BAGIAN SEMBILAN
Lo tuh ibaratkan angin, lo selalu bisa buat hati gue adem, tapi lo hilang saat gue butuh lo. Dan nyuruh gue buat nyari kipas atau AC yang lebih sejuk daripada lo.
°°°
Kejadian kemarin belum membuat hati mereka jera. Mereka masih mengganggu vania.
Entah apa yang mereka pikirkan, mereka seperti cewek murahan yang bisanya hanya mengejar laki laki seperti alvaro.
Masih banyak diluar sana yang memperdulikan mereka, menyayangi mereka melebihi kasih sayangnya pada alvaro.
Percuma saja mereka mengejar alvaro, alvaro tidak akan menggubris cinta mereka, karena mereka hanya terobsesi oleh alvaro dan membuat sekolah menjadi booming.
Menurut alvaro itu adalah hal yang basi.
Vania berjalan melewati kerumunan yang memenuhi mading, sekilas vania melihat mading.
Betapa terkejutnya vania, foto kemarin yang di ambil oleh agatha dan teman temannya sudah terpampang jelas, dan dengan ukuran yang besar.
Vania membelalakkan matanya.
Ada seseorang yang menyadari keberadaan vania di kerumunan tersebut.
"Eh guyss, ini dia cewek murahan yang kemarin lagi jalan sama alvaro!"
Semuanya meneriaki vania dengan nada keras. Mereka semua membuat air mata vania jatuh perlahan.
Terkesan menyakitkan. Seakan semuanya tak ada artinya. Percuma saja vania mencari kesempatan bagi alvaro memilikinya.
Nyatanya kesempatan yang vania buat melukai dirinya sendiri. Vania tidak suka mempunyai masalah, walaupun itu kecil atau besar, vania akan mengalah apapun yang terjadi.
'Apa aku harus jauhi kamu? Sungguh hati ini tak mampu, kamu terlalu menjatuhkanku dalam suatu masalah. Hingga aku masuk sebagai cewek yang mencintai orang yang salah' batin vania mengobrak abrik pikirannya.
Vania tetap menangis, tak ada lagi kesempatan untuk alvaro. Ini akhir, akhir dari semuanya.
"Udah cukup, ini udah berakhir" lirih vania.
"Nggak! Ini nggak berakhir!"
Suara laki laki terdengar dari ujung pintu rooftop, dan berjalan menuju vania, dan menggenggam kedua tangan vania erat.
"Nggak, kak al gak ngerti. Semuanya bagaikan malapetaka buatku" lirih vania.
Alvaro meletakkan kedua tangannya pada pipi vania dan mengelus pipinya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANIA
Teen FictionALVARO ANGKASA adalah cowo tulen, idaman, playboy, cuek, dan sombong. bertahtakan sebagai anak pertama dari kedua pasangan kaya yang tak ada rasa cinta diantara mereka. meski begitu alva sama sekali tidak membenci mereka. alva hanya ingin keluargany...