#5 (ALVANIA)

93 26 0
                                    

BAGIAN LIMA


lain kali aku ga mau kalo disuruh bantuin, karena pada ujung ujungnya kalian nyakitin dan bikin bucin.

°°°

Bel istirahat berbunyi. Arjuna kembali menuju kelas vania. Menagih janji ke perpus pada vania tadi pagi.

"Van, lo ga lupa kan?" arjuna yang sedari tadi di tunggu oleh vania muncul dihadapannya.

"Iya kak tau" vania tersenyum tipis dan mulai melangkahkan kakinya.

"Junaa, mau kemana?" tanya raya yang berlari menghampiri arjuna yang keluar dari kelas vania.

"Mau ke perpus, sayang" arjuna mengacak rambut raya gemas.

"Yodah, nanti pulang bareng yah?" mata raya membentuk puppy eyes yang siapa saja yang melihatnya bisa terpesona.

Vania hanya menoleh ke belakang dan langsung melanjutkan jalannya. Entah apa yang dipikirkan vania, ia merasa tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Vania tak ingin suka pada pacar temannya sendiri. Itu adalah hal terkutuk menurut vania yang sangat dilarang oleh logikanya.

"Lo kok ga nungguin gue sih van?" arjuna terlihat kesal jika ditinggalkan seperti tadi.

"Oh gitu" vania hanya menjawab singkat karena ia sadar, ia bukan siapa siapanya arjuna. Hanya teman.

"Lho kok cuek? Lo cemburu gue sama raya?" arjuna dengan pede nya mengatakan hal itu seperti orang yang tak mempunyai dosa.

"Aku bukan siapa siapanya kakak, aku ga ada hak" vania mengucapkan itu to the point dan tidak mau terlalu bertele tele.

"Lo mau jadi siapanya gue? Gue turutin deh" arjuna kini mulai menatap mata vania lekat lekat. Arjuna melihat ketidak nyamanan vania saat ini.

"Just friend" jawab vania sambil memutar bola matanya malas.

"Yeah you alright, i want it too" arjuna tersenyum, membuat mata arjuna hanya terlihat seperti garis lengkung saja.

Vania hanya mengangguk. Vania sudah menduga jika jawaban kak arjuna begitu. Tidak heran jika ia menjawab seperti itu, vania saja yang berharap lebih pada arjuna untuk dianggap lebih. Dia salah jika dia menyukai pacar orang. Logikanya memaksanya untuk menjauhi arjuna dan berteman selayaknya teman biasa.

Dari belakang arjuna dan vania, Alvaro berlari menghampiri vania yang masih berjalan disamping arjuna. Alvaro ingin mengageti vania. Tapi arjuna menyadari kehadiran alvaro.

"Oops alvaro, lo mau apa?" arjuna berbalik dan tersenyum kecut.

"Yaelah ketahuan, padahal gue mau ngagetin vania" alvaro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

Vania hanya terkekeh geli melihat alvaro yang seperti itu, rasanya alvaro sangat menyebalkan dan lucu disaat yang bersamaan.

"Eh van, lo nurut juga yah, baru kemaren gue nyuruh lo kuncir rambut. Udah di lakuin aja" alvaro bertepuk tangan melihat rambut vania yang di kuncir itu. "gue kira lo ga bakal dengerin ucapan gue" cibir alvaro.

ALVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang