BAGIAN TIGA
Ketika semuanya tak peduli aku hanya menikmati. Berharap rasa yang pernah ada sudah mati.
°°°
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Menandakan bahwa siswa berlarian menuju gerbang sekolah yang sangat dirindukan oleh para siswa saat jam pelajaran berlangsung.
Sosok yang kini berjalan dikoridor mulai menghampiri vania. Dengan segerombolan teman temannya yang membully vania saat di kantin.
"Heh! Cewe kuno! Sini lo!" kata ivy yang suaranya terdengar sangat keras.
Vania menghampiri mereka, dengan rasa takut yang masih mengganjal di hatinya.
Langkah vania terhenti. Tangannya dicegat oleh cowo yang ingin mengantarkannya pulang tadi.
Otomatis vania menoleh. Dia mendapati alva yang sedang mengerutkan keningnya.
"Kak alva?" vania sedikit kaget saat mendapati alva yang masih menatapnya tajam
"Ya ini gue, lo mau ngapain?" alva tersenyum sinis, tetapi bukan kepada vania, melainkan dengan genk AGAIN.
"Tadi mereka manggil kak, jadi, kusamperin" kata vania ragu.
"Gosah, Yuk pulang" ajakan alva begitu membebaskannya.
Tapi vania teringat oleh kata kata raya. Dia takut, dia tidak boleh terlalu bergaul dengan orang yang akan menyakitinya nantinya. Dan alva adalah alasan permasalahan yang kini mulai menyebar.
"Kak, kak alva ga berhak nyuruh nyuruh aku. Aku bisa pulang sendiri. Lagian sopir aku udah di depan gerbang" vania hanya bersikap tegas, karena ia tidak ingin mendapat masalah terlalu rumit untuk kedua kalinya.
"Plat nomer mobil lo yang mana?" tanya alva sok polos.
Sebenarnya alva ingin menyapa sopir vania dan menyuruh sopir vania pulang terlebih dahulu. Agar alva bisa mengantarkan vania pulang.
"K 1342 L"
Mendengar ucapan vania, alva langsung melihat ke sisi gerbang. Yap dia melihat mobil itu. Alva langsung berlari menghampiri mobil itu.
Alva mengetuk kaca mobil itu.
"Ada apa dek?" tanya sopir itu.
"Permisi pak, vania nya boleh kerja kelompok sama saya? Dia lagi di kelas ngerjain something gitu. Hpnya vania lowbat pak. So, dia ga bisa ngabarin. Trus dia nyuruh saya kesini deh" kata alva dengan wajah polos ala cowo rajin.
"Yaudah gapapa, nanti saya kesini lagi untuk menjemput nona vani" kata sopir itu.
"Ehh, gausah pak, nanti vani saya antar ke rumah, dengan selamat" kata alva sedikit sopan.
"Yaudah" lalu sopir itu menghidupkan mesinnya.
"Beginilah gue, smart people haha" alva bergumam dan tertawa puas.
Alva berlari mendekati vania. Alva terkejut genk AGAIN meluncurkan aksinya lagi pada vania untuk kedua kalinya.
"Haha PUAS LO udah dibelain sama alva mati matian?!" agatha sebagai bos dari genk itu menjambak rambut vania.
Yang hanya dipikiran alva hanya
Goblok banget, kenapa ga dilawan? Perlu gue belain lagi? Dasar cewe kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANIA
Teen FictionALVARO ANGKASA adalah cowo tulen, idaman, playboy, cuek, dan sombong. bertahtakan sebagai anak pertama dari kedua pasangan kaya yang tak ada rasa cinta diantara mereka. meski begitu alva sama sekali tidak membenci mereka. alva hanya ingin keluargany...