BAGIAN EMPAT BELAS
Don't leave my self. Stay here with me. Really I don't want you far away from me.
°°°
"Gimana sayang? Malam ini cukup menyenangkan bukan?"
Arnold tersenyum puas pada gabriel. Tak disangka gabriel benar benar baik mengizinkannya untuk menyentuh bibir mungil gabriel yang manis itu.
Gabriel hanya tersenyum kecut, dia sebenarnya tak ingin melakukan hal senajis ini. Tapi karna keadaan ekonomi keluarga gabriel yang sangat menurun, gabriel terpaksa melakukan cara ini.
Menurut gabriel ini adalah cara tergampang untuk mendapatkan uang. Mungkin gabriel akan di cap sebagai cewek murahan, tapi gabriel sama sekali tak peduli.
Karna, mereka tidak tahu apa apa tentang hidup gabriel, mereka hanya menyimpulkan orang dari apa yang mereka lihat, mereka tak pernah mencari tau sebab akibat pada orang tersrbut.
"Ini untuk mu, terimakasih, mungkin lain kali aku akan memintamu melakukan ini lagi"
Arnold menyodorkan uang sepuluh juta pada vania. Memang upah nya tidak sedikit, maka dari itu gabriel melakukan hal ini.
Setelah pertemuannya dengan arnold selesai. Gabriel berniatan untuk pulang ke rumahnya, tapi betapa terkejutnya gabriel melihat teman teman alvaro yang sedang menunggu gabriel keluar dari kamar hotel tersebut.
"Gab, tuh alva kasian tolol. Masa lo ga ada hati sih? Dia susah payah nyari lo. Lo malah jauhin dia kayak gini"
Gabriel hanya tertunduk, gabriel merenungkan keputusannya sejenak, bagaimana pun alvaro adalah teman masa kecilnya, bagaimana pun juga alvaro sempat mengisi hatinya yang kosong.
Sangat tidak tega untuk gabriel meninggalkan alvaro, terasa sangat sakit jika menjauh seperti ini.
"Gu-gue gak bermaksud kayak gitu ke alva"
Teman teman alvaro tersenyum kecut, setelah teman teman alvaro mendengar kata kata sadis yang gabriel lontarkan untuk alvaro sudah menjadi bukti kuat bahwa gabriel ingin menjauh dari alvaro.
Salah satu teman alvaro yang lumayan dekat dengan gabriel merangkul pundak gabriel, agar gabriel tidak terlalu tegang dengan pembicaraan ini.
"Lo tenang aja gab, kita bakal bantuin lo. Sekarang lo harus ikut kita"
Gabriel tidak tahu menahu tempat apa yang di rencanakan oleh teman alvaro, tapi apa boleh buat, gabriel percaya dengan teman teman alvaro.
Teman teman alvaro tahu betul jika alvaro sangat menyayangi gabriel. Walaupun alvaro tak pernah menyadari keberadaan gabriel, teman teman alvaro akan mengatakan pada gabriel jika alvaro baik baik saja.
Selama perjalanan, gabriel terlalu asik dengan handphonenya, sehingga dia sama sekali tidak memperhatikan arah kemana mobil yang ia tumpangi itu tertuju.
"Kita mau kemana sih? Kok gue kayak pernah tau jalan ini sih?"
Gabriel terus berpikir keras, hingga akhirnya dia menemukan jalan terang di dalam otaknya.
'Oh shit, ini jalan ke rumahnya alva. Anjir buat apa mereka bawa gue ke sini?'
Gabriel sudah merutuki dirinya sendiri dalam hati, gabriel harap tak ada masalah apa pun yang menimpa dirinya hari ini.
Cukup mendengar celotehan alva tadi sudah membuat gabriel pusing sendiri. Apa lagi yang di rencanakan oleh teman teman alva ini?
"Gab, gue udah janjian sama nyokap bokapnya alva, katanya pengen banget ketemu lo, mereka udah lama ga ketemu lo tuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANIA
Teen FictionALVARO ANGKASA adalah cowo tulen, idaman, playboy, cuek, dan sombong. bertahtakan sebagai anak pertama dari kedua pasangan kaya yang tak ada rasa cinta diantara mereka. meski begitu alva sama sekali tidak membenci mereka. alva hanya ingin keluargany...