#13 (ALVANIA)

74 13 0
                                    

BAGIAN TIGA BELAS

When you fall, and begin to feel fragile, lean on my shoulders. My hands always hold your hand.

°°°

Vania pergi dari perdebatan gabriel dan raya, rasanya vania sudah lelah dengan semua permasalahan hidupnya. Beribu ribu maaf tidak akan memuaskan omong kosong mereka.

Mencari tempat sepi adalah hal yang sulit, vania tak akan pergi ke rooftop, karna vania takut mengingat alvaro untuk kesekian kalinya.

Akhirnya vania memutuskan untuk pergi ke toilet yang tak jauh dari pandangannya. Disana terlihat sepi karna sebagian besar siswa menghabiskan waktu istirahatnya di kantin.

Di toilet itu ada kaca besar yang tertempel di dinding, beserta wastafel yang dinyalakan vania, vania mencuci mukanya. Vania menatap dalam dalam dirinya pada cermin.

Vania melihat aura yang sangat menyedihkan dari dirinya. Sungguh vania adalah wanita paling menyedihkan di dunia ini.

Sebaik apapun vania pada orang lain, mengapa mayoritas orang tak pernah membalas kebaikan vania? Walaupun vania sangat ikhlas membantu atau berbuat baik pada orang lain, vania hanya ingin dirinya di hargai.

Air mata yang sedari tadi dinanti nanti akhirnya keluar dari pelupuk mata vania yang indah. Mata coklat vania berkaca kaca. Air mata perlahan mengalir di pipinya.

"Kenapa?... Kenapa?... Semua orang bertingkah seakan akan membenciku?"

Vania tak bisa menyembunyikan kesedihannya sendiri. Dia tidak bisa menghapus air matanya dengan tujuan ingin menenangkan dirinya.

Karna sekencang apapun vania menghapus air matanya, itu tak akan bisa merubah segalanya. Semuanya sudah terjadi.

Harusnya vania tau resiko ini dari dulu. Dia harusnya tak pernah memperdulikan omongan atau sikap alvaro padanya. Atau apapun yang alvaro katakan, harusnya vania tak usah menganggapnya berlebihan.

Karna pada ujungnya akan seperti ini. Status alva di sekolah ini cukup populer bahkan satu sekolah mengincar alvaro hanya untuk menjadikan alvaro pacarnya. Tak jarang banyak wanita yang dekat dengan alvaro.

'Kenapa aku bodoh? Aku bodoh mencintai kamu yang kodratnya sudah mencapai tingkat tinggi di sekolah ini. Aku salah berharap, aku harusnya gak pernah nganggep perlakuan kamu lebih'  batin vania.

Vania memegang dadanya, rasa sesak yang pilu membuat dadanya sedikit sakit.

Tidak, ini bukan sakit biasa. Ini bukan hanya sekedar karna sakit hati. Ini lebih sakit daripada itu.

"Dadaku kok sakit yah?"

Vania masih berpikir keras. Dia tak tahu apa yang terjadi. Tiba tiba saja dadanya begitu sakit, vania menangis kesakitan dan terkulai lemas di toilet.

Vania hanya bisa menangis. Dia tak tahu ingin meminta bantuan pada siapa. Dia tak mau membuat masalah lagi. Dia tak mau membuat kehebohan lagi.

Laki laki jakung memasuki toilet cewek dengan wajah panik. Matanya mencari seseorang yang membuatnya menjadi sangat panik.

Betapa terkejutnya alva. Sekarang yang ada di hadapannya adalah vania, cewek itu terkulai lemas sambil memegang dadanya. Dia merasa kesakitan dan meninggalkan bekas air mata yang ada di pipinya.

Alvaro merengkuh wajah vania, tampak terlihat jelas mata alvaro yang hampir berkaca kaca melihat mantan kekasihnya seperti orang tak berdaya.

"Van, kamu kenapa? Kenapa? Kok bisa gini? Kamu jangan nangis. Kamu sakit? Aku bawa ke UKS yah?"

ALVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang