam keadaan ingin menerima telepon. Mungkin Anda mau titip pesan ke Hyunsuk?"





Byounggon diam. Ia memijat kepalanya yang mendadak pusing.





"Ah, tidak. Tidak usah,"






"Baiklah. Kalau begitu boleh tahu Anda si--"




Tut.





Byounggon mematikan telpon sepihak dan berjalan lesu ke pintu apartemennya.





Ia bersandar sebentar, mengambil napas panjang, lalu masuk setelah menekan digit password apartemennya.




"You really f*ck it up, Lee Byounggon," ucapnya pada dirinya sendiri.




.
.
.



"So, who was that?" Tanya Hyunsuk setelah Haknyeon menerima teleponnya.




"He cut the phone before I asked, so--"




"Kau tak mengenal suaranya?"




Haknyeon terlihat berpikir, lama sekali, lalu sadar..





"Sepertinya suara kakak tingkat Junkyu itu,"






Hyunsuk menghela napas, "sudah kuduga,"






Haknyeon duduk di samping Hyunsuk dan merangkulnya.






"Tak mau cerita? Kau bahkan menghindari Junkyu dan Jihoon,"






Hyunsuk menatap Haknyeon lalu kembali menghela napas.





"Ju, bagaimana kau bertemu Sunwoo?"




Dahi Haknyeon mengerut, Hyunsuk kembali menghela napas.





"Kau tahu maksudku, Ju,"

Soulmate!

[✔️] Soulmate! (Lee Byounggon x Choi Hyunsuk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang