☆Down for you Chapter 8☆

374 64 5
                                    

Jinyoung masuk ke gedung olah raga. Pertandingan akan di mulai beberapa menit lagi. Suasana di dalam sangat ramai. Riuh siswa - siswi sekolahnya meneriakan yel-yel dukungan untuk tim basket. Begitu juga pendukung dari tim lawan yang notabene dari sekolah lain. Mereka juga tak mau kalah untuk menyemangati tim basket sekolah mereka bertanding.

Jinyoung berjalan mencari bangku kosong. Ia berusaha mencari posisi duduk terdekat dengan lapangan agar bisa melihat pertandingan dengan jelas.

"Jinyoung!"

Pemuda manis itu mencari seseorang yang memanggil namanya dan mendapati Bambam melambai padanya. Menyuruh Jinyoung duduk di sebelahnya. Jinyoung mengangguk kemudian berjalan mendekat. Di sana juga ada Yugeom yang menyambutnya dengan senyum cerah miliknya.

"Mark pasti senang kalau tahu kau datang kesini" Kata Bambam tersenyum tulus pada Jinyoung yang kini memandang ke arah lapangan basket.

"Benarkah?" Tanya Jinyoung ragu dengan suara lirih nyaris tak terdengar. Mata bulatnya tak lepas memandang sosok pemuda yang tampak paling mencolok dengan rambut pirang terangnya.

Para pemain telah selesai melakukan pemanasan. Mereka mulai berkumpul mendengarkan arahan dan motivasi dari pelatih masing-masing. Suasana mulai sedikit tegang sesaat sebelum pertandingan dimulai. Tak terkecuali seorang Mark Tuan. Jinyoung masih terus memandang Mark dari kejauhan. Pemuda blonde itu tampak menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan. Raut wajahnya terlihat serius tatapan matanya sangat tajam dan Auranya begitu mengintimidasi para lawan. Tapi Ia justru terlihat semakin tampan dan berkharisma. Pantas saja pemuda blonde itu begitu di gilai para gadis di sekolahnya.

Tanpa sadar pandangan mereka bertemu. Entah mengapa waktu terasa berhenti bagi Jinyoung. Orang -orang di sekitarnya terasa menghilang. Seolah hanya tersisa dirinya dan Mark di dalam ruangan luas itu. Bahkan suara teriakan riuh penonton yang memekakkan telinga pun lenyap. Terganti dengan suara degub jantungnya yang berpacu seperti genderang perang. Jinyoung yakin ia tak punya riwayat penyakit jantung sebelumnya. Tapi kenapa sekarang kerja jantungnya begitu tak normal. Detak jantungnya bahkan sangat cepat di sertai desiran halus pada rongga dadanya. Begitu pula perasaan hangat yang melingkupi tubuhnya. Jinyoung yakin dia tidak sedang sakit.

Beberapa saat setelah tatapan intens mereka berdua, Mark tersenyum lebar. Pemuda blonde itu melambai semangat kearah Jinyoung. Mark masih tersenyum begitu tampan membuat Jinyoung ikut tersenyum dengan rona merah yang menjalar di kedua pipinya. Ah sial, kenapa sekarang wajahnya terasa terbakar hanya karena senyum seorang Mark Tuan.

°Down For You°



"Kau lihat, Dia begitu tampan ketika sedang bermain basket"
Jinyoung menoleh kearah Bambam. Dalam hati ia menyetujui pernyataan Bambam tersebut.

"Jinyoung, apa kau ingin menanyakan sesuatu?" Pertanyaan pemuda berambut pink itu membuatnya mengernyitkan dahi tak mengerti.

"Apa maksudmu?"

"Tentang Mark, kau bisa menanyakan tentang Mark padaku. Sekedar informasi aku seseorang yang bisa dipercaya"

Jinyoung tampak berpikir, Ia percaya bahwa Bambam bisa menjaga rahasia tanpa perlu pengakuan dari pemuda itu. Ia memang punya banyak hal yang mengganjal di hatinya berkaitan dengan Mark. Tapi haruskah ia bertanya pada pemuda imut di sampingnya ini?

Pertandingan masih terus berjalan. Tapi Jinyoung sudah tidak fokus memperhatikan pertandingan. Beruntung mereka duduk di bangku yang sebagian besar adalah pendukung tim lawan. Atau bisa di artikan mereka dari sekolah lain. Yang tentu saja pasti tak mengenalnya.

"Jika tidak ada yang ingin kau tanyakan, maka biarkan aku yang bertanya"

Jinyoung kembali menatap Bambam, pemuda itu mengubah ekspresinya menjadi lebih serius. Membuat Jinyoung sedikit takut.

"Jinyoung, bagaimana perasaanmu pada Mark?"

Wajah Jinyoung terlihat menegang. Meskipun ekspresinya masih terlihat datar. Tapi Bambam bisa dengan jelas melihatnya. Jinyoung menunduk, bola matanya mulai bergerak gelisah.

"A-aku—"

"Kenapa kau begitu ragu untuk menjawab, Park Jinyoung?"

Jinyoung meremat kedua telapak tangannya semakin kencang. Pemuda berwajah kekanakan itu terlihat begitu menakutkan di mata Jinyoung.

"A-aku tidak tahu" Jawabnya pelan. Terdengar helaan nafas kasar dari pemuda di sampingnya.

"Mark akan kembali ke Amerika 3 bulan lagi"

Jinyoung mendongak menatap pemuda di sampingnya. Ia terlihat sangat syok.

"A-apa?!"

Bambam menghela nafas sejenak, ia tahu Jinyoung akan kaget mendengar ini. Tapi ia harus melakukannya sebelum terlambat.

"Mark mendapatkan beasiswa di universitas terbaik di Amerika. Dan dia juga harus menepati janji pada ayahnya. Untuk kembali kesana meneruskan bisnis keluarganya"

Jinyoung kembali menunduk menggigit bibir bawahnya untuk menahan perasaan yang berkecambuk dalam dadanya. Semuanya terjadi begitu cepat hingga membuatnya pening. Otaknya bahkan tak sanggup mencerna apa yang sebenarnya ia alami.

Berbagai pertanyaan membingungkan muncul di benaknya. Kenapa Mark tiba-tiba memintanya untuk menjadi kekasih? Kenapa Mark begitu perhatian padanya? Kenapa Mark sangat marah ketika Jinyoung mencoba menghindarinya? Kenapa semua ini terjadi padanya? Apa pemuda Amerika itu sedang mempermainkan perasaannya?

Jinyoung menggeleng cepat. Ia berdiri kemudian membungkuk.

"P-permisi"

Pemuda manis itu melangkah pergi. Meninggalkan bangku penonton dengan perasaan kacau.








TBC




Aku tau ini pendek maaf bangeeeeetttt 🙏🙏🙏 Terima kasih yang udah baca cerita ini 😊😊😊

☆DOWN FOR YOU☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang